9-Gus bagas

174 7 0
                                    


Terdengar suara azan berkumandang dari arah masjid, menandakan mengajak semuanya untuk melaksanakan shalat maghrib. Empat gadis yang sedang asik membaca pun berhenti membaca buku mereka.

"Waktunya shalat maghribbb" ujar aisyah berdiri.

"Simpan dulu novelnya bangsat, nanti para ustadzah tu masuk mampus kita" ujar ghina yang meletakkan novelnya di lemari.

"Iye-iye" ujar mereka ber tiga ikut meletakkan novel ghina ke lemari.

"Sekarang kita wudhuu" ujar ghina berdiri.

"Wudhu di masjid aja gk sih?" Ujar ninda yang males bolak balik.

"Hmm.. Boleh tuh, yok" jawab ghina, mereka ber empat pun keluar dari asrama dan berjalan ke masjid, masih dengan mengenakan sendal nya gus.

"Sebenarnya gue males make ni sendal, tapi mau gimana lagii" ujar ghina malu dilihat para santriwati lain.

"Udah, cepetin aja langkah kita. Biar cepat sampai masjidnya" ujar ninda berlari, ghina, anggi dan aisyah yang melihat itu ikut berlari.

Sesampainya mereka di masjid, ninda langsung melompat ke masjid, sekaligus melepaskan sandalnya.

"Cepet bener lu... Huh.. Huh.." Ujar anggi yang baru saja ingin melepaskan sendalnya.

"ninda gitu lohh" ujar ninda menyentuh dagunya.

"Sok" ujar ghina yang naik ke masjid, membuat ninda menatapnya tajam.

"Udah-udah yok wudhu, gue kagak mau ya jadi antrian terakhir" ujar aisyah, ke tiganya yang mendengar itu langsung saja berlari tanpa aba-aba membuat aisyah yang masih tenang langsung mengejar mereka.

Setelah selesai ber wudhu, mereka ber empat lalu masuk ke masjid dan mengambil barisan pertama, dan sudah tentu di bagian pinggir.

"Gue mau tanya" ujar aisyah ikut duduk di samping ninda.

"Mau nanya apaan lo?" Ujar ninda melihat aisyah yang sepertinya sangat antusias ingin bertanya.

"Yang imam shalat ashar tadi siapa? Suaranya merdu bangettt" ujar aisyah salting ketika mengingat suara itu. Sedangkan ke tiga sahabatnya melihatnya merasa aisyah sudah di mabuk cinta.

"Lo suka?" Ujar anggi membuat aisyah mengangguk antusias.

"Bukan lagi suka, sangat" ujar aisyah membuat ke tiga nya merasa jijik.

"Pendengaran gue dari santriwati lain sih si gus bagas itu" ujar ninda membuat ke tiganya terkejut.

"Lo suka sah? Sama gus bagas itu?" Ujar ghina membuat aisyah langsung menggeleng.

"Gk mungkin si gus bagas itu yang suaranya merdu" ujar aisyah, tak mungkin ia tertarik dengan si gus bagas itu.

"Mungkin aja ya kan" ujar anggi menggoda aisyah.

"Anggii!" Ujar aisyah jengkel dengan godaan anggi.

"Awas lo sah, benci sama cinta itu beda tipis" goda ghina membuat aisyah langsung kesal.

"Ihhh!" Ujar aisyah muak dengan godaan dua insan ini, sedangkan ke tiganya hanya tertawa.

Allahu akbar
Allahu akbar

Ikomah pun berkumandang, ghina, ninda dan anggi yang semula tadi tertawa kini diam mendengarkan ikomah.

"Syutt.. Ikomah" ujar ghina membuat semuanya mengangguk.

Setelah ikomah dikumandangkan, semua jama'ah lalu berdiri, begitu juga mereka ber empat.

Allahu akbar

Shalat pun dimulai, ada yang masih sibuk memasang mukena, ada yang baru saja masuk masjid dan lain-lain.

Assalamu'alaikum warahmatullah

Assalamu'alaikum warahmatullah

Shalat pun sudah selesai dilaksanakan, semuanya lalu berzikir lalu ber do'a, setelah itu tirai penghalang antara shaf laki-laki dan perempuan pun dibuka menandakan kajian akan dilaksanakan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ujar ustadz ikbal yang kali ini akan membawa kan kajian.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" ujar semuanya serentak.

"Baiklah, tema kajian kita pada malah hari ini adalah tentang zina" ujar ustadz ikbal yang membuat semuanya mengangguk.

"Zina, adalah suatu perbuatan yang dimana perbuatan itu harus di pertanggung jawabkan dengan cara ber taubat, jadi bukan hanya dengan ber do'a ampunan saja. Zina itu bukan hanya hubungan badan antara laki-laki dan perempuan, zina juga bisa kita artikan seperti PACARAN" meninggikan suaranya di bagian pacaran.

"Disini pasti tidak ada kan yang gk tahu apa itu pacaran? Pacaran itu adalah suatu hubungan, tapi hubungan yang haram, yang berarti DOSA. Tapi bagi anak-anak jaman sekarang, pacaran itu dianggap seperti kewajiban. Karna jika diluaran kita tidak mempunyai pacar itu pasti diejekinn 'ii gk punya cowo'
'Sok jual mahal' 'pasti gk laku ya?' Seperti itu lah kata-kata yang mungkin akan terlontar saat kita tidak mempunyai seorang pacar diluaran sana."

"Apakah kalian tahu salah satu tanda-tanda kiamat?" Tanya ustadz ikbal membuat semuanya mengangguk.

"Salah satunya ia alah 'pacaran dianggap biasa saja' wallahuallam"

Ke empat gadis yang mendengar ucapan si ustadz ikbal itu menguap, bosan dengan penjelas ustadz ikbal.

"Ni ustadz dari tadi bilang apaan?" Ujar aisyah mengantuk.

"Tentang pacaran katanya" jawab anggi membuat aisyah mengangguk, lalu menyendengarkan kepalanya di bahu anggi.

"Bosen anjir" ujar ninda sudah bosan dengan penjelasan ustadz satu ini.

"Gue tuh mau nya si Jay enhypen yang jelasain, baru gue kagak akan bosen" lanjutnya membuat ghina mengangguk setuju.

"Kalau semisalnya kita berdiri terus teriak, pasti langsung di liatin kan" ujar ghina membayangkan.

"Iya ya, apalagi kalau bilang ustadz itu ganteng di hadapan semuanya" ujar anggi ikut-ikutan membayangkan.

"Beuh, damage nya gk main-main" ujar ninda yang sudah sangat bisa membayangkan hal itu terjadi.

"Ni ustadz siapa namanya?" Tanya ghina membuat ninda langsung menjawab.

"Katanya mereka sih ustadz ikbal" ujar ninda membuat ke tiganya mengangguk.

"Lo kok bisa dapet semua informasi nama-nama ustadz sama yang lain gitu sih nin?" Tanya ghina heran, karna ninda tahu semua nama-nama disini.

"Namanya juga ninda, apasih yang gk bisa" ujar ninda sombong, membuat ghina menyesal menanyakan hal tersebut.

"Ngomong-ngomong para ustadzah disini kok galak-galak sih njir" ujar anggi yang melihat ke ustadzah yang sedari tadi menatap mereka.

"Mana gue tahu" ujar aisyah.

"Eh tap-"

"Kalian yang disana!" Ujar ustadz ikbal menegur ke empat gadis itu, langsung membuat mereka jadi pusat perhatian.

"Saya dari tadi disini menerangkan kenapa tidak kalian dengarkan!" Lanjut ustadz ikbal.

"Sehabis shalat isya nanti kalian saya suruh membersihkan masjid." Ujar ustadz ikbal membuat mereka ber empat membulatkan mata.

"Jangan dong ustadz" ujar aisyah berusaha menyangkal.

"Ganti yang lain aja " ujar anggi, ustadz ikbal yang mendengar itu menggelengkan kepalanya.

"Gk ada kata ganti, pokoknya sehabis isya kalian laksanakan hukuman itu!" Tanda ustadz ikbal membuat ke empat nya mengangguk terpaksa.

















Bikin onar aja dah nih 4 gadis, ck-ck tak baik. Jangan lupa follow, komen and voteee.

Byeeee

4 Santriwati  Al-FattahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang