Di tengah dataran es yang beku dan sunyi, pohon-pohon besar berdiri kaku, tertutup lapisan salju tebal. Angin dingin yang berhembus membawa butiran es kecil, menciptakan aura ketenangan yang menipu. Namun, di balik keheningan ini, berbagai monster mengerikan berkeliaran, melintasi medan yang seolah-olah tak tersentuh oleh waktu. Ini bukanlah tempat biasa—ini adalah salah satu lantai Labirin yang menjadi bagian dari Federasi Jura Tempest. Sebuah dungeon dengan ratusan lantai, di mana setiap lantai dipenuhi dengan monster-monster kuat dan jebakan mematikan yang didesain khusus untuk untuk memusnahkan para musuh yang berani masuk kedalamnya.
Namun, di kedalaman labirin, jauh di bawah lantai terakhir, terdapat sebuah lantai yang sangat berbeda dari yang lain. Lantai seratus, tempat yang sangat misterius dan rahasia. Tidak seperti lantai-lantai lainnya yang dipenuhi monster buas, lantai seratus adalah tempat yang tenang. Di sini, tidak ada monster berkeliaran. Hanya ada sebuah ruangan besar dengan pilar pilar besar obsidian menjulang tingi,dibalik salah satu pilar terdapat sebuah pintu menuju ruangan lain,ruangan yang terasa sangat kontras dengan lantai-lantai sebelumnya.
Dekorasi ruangan itu sederhana namun elegan, dengan dinding yang terbuat dari batu halus berwarna abu-abu. Di tengah ruangan, terdapat sebuah karpet merah tebal yang membentang dari pintu hingga ke sebuah singgasana kecil di ujung. Cahaya lembut dari kristal sihir yang menggantung di langit-langit menerangi ruangan dengan lembut, memberikan kesan hangat meskipun berada di tempat yang jauh di dalam tanah. Di tengah ruangan, sebuah layar besar terproyeksi di udara. Itu adalah proyeksi sihir yang menampilkan medan pertempuran di atas tanah, tempat pasukan Tempest sedang bertempur melawan pasukan asing yang baru saja keluar dari gerbang misterius.
Di kursi tahta, duduklah sosok yang sangat dikenal di seluruh Federasi jura Tempest, sang pemimpin mereka sendiri—Rimuru Tempest.
Meski dia adalah raja dari para monster, bentuk fisiknya bisa menipu banyak orang. Rimuru saat ini mengambil bentuk seorang gadis cantik berusia dua puluhan.
Dia memiliki rambut biru panjang yang jatuh terurai sampai punggungnya, lembut seperti sutra yang berkilauan. Mata emas berkilau miliknya memancarkan kebijaksanaan, sekaligus sedikit rasa penasaran, dengan tatapan tajam namun penuh perhitungan.
Telinganya panjang dan runcing, mirip dengan telinga ras elf, menambah kesan anggun dan memikat. Dari jauh, seseorang mungkin mengira Rimuru sebagai seorang bangsawan elf yang cantik, namun siapa pun yang pernah bertemu dengannya tahu bahwa dia adalah Salah satu raja iblis terkuat , yang mampu menghancurkan sebuah bangsa hanya dengan lambaian tangannya .
Di sekelilingnya, ada beberapa bawahannya yang Yang setia. Diablo, Benimaru, dan Shion berdiri tak jauh darinya, masing-masing dengan ekspresi penuh hormat dan serius saat mengamati layar yang memperlihatkan pertempuran.
Diablo, seorang Demon Primordial dengan rambut hitam panjang dan senyum licik di bibirnya, berdiri dengan tangan bersilang di dada. Matanya menyipit saat dia menonton pasukan manusia dari dunia lain berusaha menyerang pertahanan Tempest. Di sebelah Diablo, Shion, seorang wanita cantik berambut ungu dengan satu tanduk di dahinya , terlihat gelisah, tangannya sudah tergenggam kuat, menahan dorongan untuk melompat ke medan pertempuran dan menghancurkan musuh.
Sementara itu, Benimaru, Dia adalah Panglima militer tertinggi, berdiri dengan postur tenang namun waspada. Rambut merah apinya bergerak pelan tertiup angin magis, dan matanya yang tajam terus memantau setiap pergerakan musuh di layar.
Rimuru, yang duduk dengan sikap santai, sesekali menyeringai kecil. “Sepertinya tidak ada individu kuat di antara mereka,” katanya sambil memutar matanya ke arah bawahannya. Suaranya ringan dan tenang, seolah tidak ada yang mengancam dari situasi ini.
Diablo mengangguk setuju. “Benar sekali, Rimuru-sama. Beraninya manusia rendahan seperti mereka mengotori tanah suci yang Anda pimpin dengan kehadiran mereka.” Mata Diablo berkilat saat dia berbicara, nadanya penuh penghinaan kepada musuh. “Jika anda mengizinkan, saya akan pergi ke sana sekarang dan menyapu mereka semua tanpa jejak.”
Shion yang berdiri tak jauh dari Diablo langsung menyela dengan suara beratnya. “Saya juga setuju dengan Diablo! Jika anda tidak menghentikan saya, saya sudah pasti akan turun ke sana dan menyiksa mereka satu per satu.” Tangannya mengepal keras, menunjukkan betapa ia tidak sabar untuk bertarung.
Rimuru hanya mengangkat tangannya, memberi tanda kepada Shion dan Diablo untuk tenang. “Tidak perlu terburu-buru. Kita harus mengawasi dulu perkembangan situasi.”
Benimaru, yang berdiri dengan sikap tenang , memecah suasana. Dengan rambut merah menyala dan mata yang penuh perhitungan, dia adalah komandan pasukan Tempest yang sangat berbakat. “Rimuru-sama, saya baru saja menerima informasi terbaru dari bawahan saya, ucapnya sambil menundukkan kepala sedikit. “Berdasarkan informasi yang telah kami kumpulkan, pasukan yang datang dari balik gerbang ini berasal dari sebuah kekaisaran besar yang disebut Kekaisaran Saderan
Rimuru menoleh, tertarik dengan informasi baru itu. “Kekaisaran Saderan?” tanyanya, alisnya sedikit terangkat.
Benimaru mengangguk. “Ya. Kekaisaran ini dikenal sebagai salah satu kekaisaran besar yang hampir menaklukkan seluruh benua di dunia mereka. Dari yang kami pelajari sejauh ini, mereka adalah pasukan yang memiliki pengalaman perang yang luas, dengan sumber daya manusia yang besar. Namun, untuk informasi yang lebih rinci, saya rasa kita harus mengirimkan tim ekspedisi ke sisi lain gerbang.”
Rimuru berpikir sejenak, matanya tetap terfokus pada layar yang masih memperlihatkan kekalahan telak pasukan Saderan di tangan para prajurit Tempest. Menarik gumamnya pelan. “Jika mereka benar-benar sebesar itu, kita tidak bisa menganggap remeh. Meski pasukan kita unggul secara teknologi dan sihir, kita perlu memahami lawan dengan lebih baik. Kirim tim ekspedisi ke sana. Aku ingin tahu lebih banyak informasi tentang dunia mereka—politiknya, kekuatannya, dan terutama… kelemahan mereka.”
Diablo tersenyum licik, “Saya senang sekali Rimuru-sama ingin melakukan langkah cerdas ini. Dunia baru berarti peluang baru untuk menunjukkan keagungan Rimuru sama .”
Benimaru mengangguk setuju. “Saya akan segera mengatur ekspedisi. Kami akan mengirim pasukan yang mampu bertahan dalam kondisi di sisi lain gerbang.”
Rimuru mengangguk. “Bagus. Kita harus tahu apa yang mereka rencanakan. Jika mereka adalah ancaman, kita akan menghancurkan mereka. Tapi jika mereka bisa digunakan... mungkin ada peluang yang lebih besar.”
Shion yang sedari tadi bersemangat menggerakkan tangannya ke pinggang, siap untuk perintah apapun dari Rimuru. “Kalau begitu, izinkan saya ikut, Rimuru-sama! Saya bisa menangani musuh dengan mudah.”
Rimuru hanya tertawa kecil. “Tenang, Shion. Belum saatnya untukmu. Biarkan Benimaru mengatur tim terlebih dahulu. Kita akan lihat apa yang terjadi setelah itu.”
Ruang itu kembali sunyi sejenak, hanya terdengar dentingan pelan dari layar proyeksi yang terus memperlihatkan kemenangan mutlak pasukan Tempest di atas tanah. Pasukan musuh, yang sebelumnya begitu percaya diri, kini terjebak dalam kehancuran total.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura x gate
FantasiaBerlatar delapan puluh tahun setelah perang besar tenma negara Federasi Jura tempest, menjadi sebuah negara maju dengan berbagai ras tingal, tetapi Sebuah gerbang misterius tiba tiba muncul di sebuah hutan di federasi jura tempest, Ras rimuru disin...