bab 12

198 23 7
                                    

Setelah beberapa saat melintasi hutan dengan menaiki Ranga,Rimuru merasakan udara sekitar mulai berubah.

Hembusan angin membawa bau asap dan abu, tanda bahwa sesuatu yang besar telah terjadi di depan sana.

Ketika dia mendongak, asap hitam mengepul tinggi di atas pepohonan.

Bau hangus dan suara kayu yang terbakar membuat hutan yang tadinya damai kini terasa mencekam. 

Ranga mempercepat langkahnya, melompati akar-akar besar dan melewati pohon-pohon tinggi dengan gesit. Namun, saat mendekati titik asap itu, Rimuru memberi isyarat kepada Ranga untuk berhenti.

_“Di sini saja, Ranga.

Biar Aku periksa dulu,”_ bisiknya. 

Dengan gesit, Rimuru turun dari Ranga dan, dalam sekejap, dia melayang ke udara.

Terbang hanyalah masalah sepele baginya,dia meluncur dengan mudah di antara pepohonan, setelah cukup tinggi dia bisa melihatnya

---

Di atas hutan yang terbakar habis, seekor naga api yang besar sedang mengamuk.

Sisik-sisiknya bersinar merah menyala, seolah-olah bara api mengalir di dalam tubuhnya.

Nafasnya yang berasap menghembuskan api setiap kali dia menggeram, membakar sisa-sisa pohon dan semak di sekitarnya.

Ukurannya luar biasa—panjang tubuhnya mungkin mencapai 29 meter dari kepala hingga ekor, dengan sayap besar yang mampu menciptakan hembusan angin ketika dikepakkan.

Namun, bukan keganasan naga itu yang membuat Rimuru terkejut. Di sisi lain dari area terbuka tersebut, ada tiga kendaraan militer—kendaraan lapis baja ringan Komatsu LAV.

Kendaraan-kendaraan itu terlihat seperti habis terkena semburan api,ada bagian bagian yang meleleh dan semua rodanya terbakar,tapi sepertinya bagian dalamnya masih cukup baik.

Rimuru langsung mengenali bentuk khas kendaraan militer Jepang itu. 

_"Komatsu LAV?!"_ pikirnya dengan keterkejutan. "Bagaimana mungkin benda seperti ini ada di sini?"

---

Kendaraan-kendaraan itu terletak tak jauh dari naga api yang masih mengamuk.

Rimuru memperhatikan lebih dekat dan melihat bahwa pintu salah satu LAV terbuka—tanda bahwa awaknya mungkin telah keluar.

Berkas jejak kaki terlihat di tanah, tetapi tidak ada orang di dekatnya. 

Berbagai kemungkinan berkelebat di pikiran Rimuru. Ini jelas bukan teknologi dunia ini.

Tidak mungkin penduduk Falmart memiliki kendaraan militer seperti ini.
Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal—gerbang dunia lain.

“Jadi, ada gerbang kedua seperti yang muncul di Tempest,” pikirnya sambil tersenyum tipis. “Menarik... Sangat menarik.

Rimuru segera memeriksa medan di sekitarnya.

Api naga terus berkobar, tetapi kendaraan-kendaraan itu tampaknya dibiarkan oleh sang naga.

Ini bukan kebetulan—naga api biasanya menghancurkan apa pun di jalurnya, mungkin orang yang menaiki mobil mengalihkan perhatian naga itu

---

Rimuru mulai menyusun rencana.

Meskipun dia cukup yakin bisa menangani naga ini dengan mudah, dia ingin melihat lebih dulu apa yang sebenarnya terjadi di sini.

Jika kendaraan-kendaraan itu membawa pasukan Jepang, maka mereka mungkin menghadapi masalah besar, dan dia perlu memutuskan apakah akan membantu dan berinteraksi dengan mereka atau tidak.

Tensura x gate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang