Selesai melaksanakan sholat isya, ke empat gadis ini lalu membersihkan masjid, sesuai seperti yang di perintahkan oleh ustadz ikbal, karna mereka berbicara saat ustadz ikbal menerangkan kajian."Parah banget dah tuh ustadz" ujar ninda menyapu di dalam masjid.
"Padahal cuma bicara anjing" ujar ghina mengepel apa yang sudah ninda sapu.
"Ni masjid besar lagi" ujar aisyah menyapu di teras masjid.
"Gk ngotak tu ustadz ngasih hukuman" ujar anggi mengepel teras masjid.
"Gelap lagi" ujar anggi melihat sekeliling masjid memang sudah gelap.
"Serem njir" ujar aisyah membuat semuanya melihat ke sekeliling yang sudah tak ada satu pun santri.
"Kok gue merinding ya" ujar ninda melihat bulu kuduknya berdiri.
"Udah-udah, cepetin aja selesai" ujar anggi membuat semuanya segera menyelesaikan hukuman mereka.
Setelah beberapa menit, mereka semua pun selesai membersihkan masjid yang terbilang cukup besar itu. Mereka ber empat pun keluar dari masjid dan berjalan menuju ke asrama.
"Gk ada satu orang pun" ujar anggi melihat sekeliling.
"Ada" ujar ghina membuat ke tiganya melihatnya.
"Di belakang kita ada yang ngikutin" lanjut ghina membuat mereka ber tiga refleks melihat ke belakang.
"Gk ada ya, lo jangan nakut-nakutin" ujar ninda berusaha tidak percaya dengan ghina.
"Iya tuh" ujar anggi yang juga berusaha tidak percaya.
"Lo lupa kalau gue bisa denger yang enggak-enggak?" ujar ghina membuat ke tiganya teringat kalau ghina terkadang bisa mendengar hal gaib.
"Gin jangan gitulah" ujar aisyah memeluk tangan ghina.
"Iya nih" ujar anggi yang juga semakin takut.
"Syut...diem" ujar ghina yang tiba-tiba berhenti membuat ninda, anggi dan aisyah ikut berhenti.
"Kenapa lagi?" Ujar ninda melihat ghina berhenti.
"Dalam hitungan ke 3 kita lari, dan jangan lihat ke belakang" ujar ghina membuat ke tiganya langsung merinding dan bersiap-siap untuk lari.
"1"
"2"
"3!" Mereka ber empat pun berlari kencang ke asrama. Ada aisyah yang sudah menangis, ninda, anggi dan ghina hanya bisa berlari.
🦋🦋🦋
Setelah berlari cukup kencang, akhirnya mereka ber empat sampai di asrama, mereka pun langsung masuk dan mengunci pintu kamar.
"Huh... Huh... Lo.. Denger... Apaan tadi?" Ujar ninda bertanya ke ghina.
"Tadi... Ada perempuan... Berbaju putih... Sama rambut panjang warna hitam.." Ujar ghina membuat ke tiganya terkejut.
"Hiks... Gue takut.. " ujar aisyah yang sadari tadi menangis.
"Lo kok nangis sih sah?" Ujar anggi hampir tertawa karna melihat aisyah menangis.
"Pasalnya takut"
Mereka ber tiga hanya bisa tertawa mendengar aisyah, ya aisyah memang bisa kita bilang paling nyebelin, sekaligus paling cengeng di antara mereka ber empat.
"Emangnya lo tadi dengar gimana? Sampe lo tahu kalau itu mbak kunti?" Tanya ninda membuat ghina berhenti tertawa.
"Gak terlalu jelas sih, tapi kek 'hihihihi' gitu sih" ujar ghina menirukan suaranya membuat ke tiganya bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Santriwati Al-Fattah
Ficção AdolescenteApa yang akan terjadi jika 4 gadis nakal dimasukkan ke pesantren? ... Cerita ini berkisah kan tentang 4 gadis SMA kelas XI yang berusia 17 tahun yang dipaksa masuk pesantren oleh orang tua mereka, cerita ini juga berlatar belakangan percintaan. G...