Episode 8

62 37 21
                                    

Ramainya koridor tidak membuat Gwen menghentikan langkahnya. Ia tetap berjalan maju menerobos ricuhnya para siswa. Fokus pada tujuannya, kelas Amber.

Sebelum masuk ke dalam, ia lebih dulu mengintip dari luar jendela. Melihat apakah Amber ada di dalam. Netranya melihat sekitar, sampai akhirnya ia melihat Amber tengah duduk sendirian di bangku pojok belakang.

Gwen kemudian meminta izin pada penghuni kelas untuk masuk. Setelah mendapat izin, ia segera berjalan ke arah pojok, menghampiri Amber.

"Hai, Amber!" sapanya saat sudah di samping Amber.

Amber menoleh sekilas. "Mau apa lo?"

Mendengar jawaban ketus dari Amber, membuat Gwen menghela napas berat.

"Soal lomba itu, lo udah nentuin pilihan?" tanya Gwen hati-hati. Ia tidak ingin emosi Amber terpancing.

Amber mendongak. Menatap tajam ke arah Gwen. Ia memang tidak suka dengan kapten timnya.

"Sebelum gua jawab, gua mau nanya. Usulan gua kemaren lo mau nuruti ga? Soal ngerubah gerakan jadi kayak awal," tantang Amber.

"Ga bisa, Am. Kalau kita udah berusaha latihan semaksimal mungkin selama ini, dan sekarang mereka udah pada lancar. Kalau diubah lagi ke gerakan awal-"

"Yaudah gua keluar."

Penjelasan Gwen terpotong karena Amber. Sementara Amber sudah pergi meninggalkan kelasnya. Menyisakan Gwen dengan penghuni kelas yang tidak Gwen kenal.

Helaan napas terdengar keras. Menghadapi Amber memang bukan hal yang mudah. Ia harus banyak bersabar agar tidak menimbulkan keributan.

Selang beberapa menit setelah Amber pergi, Gwen juga menyusul. Untuk apa juga ia berlama-lama di dalam kelas orang lain. Lebih baik ia pergi ke kelasnya sendiri menemui teman-temannya.

***

"YAAMPUN SAYANGKUU GWEN SUDAH KEMBALI," pekik Ruby begitu mendapati Gwen sudah kembali ke kelas.

Suaranya menggelegar bahkan dari arah luar pun terdengar. Membuat seluruh atensi siswa yang di dalam kelas beralih ke arahnya. Gwen yang baru masuk pun kaget dan reflek memelototinya dari kejauhan. Sementara yang dipelototi hanya menyengir lebar.

Namun, sebuah geplakan tiba-tiba mendarat di punggung Ruby. Membuatnya meringis kesakitan. Pelakunya tak lain adalah Casie.

"Lo ngapain, sih?" tanya Ruby ketus.

"Berisik," jawab Casie singkat.

Gwen yang memerhatikan dari kejauhan hanya terkekeh. Terkadang, melihat temannya berdebat kecil membuatnya merasa lebih baik.

"Gimana tadi Amber?" tanya Arneth begitu Gwen sampai di dekat mereka.

Namun, sebelum Gwen sempat menjawab, bahkan ia belum duduk, Seorang siswi dari arah pintu sudah meneriaki namanya. Itu adalah Rora.

"GWEN!"

Menyadari dirinya menjadi pusat perhatian satu ruangan, Rora kemudian tersenyum canggung. Kembali menatap pada Gwen, memberi isyarat agar mendekat.

Gwen yang sudah mengerti, segera mendekat. Rora memberi isyarat lagi untuk semakin mendekat. Gwen mendekatkan telinganya di dekat mulut Rora. Setelah Rora membisikkan tujuannya, Gwen tampak terkejut dan marah. Segera, ia melesat pergi diikuti dengan Rora di belakang. 

***

Gwen menganga melihat kondisi ruang latihan yang kini sudah hancur. Barang-barang berserakan tak karuan. Dipenuhi dengan sampah berserakan. Pakaian-pakaian yang sengaja ditinggal di sana juga berserakan kemana-mana.

A Gwen's Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang