Chapter 111 - 112

18 3 4
                                    

Chapter 111 : Kematian Tragis Han Meiren

Pada pagi hari berikutnya, matahari tersembunyi di balik awan tebal, dan langit serta bumi tampak suram.

Begitu selesai dari rapat istana, Helian Junyao langsung menuju Istana Yeting. Xiao Yun dan Kasim Lu mengikutinya dari belakang, tak berani mengucapkan sepatah kata pun.

Seorang selir yang baru masuk istana tewas dengan kondisi mengerikan. Siapakah pelakunya? Satu-satunya orang yang pernah berselisih dengan Han Meiren hanyalah Bai Zhaoyi, namun setelah pesta, Bai Zhaoyi sudah dihukum dengan pemotongan jatah bulanan selama setengah bulan. Tak masuk akal jika masih ingin menghabisi nyawanya.

Kerumunan sudah memenuhi bagian luar Istana Yeting, para pelayan istana terlihat panik, dan dua selir lain yang terlalu ketakutan sudah dipindahkan ke istana lain. Kamar tempat Han Meiren tinggal disegel, dijaga oleh Jing Liang yang memberi jalan ketika melihat Helian Junyao datang.

Begitu pintu dibuka, bau darah langsung menyengat. Jenazah Han Meiren sudah dipindahkan, tetapi darahnya masih berceceran di mana-mana. Dari kekacauan di kamar, tampak jelas bahwa ada perlawanan sengit di sana.

Han Meiren mungkin tidak memiliki keahlian bela diri, dan jika ia bisa bertahan cukup lama melawan penyerangnya, kemungkinan si pelaku juga bukan ahli dalam bela diri.

"Para penjaga Yeting mengatakan tak ada kejadian aneh di malam sebelumnya, mereka berpatroli lalu tidur. Namun di tengah malam mereka mendengar teriakan, tapi tak ada pelayan yang keluar dari kamarnya. Baru menjelang pagi ada yang merasa ada yang aneh dengan kamar Han Meiren, dan ketika mereka mendobrak pintu, Han Meiren sudah meninggal," lapor Jing Liang dengan tenang.

Helian Junyao mengernyit. Ia tak takut pada darah, dan tak ada yang lebih paham pembunuhan daripada dirinya. Istana Xiaoyao adalah organisasi pembunuh, jadi ia tak akan mudah dikelabui.

Setelah memeriksa sekeliling, ia menginstruksikan Xiao Yun untuk mengumpulkan data tentang jenazah, kemudian berencana pergi.

Namun, begitu ia melangkah keluar dari Istana Yeting, ia melihat Chu Jian datang berlari dengan rasa penasaran. "Kakak Kaisar, kudengar ada insiden di sini tadi malam?"

Helian Junyao memandang wajahnya, tertegun sejenak, kemudian mengangguk.

Chu Jian memang penakut, tapi sangat penasaran. Pagi-pagi, setelah mendengar dari Hongjin tentang kejadian ini, reaksi pertamanya adalah takut dan memeluk Luqi. Namun reaksi keduanya adalah ingin melihat langsung. Han Meiren baru sehari di istana, lalu terjadi pembunuhan. Bagaimana Helian Junyao akan menjelaskan ini kepada keluarganya? Kasus ini harus diselidiki sampai tuntas agar semua orang bisa tenang.

"Biar aku lihat ke dalam. Aku besar dengan membaca cerita detektif seperti Sherlock Holmes dan Conan," ujar Chu Jian sambil tersenyum. "Siapa tahu aku bisa menemukan petunjuk."

Kaisar sedikit mengangkat alisnya, menahan Chu Jian yang hendak masuk ke Istana Yeting. "Aku akan mengurus ini, kau tidak perlu melihatnya. Terlalu mengerikan."

Chu Jian yang bergelayut di lengannya berkata dengan tidak puas, "Apakah kau sudah tahu siapa pelakunya?"

Helian Junyao menggeleng. Ia bukanlah dewa, tidak mungkin tahu pelakunya hanya dengan melihat sekilas. Namun, satu-satunya yang terkait dengan Han Meiren hanyalah Bai Zhi. Bai Zhi sudah berdoa di Istana Xuesong. Meskipun bukti menunjuk padanya, Helian Junyao merasa itu bukan perbuatannya.

Chu Jian mendekati Helian Junyao sambil bergumam, "Hanya ada satu kebenaran."

(*kata-katanya Conan wkwk)

Kaisar menatapnya, terkejut, dan bertanya, "Apa yang kau ketahui?"

Chu Jian berbalik dan tersenyum, "Aku hanya mengutip ungkapan saja."

[2]The Deep Palace : Love and Calamity of the Phoenix/Qing Luan Jie (深宫情鸾劫)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang