Chapter 143 - 144

13 3 7
                                    

Chapter 143 : Aku Masih Memiliki Dia

Xiao Yun tersenyum kecut, melihat tingkah kekanak-kanakan tuannya. Tidak bisa menahan tawa, ia merasa geli sekaligus heran. Xiao Chu Jian begitu mudah tertipu—begitu mendengar sedikit suara, ia segera menghentikan langkahnya, menoleh cepat ke arah Helian Junyao, lalu berkata ragu, "Kakak, kenapa denganmu?"

"Tidak apa-apa." Helian Junyao menjawab dengan tenang, meskipun jelas terlihat ada sedikit warna merah dari sela-sela jarinya. Luka di punggung dan pinggangnya cukup dalam, bergerak sedikit saja sudah membuatnya robek lagi. Meskipun Chu Yunqi sudah sangat berhati-hati merawatnya, sayangnya hari ini lukanya kembali terbuka.

Chu Jian panik dan segera mendekat, menatap tangan sang kaisar, lalu berkata khawatir, "Lukamu pasti terbuka lagi, bukan? Kenapa kau bisa ceroboh sekali! Luka sedalam itu, apakah Chu Yunqi tidak menjahitnya?"

"Sudah dijahit, tapi tetap saja berdarah sedikit." Kaisar menjawab dengan tenang, tak ragu sedikit pun terhadap lukanya. Melihat kekhawatiran yang terpancar dari wajahnya, hati kaisar akhirnya sedikit cerah.

Ia sempat berpikir Chu Jian tidak peduli lagi padanya, tapi ternyata ia tetap khawatir. Seseorang sedang berpikir bahwa jika lukanya terbuka lagi beberapa kali, akan jadi kesempatan bagus untuk menggoda dia.

(*aiyoo, si Yaoyao akhirnya mengeluarkan jurus 'lemah' para ML wkwk)

"Tidak bisa, luka yang sering terbuka seperti ini bisa infeksi dan terkena tetanus!" Chu Jian berkata sambil mengerutkan alis. "Harimau juga binatang, cakar yang mencakar sedalam ini, siapa tahu mengandung virus rabies! Tapi di sini tidak ada vaksin rabies, lalu bagaimana?"

Helian Junyao terdiam, merenungkan dalam hati: "Vaksin rabies itu apa?"

Xiao Yun yang melihat perubahan suasana tuannya ini merasa lega; auranya yang biasanya dingin sekarang mulai mencair. Padahal, siapa yang waktu itu di Istana Wanyue berteriak-teriak pada Chu Jian? Siapa yang beberapa hari ini di Istana Chaoqian memasang wajah muram karena menunggu dan tidak dikunjungi? Kini, siapa yang tiba-tiba bersikap seperti anak kecil yang ingin dimanja?

"Kalau begitu, mungkin sebaiknya Chu Yunqi membuka lukanya, membersihkan dengan alkohol supaya lebih aman." Chu Jian berpikir sejenak, lalu berkata serius.

Helian Junyao menaikkan alis, menatap dingin sambil bertanya, "Lalu selama beberapa hari ini, apa yang kau lakukan? Baru sekarang menyuruhku membersihkan luka, bukankah sudah terlambat?"

Chu Jian tidak menyadari nada kesal dalam ucapannya, ia hanya menatap pinggang Helian Junyao dan menjawab, "Bukankah beberapa hari lalu, Kakak menyuruhku untuk tetap diam di istana? Jadi aku hanya diam dan tidak datang mengunjungimu. Lagipula, aku bukan tabib, datang pun tidak akan membantu."

Helian Junyao: "..."

Dia sengaja, bukan? Kaisar tahu perkataannya waktu itu memang terlalu keras, tapi sekarang mendengar jawabannya justru membuatnya merasa sedikit kesal.

"Baiklah, biar aku membalut lukanya lagi. Aku akan panggilkan Chu Yunqi," kata Chu Jian, berlari ke pintu untuk memanggil pelayan, lalu kembali dan bertanya pada kaisar, "Apakah kau mau makan sesuatu?"

Kaisar menatapnya dan bertanya, "Kau yang akan memasaknya?"

"Iya, aku bisa membuat beberapa hidangan sederhana. Kalau kau tidak punya nafsu makan karena sakit, biar aku buatkan mie untukmu?" Chu Jian mengedipkan mata, berkata pelan.

Helian Junyao mengangguk, memperhatikan Chu Jian yang berlari menuju dapur istana. Ia bersandar ke belakang, menunduk menatap pinggangnya, dan tersenyum kecil. Apa yang sebenarnya sedang ia lakukan?

[2]The Deep Palace : Love and Calamity of the Phoenix/Qing Luan Jie (深宫情鸾劫)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang