bab 2

343 23 6
                                    

Rimuru yang masih sibuk mengerjakan dokumen dokumen yang membosankan kemudian mengambil Secangkir teh hangat yang disajikan dengan sempurna oleh Shuna menjadi hiburan kecil dalam hari-harinya yang sibuk.

Rimuru mengangkat cangkirnya, meminum teh yang harum, dan segera merasakan kesejukan menyelimuti dirinya. "Teh buatanmu enak seperti biasanya, Shuna," ujar Rimuru, memberikan pujian tulus. Rimuru mengangguk puas setelah tegukan pertama. Ada sesuatu yang istimewa dalam teh buatan Shuna; perpaduan rasa dan aroma yang selalu menenangkan.

Mendengar pujian dari Rimuru, Shuna tampak bahagia, dan wajahnya memerah sedikit. “Terima kasih banyak, Rimuru-sama. Saya sangat senang Anda menyukainya,” ucap Shuna lembut, sambil tersenyum manis. Gadis itu yang selalu tampil anggun itu jelas-jelas senang karena bisa menyenangkan Tuanya. Meskipun Shuna adalah salah satu prajurit terkuat di Tempest, dia juga punya bakat luar biasa dalam seni memasak dan meracik teh.

Saat mereka berbincang ringan, Rimuru menyandarkan punggungnya dan melonggarkan bahunya sejenak. Ngomong-ngomong, di mana Shion?" tanya Rimuru tiba-tiba.

Biasanya, Shion gadis ceroboh yang energik, selalu berada di dekat Rimuru, entah itu untuk menjadi sekertaris abal abal atau sekadar mendampinginya. Ketiadaan Shion terasa aneh hari ini.

Shuna tersenyum tipis dan menjawab, “Shion sedang melatih para rekrutmen baru di kamp latihan, Rimuru-sama.

Sepertinya dia sedang sangat serius dengan tugas barunya.”

Rimuru mengangguk pelan, mengerti. Shion memang selalu penuh semangat, terutama dalam hal melatih prajurit-prajurit baru untuk menjaga keamanan Tempest. "Ya, tentu saja dia akan sibuk dengan itu," gumam Rimuru dengan nada sedikit canda. Ia bisa membayangkan Shion yang keras kepala, berteriak-teriak penuh semangat kepada para rekrutan yang mungkin masih ketakutan dengan kekuatan luar biasa yang dia miliki.

Namun, saat Rimuru hendak bertanya lebih lanjut tentang perkembangan pelatihan itu, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh.

Dia bisa merasakan Sebuah anomali, seperti ada getaran halus yang menyebar di sekitarnya. Bukan hal biasa bagi Rimuru untuk merasakan gangguan ini, seolah-olah ada sesuatu yang merobek ruang dan waktu di wilayah kekuasaannya tanpa ijin.

Wajahnya tiba-tiba berubah serius. Rimuru berdiri dari kursinya dengan cepat, membuat Shuna menatapnya dengan kebingungan. “Rimuru-sama, ada apa?” tanya Shuna khawatir.

Sebelum Rimuru bisa menjawab atau mengambil tindakan lebih lanjut, tiba-tiba sesosok bayangan bergerak dengan kecepatan luar biasa dan muncul di hadapannya. Soei, salah satu dari bawahan kepercayaan Rimuru. Ia berlutut di depan Rimuru, wajahnya serius seperti biasanya.

“Rimuru-sama, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan,” kata Soei dengan nada tenang namun jelas.

Rimuru menatapnya dengan penuh perhatian. “Apa yang terjadi, Soei?”

“Di hutan, sepuluh kilometer dari danau besar tempat Lizardmen tinggal, muncul sebuah bangunan aneh berbentuk gerbang besar. Gerbang itu tidak pernah ada sebelumnya, dan muncul secara tiba-tiba. Kami belum tahu dari mana asalnya,” lapor Soe tanpa ragu.

Mendengar kata "gerbang besar," Rimuru mengerutkan keningnya. "Gerbang, ya? Aneh sekali," bisik Rimuru pada dirinya sendiri.

""MASTER"", saya sudah memeriksa fenomena ini. Energi yang tersebar di sekitar gerbang itu sangat tidak biasa. Berdasarkan hasil analisis, kemungkinan besar gerbang ini terhubung ke dunia lain yang belum pernah kita ketahui."

Rimuru merenung sejenak, mencoba mencerna informasi yang diberikan oleh Ciel. "Dunia lain? Apakah itu berarti akan ada sesuatu atau seseorang yang keluar dari gerbang tersebut?"

Tensura x gate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang