16-Di obatin

288 14 5
                                    

Jangan lupa voteeeee

Ke empat gadis itu pun telah sampai di depan gerbang belakang pesantren, masih dengan melewati gerbang belakang pesantren. Saat mereka sudah masuk ke pesantren, ada empat pemuda yang membuat mereka terkejut. Ya sudah pasti empat pemuda itu adalah gus zayyan, gus zevan, gus xander dan gus bagas.

"Dari mana aja kalian?" ujar zevan membuat ke tiganya hanya menyengir.

"Hehe, habis beli bakso gus" ujar ke empatnya menyengir.

"Kenapa gk izin" tanya bagas.

"Udah keduluan laper gus" sahut mereka serentak.

"Tunggu" ujar zayyan mendekat ke ghina "ini kenapa?!" Zayyan sambil menyentuh wajah ghina.

"Ninda juga, kamu kenapa" ujar zevan juga ikut menyentuh sudut bibir ninda.

"Ini tadi ketemu preman gus" ujar aisyah membuat ke empat gus itu terkejut.

"Dimana kalian bertemu preman itu?" ujar xander bertanya.

"Di daerah sini" jawab anggi.

"Kamu gk papa ghina?" tanya zayyan ke ghina.

"Gk papa, lagian sedikit kok gus"

"Sedikit? Ini sampai berdarah ghina..." Ghina hanya bisa menyengir mendengar kalimat itu.

"Biarin aja atuh gus, nanti sembuh sendiri"

"Gk, gk pokoknya harus di obati"

"Ck, iya-iya"

"Kamu ninda, gk papa?" tanya zevan ke ninda.

"Aman gus, ini mah kecil" ujar ninda membuat zevan hanya geleng-geleng.

"Tapi tetap harus di obati"

"Mmm... Oke deh"

"Anggi dan aisyah, kalian ada luka?" tanya xander ke anggi dan aisyah.

"Kami. Luka? Oh tentu tidak" ujar mereka ber dua serentak di ikuti tawa, xander dan bagas yang melihat itu hanya bisa terkekeh.

"Sudah, kali ini kalian kami maafkan. Tapi jangan diulangi lagi" ujar xander, membuat ke empatnya senang.

"Kalian kembali ke asrama" ujar zevan membuat ke empatnya langsung berjalan.

"Ghina dan ninda tidak" ujar zayyan membuat ke dua gadis itu memberhentikan jalannya.

"Kalian, berbalik" suruh zevan membuat ke duanya berbalik.

"Kenapa sih gus" ujar mereka ber dua cemberut.

"Sini, biar kami obati luka kalian" suruh zevan.

"Nanti sembuh sendiri palingan gus" ujar ghina diangguki ninda.

"Gk ada penolakan" tegas zayyan membuat keduanya mengangguk pasrah.

"Ninda ikut saya" ujar zevan berjalan ke kamarnya, ninda yang melihat itu pun mengikuti zevan.

"Lah, aku?" tanya ghina menunjuk dirinya sendiri.

"kita ke ndalem" sahut zayyan lalu berbalik berjalan ke ndalem, di ikuti ghina di belakangnya.

🦋🦋🦋

Di sepanjang jalan mereka ber dua ke kamarnya zevan, beberapa santri yang lewat melihat mereka dengan heran. Karna kalau kita lihat ninda berjalan sambil menunduk di belakang zevan.

Sesampainya ninda dan zevan di kamarnya, zevan pun membuka pintunya dan berjalan masuk ke dalam kamar. Ninda yang melihat itu hanya diam di depan pintu, mematung.

4 Santriwati  Al-FattahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang