Chapter 3 - 4

41 3 9
                                    

Chapter 3 : Pertemuan di Kolam (1)

Tubuh yang terus jatuh seolah-olah ditahan oleh sebuah tangan di udara sebentar, lalu dilepaskan lagi.

Shen Chu Jian berteriak kaget, tangannya menggapai-gapai tanpa berhasil meraih apa pun, hanya bisa menutup mata sambil berdoa agar dirinya tidak jatuh dan hancur.

"Plop!" Air dingin kolam memercik tinggi, berkilauan di bawah sinar matahari, memancar ke segala arah dengan riang.

Seorang pria yang sedang memegang gulungan buku sedikit mengerutkan alisnya, mengibaskan percikan air yang membasahi ujung jubahnya, lalu kembali menundukkan kepala, melanjutkan membaca bukunya. Seolah-olah benda yang jatuh dari langit hanyalah sebuah batu kecil yang tanpa sengaja mengotori pakaiannya, dan tidak layak untuk dilihat.

Shen Chu Jian merasa seolah-olah napasnya langsung tenggelam dalam air, tekanan besar membuatnya hampir menyentuh dasar kolam yang lembut. Untung saja dia mengambil kelas renang waktu sekolah, kalau tidak, mungkin dia tidak akan selamat.

Dengan beberapa kali mengayuh, dia muncul ke permukaan air, dan segera memuntahkan air yang masuk ke mulutnya.

Rambut pendek sebahunya sudah basah kuyup, menempel di wajahnya, membuatnya sangat tidak nyaman. Kaos yang dia pakai berwarna merah, setidaknya tidak terlalu tembus pandang. Namun, kolam ini meskipun tidak terlalu dalam, sangat lebar. Sejauh mata memandang, hanya terlihat riak air, sementara tepi kolam tampak sangat jauh.

"Apa-apaan ini? Tempat pendaratan saja dipilih seburuk ini," gerutu Shen Chu Jian sambil mencari jalan keluar. Akhirnya, dia melihat sebuah paviliun kecil tak jauh di belakangnya. Dengan pasrah, dia berenang ke arah paviliun itu sambil mengomel, "Tempat ini sepi sekali, bagaimana aku bisa menemukan Kaisar Jiade di sini?"

Tangannya meraih pagar batu paviliun, Shen Chu Jian menyeka air di wajahnya dan bersiap-siap untuk naik. Namun, ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seseorang.

Orang itu duduk di tepi paviliun, membalik buku dengan tenang, satu kaki terangkat ke samping. Pakaiannya putih bersih, sikapnya anggun, dan wajahnya sangat sempurna hingga terlihat seperti disinari oleh cahaya keemasan di bawah sinar matahari.

(*masih secantik dulu ya bang hehe)

Belum pernah Shen Chu Jian melihat orang yang begitu tampan. Matanya berkedip-kedip, terpesona.

Meskipun di abad ke-22 banyak orang yang menjalani operasi plastik, tapi belum pernah dia melihat orang yang... sempurna seperti ini. Hidung yang lurus, bibir yang tipis, lekukan wajah yang indah, dan mata yang meskipun tidak memandang langsung ke arahnya, tampak bening seperti mata air.

"Kakak perempuan ini..." Shen Chu Jian yang terpesona akhirnya membuka mulut.

Seketika itu juga, udara di sekeliling menjadi dingin. Pria tampan itu mengangkat kepala, memicingkan mata menatapnya. Matanya yang tadi indah kini dipenuhi dengan... apa itu? Amarah?

Shen Chu Jian gemetar, langsung tertawa kering, "Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu bacaanmu, tapi bisakah kau membantu menarikku naik? Aku tidak bisa memanjat ke atas."

Pria berbaju putih itu menatapnya dengan dingin, menutup bukunya perlahan, lalu berdiri tanpa sepatah kata pun. Dari lengan bajunya, seutas tali sutra tipis muncul dan melilit jari Shen Chu Jian.

Shen Chu Jian tertegun, merasakan ada bahaya dari orang di depannya. Tapi bukankah wajah seseorang mencerminkan hatinya? Gadis secantik ini, seharusnya tidak akan menyakitinya, kan?

Jelas, Shen Chu Jian tidak pandai membaca bahasa tubuh. Pria di hadapannya jelas marah, dan terlihat siap untuk mencekik lehernya dengan tali sutra itu. Dia sangat membenci orang yang menyebutnya cantik, dan Shen Chu Jian baru saja memanggilnya "kakak perempuan," seperti meminta kematian!

[2]The Deep Palace : Love and Calamity of the Phoenix/Qing Luan Jie (深宫情鸾劫)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang