25-Dibawa

465 21 8
                                    

-Happy Reading-
Typo tandain📌

❀(*´▽'*)❀

Zevan dengan bergegas menggendong ninda ke arah kamarnya, perasaan nya sungguh campur aduk, antara khawatir dan takut terjadi sesuatu ke ninda. Ia berlari membawa tubuh ninda dalam dekapannya, hanya santriwan yang melihatnya karena memang kamar untuk para gus dan ustadz di area santriwan.

Walaupun memang kamar zevan berada di area santriwan, tapi tetap saja zevan tidak bisa menghindari ucapan-ucapan yang membicarakannya karena menggendong seorang perempuan. Ditambah dengan membawa nya ke dalam kamarnya. Untung sahaja hanya dua atau tiga santriwan saja yang melihat.

Sesampainya zevan di kamarnya, Ia pun membuka kenop pintu kamarnya, dan langsung masuk, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Karna Ia takut akan ada yang melihatnya. Ia pun membaringkan ninda dengan pelan di tempat tidurnya.

Ia bergegas mencari minyak kayu putih, zevan berlari ke arah lemari, mungkin saja minyak nya ada di situ. Tapi tak ada, ia pun berjalan ke lacinya lalu membuka laci tersebut. Dan ternyata ada, ia pun langsung saja menghampiri ninda. Lalu menempelkannya di hidung ninda, mungkin hanya membutuhkan waktu 5 detik saja ninda sudah membuka ke dua matanya, lalu melihat sekeliling. Berusaha mengenali tempat ia berada.

Setelah melihat-lihat ia pun akhirnya tahu, kalau sekarang ia sedang berada di kamarnya zevan. Karna memang ia pernah kemari waktu zevan mengobati luka di wajahnya.

"Ninda, kamu tidak apa-apa?" tanya zevan melihat ninda yang melihat-lihat kamarnya. Ninda yang mendapat pertanyaan seperti itu pun langsing menjawab.

"Gk apa-apa kok gus" jawab ninda membuat zevan bernafas lega.

"Kenapa gue bisa di sini gus?" tanya ninda ke zevan.

"Kamu dan yang lain tadi kami temukan di dalam gudang belakang sekolah" jawab zevan.

"Oh iya" ujar ninda teringat dengan kejadian tadi.

"Apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa tak sadarkan diri di dalam gudang itu" zayyan mendekat ke ninda saat ia melontarkan pertanyaan tersebut.

"Panjang gus ceritanya" jawab ninda membuat zevan terkekeh sambil menggeleng.

"Ceritakan saja, saya akan mendengarkan" ninda hanya menghela nafas nya.

"Oke, jadi awalnya kami tuh mau ke kantin, tapi tiba-tiba ada santriwati yang nyamperin kami terus nyodorin kertas. Kami tanya dari siapa tapi dia bilang kalau dia gk tahu siapa, habis itu dia langsung pergi. Kami pun membuka kertas itu tulisannya kalau gk salah 'temuin gue di gudang belakang sekolah' kek gitu lah kurang lebih isi suratnya"

"Nah, kami datangi gudang belakang sekolah, saat kami sudah masuk ke gudang belakang sekolah. Tiba-tiba pintu gudang itu tertutup. Yang nutup pintu itu ialah siluet hitam, saat siluet hitam itu mendekat ke arah cahaya, ternyata dia adalah karin. Kami tanya kenapa nyuruh kami ke sini, tapi dia malah nyuruh kami lihat ke belakang. Kami semuanya langsung lihat ke belakang dan ternyata ada tujuh orang di belakang kami"

"Tiga di antara tujuh orang itu ialah tasya, kinan satu lagi kalau gk salah geva. Kami tanya ke karin kenapa banyak orang di sini, dia malah mengangkat bahunya. Terus tiba-tiba empat orang di antar tujuh itu langsung nutup mulut kami pakai kain. Kami sebenarnya melawan tapi gk sempat dan ya gitu" zevan benar-benar geleng-geleng mendengar penjelasan ninda yang panjang.

"Kamu memang benar, ceritanya panjang" ujar zevan membuat ninda menjentikkan jarinya.

"Benar kan, di bilangin ngeyel" jawab ninda, sedangkan zevan hanya tertawa.

4 Santriwati  Al-FattahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang