Setelah selesai shalat subuh, seperti biasa tirai yang menghalangi shaf santriwati dan santriwan dibuka, karna akan ada kajian subuh.Kajian pun dimulai dengan ustadzah Laura yang kali ini akan membawa kajian tersebut, kajian pun dimulai dengan tenang. Semuanya mendengar kan seksama apa yang disampaikan oleh ustadzah laura. Begitu juga ke empat gadis ini, tapi ya mereka kebayakan mengomongin si ustadzah laura ini.
Karna ustadzah laura ini lebih banyak melihat ke santriwan daripada santriwati, tapi bukankah ia harus menjaga pandangan? Itu salah satu contoh buruk sih perkataan empat gadis ini.
Setelah 1 jam, akhirnya kajian yang di bawa oleh ustadzah laura selesai, semuanya pun mulai melaksanakan shalat dhuha, dengan zevan yang kali ini menjadi imamnya, kebanyakan santriwati senyam-senyum sendiri, karna ya banyak santriwati yang suka atau kagum pada seorang gus zevan ini. Ya ninda juga sebenarnya, ia seperti orang gila yang senyam-senyum sendiri tanpa ada alasana yang jelas.
Assalamu'alaikum warahmatullah
Assalamu'alaikum warahmatullah
Shalat dhuha pun selesai, yang sudah berdo'a dan berzikir pun keluar dari masjid untuk segera mengambil sarapan mereka. Begitu juga ke empat gadis ini, mereka tak berdo'a, tak juga berzikir. Mereka langsung keluar dari masjid dan hendak duluan mengambil sarapan mereka.
Saat mereka ingin memakai sendal mereka, tertangkap oleh mata mereka sendal yang sangat familiar bagi mereka, ya itu sendal mereka yang sudah mereka cari kesana kemari tapi tidak ketemu. Tapi apa? Ini, ini sendal mereka itu.
Dengan bahagia mereka pun langsung memakai sendal mereka itu dengan sangat bahagia sambil melompat-melompat, lebih tepatnya seperti orang gila. Untuk saja tidak ada santri yang keluar dari masjid.
"Ni sendal gus kita apain?" tanya aisyah, karna mereka sudah mendapatkan sendal mereka kembali.
"Taruh aja gk sih di pintu keluar shaf santriwan?" ujar anggi dan dapat persetujuan dari ke tiganya.
Mereka ber empat lalu meletakkan sendal yang mereka pinjam dari gus.
"Makasih sendal nya gus" ujar ghina meninggalkan sendal itu.
Mereka semua pun berkejar-kejaran siapa yang lebih dulu mengambil sarapan. Tapi ya sudah pasti tetap mereka yang pertama.
Mereka ber empat pun mengambil sarapan mereka, dan benar saja masih sunyi, tak ada satu pun yang datang. Jadi mereka santai saja makannya. Sampai saat mereka selesai sarapan dan hendak meletakkan piring mereka, sudah banyak santriwati yang datang untuk mengambil sarapan mereka. Setelah meletakkan piring kotor, mereka ber empat lalu kembali ke asrama untuk mandi dan berangkat ke sekolah.
🦋🦋🦋
Kini mereka sudah selesai mandi dan berpakaian.
"Mapel apa aja hari ini?" tanya aisyah membuat anggi memutar bola matanya malas.
"Kan udah lo catet kemarin aisyoott" ujar anggi kesal dengan sahabatnya yang pelupa satu ini.
"Hehe, sorry" ujar aisyah, lalu melihat catatan mapel.
"Hihi, sirry" ejek anggi membuat aisyah semakin menyengir.
"Udah-udah cepet, nanti kita telat" ujar ghina yang sudah menjinjing tasnya.
"Tunggu napa" ujar aisyah yang baru saja selesai menyiapkan mapel.
"Udah kan?" ujar ninda dan dapat anggukan dari ke tiganya.
Mereka ber empat lalu keluar dari asrama dan berjalan ke sekolah, mereka menjadi pusat perhatian karna suara mereka yang merdu tadi subuh. Sesampainya mereka di sekolah, mereka pun langsung masuk ke kelas. Ada beberapa yang memasang wajah tersenyum, dan ada juga sebagian membuat raut wajah tak senang.
Ya mereka hanya acuh, untuk apa juga mereka meneladani krang yang seperti itu? Buang-buang waktu pikir mereka. Mereka pun duduk di kursi mereka.
Bel masuk kelas pun berbunyi, semua murid pun masuk ke kelas mereka masing-masing. Setelah menunggu beberapa saat.
"Assalamu'alaikum" ujar ustadzah mina yang baru saja masuk.
"Wa'alaikumussalam"
"Ck, malah ustadzah ini yang masuk" ujar ninda melihat yang masuk adalah ustadzah mina.
"Enek gue liat tu ustadzah" ujar ghina dan dapat anggukan dari ninda.
"Baiklah anak-anak, buka buku bahasa Arab kalian ya" ujar ustadzah mina.
"Iya" jawab seisi kelas.
Pelajaran pun dimulai, ustadzah mina hanya menyuruh mereka untuk mencatat, tak ada keterangan sedikitpun. Membuat anggi dan aisyah menatap sinis.
"Ni ustadzah apa gk ada ngejelasin apa kek?" ujar aisyah kesal, karna sadari tadi tak ada penjelasan sedikit pun.
"Gk guna keknya tu mulut" ujar anggi yang membuat aisyah tertawa.
"Gk ada penjelasan apa ustadzah?" ujar ghina membuat ustadzah mina yang sadari tadi bermain ponsel melihatnya.
"Tidak" ujar ustadzah mina singkat membuat ghina semakin kesal dibuatnya.
"Emang gk guna tuh mulut anjing" ujar ninda yang melihat ustadzah mina kembali ke ponselnya.
"Emang anjingnya itu nin, gk ada manusia-manusianya" ujar ghina sambil melihat sinis ke ustadzah mina.
🦋🦋🦋
Akhirnya setelah menunggu waktu cukup lama bagi mereka, bel istirahat pun berbunyi, ustadzah mina itu pun berdiri dari duduknya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Dih, langsung keluar gitu aja" ujar ninda yang sudah sangat ingin meremuk ustadzah itu.
"Dahlah, yok ke kantin" ujar aisyah yang berdiri, dan berjalan keluar dari kelas.
Mereka ber empat pun berjalan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan sedari pelajaran ustadzah mina.Sesampainya mereka ber empat di kantin, mereka pun duduk di meja.
"Siapa nih yang mesen?" tanya anggi yang perutnya sudah lapar.
"Gue aja ama aisyah" ujar ghina lalu berdiri dan diikuti oleh aisyah dibelakangnya.
Setelah memesan makanan, mereka ber dua pun kembali lagi ke meja, lalu duduk.
Tiba-tiba...
"HEH!" ujar seorang yang menggeprak meja mereka ber empat, membuat mereka ber empat menatap sinis ke sumber suara.
Waduh, siapa tu ya?🤔 ikuti terus ceritanya yaa
Ikuti terus akun IG authorrr, jangan lupa untuk vote and komen sebanyak-banyaknya
Byeee
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Santriwati Al-Fattah
Teen FictionApa yang akan terjadi jika 4 gadis nakal dimasukkan ke pesantren? ... Cerita ini berkisah kan tentang 4 gadis SMA kelas XI yang berusia 17 tahun yang dipaksa masuk pesantren oleh orang tua mereka, cerita ini juga berlatar belakangan percintaan. G...