22-Bekal

135 11 1
                                    

-Happy Reading-
Typo tandain 📌

🦋🦋🦋

Ke empat gadis itu sekarang sedang mendengarkan kajian subuh seperti biasanya, yang membawa kajian saat ini adalah ustadzah laura, yang membuat ke empat gadis ini tahu kelanjutan nya.

Ustadzah laura sedang menerangkan kajian, seperti kemarin, ia hanya melihat ke santri dan sesekali melirik ke zayyan, zevan, xander dan bagas. Sebenarnya ke empat pemuda ini tahu kalau mereka ini sedang di lirik oleh ustadzah laura, tapi mereka tak ingin meneladani lirikannya.

"Lihat, gatel njir tu ustadzah" ujar ghina menunjuk ke arah ustadzah laura yang sedang melirik gus mereka.

"Iya njir, gatel" ujar anggi ikut melihat.

"Kalau pesantren ini punya gue, udah gue keluarin tuh ustadzah gatel" ujar ghina kesal melihat ustadzah laura.

Emang bukan punyamu, tapi punya ayahnya suami kamu ghin😭

"Enek gue sumpah" ujar ninda jijik melihat nya.

"Sama" ujar aisyah.

"Eh-eh lihat, pandangannya balik ke santriwan" ujar ghina melihat pandangan ustadzah laura beralih.

"Benar-benar ustadzah gadungan" ujar anggi geleng-geleng.

"Bukan lagi enek, mau muntah gue lihatnya" ujar ninda yang tak tahu lagi dengan tingkah ustadzah laura.

"Rasanya mau gue tabok tuh matanya" geram aisyah.

🦋🦋🦋

Semua nya lalu berkeluaran dari masjid, mau itu santriwan atau samtriwati, karna mereka akan sarapan setelah itu pergi ke sekolah. Begitu juga dengan mereka ber empat, mereka sudah ada di teras masjid.

"Ghina" panggil seseorang membuat ghina dan yang lainnya menoleh ke orang tersebut. Ternyata dia adalah zayyan dengan zevan, xander dan bagas di belakangnya.

"Iya gus, kenapa?" tanya ghina melihat zayyan menghampirinya.

"Ini ada bekal untuk kalian" ujar zayyan, lalu memberikan bekal ke ghina. Begitu juga dengan yang lain, zevan memberikan ke ninda, xander memberikan ke anggi dan bagas memberikan ke aisyah.

"Ini dari siapa gus?" tanya ghina.

"I-ini dari orang tua kalian" jawab zayyan mencari alasan.

"Loh, kan jauh. Gimana caranya bisa sampai sini?" tanya anggi.

"Itu mereka greb kan kalian, lalu kami masukin ke bekal" terang zevan membuat ke empatnya menganggukkan kepala.

"Yaudah sana, ambil sarapan kalian" ujar xander, mereka ber empat pun langsung pergi dari masjid.

"Untung mereka percaya" ujar bagas menarik nafas lega.

"Iya, padahal itu kita sendiri yang buat" ujar xander dan di angguki semuanya.

Flashback on

Kini ada empat pemuda yang sedang berada di dapur ndalem, lebih tepatnya jam 2 pagi, sebelum semuanya bangun untuk shalat tahajjud.

4 Santriwati  Al-FattahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang