"Jadi dia, anak perempuannya Sapphire?" tanya seorang wanita paruh baya yang rambutnya sudah dipenuhi uban. Kita panggil saja dia si Nenek.
Matanya yang terus memandangi Aisley dari kepala sampai sampai ujung kaki itu benar-benar membuatnya sang empu, alias Aisley merasa tak nyaman.
Benar, bagaimana seseorang yang hanya berniat akan sarapan akan nyaman jika tiba-tiba saja ada Nenek tua berwajah antagonis yang ikut bergabung.
Oh, tentu si Nenek tua itu tidak sendiri saja. Melainkan juga bersama suaminya. Kalau dilihat dari wajahnya sih, suaminya kelihatan lebih kalem. Tapi siapa sangka kalau ternyata dia tipikal orang yang diam-diam menghanyutkan?
Aisley tak bohong karena tadi saat ia akan berjalan menghampiri ke empat orang dewasa yang tengah berbincang-bincang ria, salah satu diantara mereka yang tentu aja si Kakek itu tanpa terduga menjulurkan kaki kearahnya. Untung saja, ia bisa menghindar jadi kakinya tidak terjegal oleh si Kakek.
"Ma! Lihat Aisley-nya biasa aja bisa?" tegur Isamu yang sangat menyadari kalau saat ini keponakannya tengah merasa tak nyaman karena ditatap seperti itu oleh Ibu mertuanya.
"Ma!" Ruby yang baru sadar segera ikutan menegur kelakuan tak sopan Ibunya.
Tessa, si Nenek tua itu justru tak merasa bersalah sama sekali. Lebih tepatnya ia memang tidak merasa tindakannya salah.
"Kenapa sih? Mama-kan cuma mau mastiin. Takutnya dia itu justru Sapphire karena wajah mereka berdua benar-benar semirip itu. Apa ya namanya, itu..., bak pinang dibelah dua!" celoteh Tessa sambil mulai mengambilkan sarapan untuk suaminya.
"Mamamu bener, By! Papa aja tadi sempet ngira dia itu Sapphire," timpal Aryan, suami Tessa atau si Kakek itu.
Ruby memutar bola matanya malas. Lalu ia berkata, "ya, tapi tetep aja jangan bikin cucu cewek Mama, bahkan satu-satunya ngerasa nggak nyaman dong!"
Namun bukannya mengiyakan atau memilih diam, Tessa justru menanggapi perkataan anaknya barusan dengan tawa.
"Kalau kata anak muda jaman sekarang tuh jangan baperan! Masa digituin aja ngerasa nggak nyaman sih!" Tak hanya tawa, Tessa juga mengeluarkan kalimat sindiran untuk Aisley.
Meski dirinya sempat merasa tak nyaman tapi itu bukan berarti Aisley takut dengan si Nenek tua Bangka itu ya!
"Aku nggak ada bilang tuh kalau aku ngerasa nggak nyaman? Kenapa kesannya nenek kayak sok tau gitu?" balas Aisley dengan berani.
Tessa yang merasa harga dirinya seperti dinodai pun tak terima. "DIAM YA KAMU! ANAK KEMARIN SORE AJA BANYAK NGOMONGNYA!"
"Yaiyalah banyak ngomong, orang aku udah bisa ngomong. Aku kan bukan bayi yang baru lahir. Umurku juga bulan ini bakal 17 tahun, yakali umur segitu ngomongnya irit," sanggah Aisley cepat.
Aisley benar-benar merasa seperti sedang dejavu.
Ia rasanya seperti sedang menghadapi Mack lainnya. Atau bisa dikatakan satu spesies dengan Mack?
Pantas saja Ibu kandung Aisley asli kena gangguan mental. Kalau dipikir-pikir pun lingkungan sekitarnya bahkan dipenuhi sama orang-orang yang mentalnya berantakan juga alias semuanya kayak orang gila!
Tentu kecuali Om Isamu yang greenflag!
Dan mungkin penyakit red flag nya Tante Ruby sudah mendingan?
"Aisley, kamu bawa sarapanmu ke kamar aja, ya?" Karena Om Isamu yang meminta bahkan menggunakan kalimat yang lembut, maka dengan senang hati ia segera pergi dari sana. Dan melangkah menuju kamar yang semalam ia tempati.

KAMU SEDANG MEMBACA
new journey!! [END]
Фэнтези-Typo bertebaran -Belum revisi CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA (Jika kalian menemukan di apk baca lain silahkan lapor karena itu plagiarisme!) Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya ia sudah meninggal...