[22] 🔞🔞

2.7K 95 1
                                        

Erotomanie

•••

cw ; nsfw, harshwords, sex etc
err this is chapter eum.. apa ya,

intinya chapter ini hotteu.

•••

Mungkin jika dinding bisa bersuara, mungkinkah ia akan mengumpat?

Mengumpati Ben yang memperkosa Jake yang kini tak sadarkan diri.

" Akh akh.."

Suara desahan Ben mengalun dengan perlahan, menikmati lubang pink Jake yang kini menganga menyesuaikan ukuran penisnya yang bergerak maju dan mundur.

Ben tersenyum menatap Jaka yang tak sadarkan diri dibawahnya, dengan tampilan yang berantakan membuat Jake  terlihat beribu-ribu kali lipat seksi di pandangan tajamnya.

Ben menggeram saat merasakan penisnya yang kini membesar di dalam lubang Jake. Ia pun bergerak cepat membuat Jake terhentak - hentak dibawahnya.

Dan beberapa menit kemudian Ben mengeluarkan penisnya yang tak setegang beberapa menit yang lalu, manik tajam Ben menatap bagaimana lubang pink itu ternganga mengalirkan air mani.

Ben kemudian bangkit dan membersihkan dirinya tak lupa dengan membersihkan Jake dan tempat tidurnya.

Setelah memakai celana pendeknya, juga memakaikan Jake kemeja miliknya, Ben pun tidur sembari memeluk erat Jake.

•••

Keesokan harinya,

Jake melenguh pelan dan membuka matanya secara perlahan, memperlihatkan bagaimana obsidian coklatnya yang kini bertatapan dengan wajah Ben yang kini sedang mengarungi mimpinya.

Jake yang sedang sibuk mengumpulkan nyawa itu tiba-tiba merasakan rasa mual yang luar biasa. Jake berusaha untuk bangkit.

Jake mendorong Ben agar pelukannya terlepas, kemudian laki-laki manis itu berjalan secar tertatih - tatih ke arah kamar mandi untuk memuntahkan isi yang ada diperutnya.

" Hoekk!! Uhuk! Uhuk! Hoekk! "

Jake memuntahkan isi perutnya yang terasa sangat kembung, ahh.. ia ingat jika kemarin Ben menghajarnya terus hingga pingsan dan membuat perutnya itu pasti penuh dengan air mani laki-laki itu.

" Hoekk! Hiks.. Hoek! "

Jake meremat ujung wastafel itu, pening ia rasakan karena harus bangkit dari tidurannya tanpa duduk sebentar terlebih dahulu.

Jake menangis sesenggukan, tangan kanannya menumpu di ujung wastafel, sedangkan tangan kirinya memegang perutnya yang terasa diaduk - aduk didalam sana.

" Sudah? "

Tanya Ben dengan suara seraknya. Jake sontak berbalik dan maniknya menatap Ben yang bersandar di pintu kamar mandi.

Ben berjalan dan menggendong Jake membuat si manis menjerit kaget dan sontak mengalungkan kedua tangannya di leher Ben.

Ben menatap wajah pucat Jake, sedangkan Jake memilih memalingkan wajahnya.

Ben mendudukkan Jake di pinggiran tempat tidur, kemudian menyeret sebuah kursi dan laki-laki itu pun duduk berhadapan dengan Jake.

Jake melirik ke segala arah, tangannya saling bertautan satu sama lain. Sedangkan Ben menatap intens Jake dengan kedua tangannya berada di samping Jake, atau lebih tepatnya kedua tangan Ben itu mengukung tubuh kecil Jake.

Membuat Jake tak bisa kemana-mana.

" Sakit? " Tanya Ben pelan

Jake tidak menjawab, matanya menatap kosong.

Ben menatap dingin wajah si manis, kemudian mendorong Jake begitu saja membuat Jake memekik kaget.

Ben pun bangkit, kemudian ia merangkak dan kini mengukung Jake yang ketakutan dibawahnya.

" No.. hiks no.. " Jake menangis

Kepala Jake sangat sakit, juga perutnya yang serasa diaduk-aduk didalam sana membuatnya lemas tak dapat melawan.

Jake mengutuk diri, dia laki-laki. Meskipun ia merasa jika ia pihak bawah, Jake tidak pernah berangan menjadi seorang pria submissive. Jake akui wajahnya cantik campuran wajah  kedua orang tuanya yang sama-sama memiliki darah Korea Selatan dan Australia.

Ben tersenyum tipis mencium pipi Jake, Ben mendekatkan bibirnya di telinga si manis.

" Aku harus meninggalkanmu selama seminggu sayang, jadi aku meminta jatahku sebelum akhirnya harus berpuasa untuk tidak menggempur lubangmu. "

•••

" AKHHH "

Lubang Jake rasanya sangat kebas, Jake menangis untuk yang kesekian kalinya.

Ben menatap ke arah manik Jake yang terus mengeluarkan air mata dengan pandangan dingin. Namun hentakan demi hentakan terus ia lakukan pada lubang pink si manis yang sudah menjadi candunya.

" Akh.. ahhh ahhh su-sudah hiks.. "

Tangan gemetar Jake memegang bisep milik Ben, Jake dengan mata sayu dan basahnya itu menatap Ben agar sang dominan mau memberhentikan kegiatan sex ini.

Bukan bercinta.

Bercinta hanya untuk mereka yang sama-sama mencintai, sedangkan sex adalah bagi mereka yang hanya mementingkan nikmat sementara di lubang penuh dosa.

Karena bagi Jake, dirinya tak jauh berbeda dengan para pelacur yang rela mengangkangkan kakinya demi kenikmatan penuh dosa.

Tapi Jake berbeda, karena ia dipaksa oleh Ben. Jake bukan pelacur, tetapi hanya korban sex dari pria gila yang terobsesi padanya.

Tubuh lemah Jake itu Ben tarik membuat Jake bangkit.

Dan tanpa melepaskan penisnya dilubang Jake, Ben memangkunya.

Jake terhentak -  hentak karena Ben menggerakkan pinggulnya membuat Jake pusing karena rasa nikmat sementara yang mendera.

Jake mengejang membuat penis mungilnya yang memerah untuk kemudian mengeluarkan air mani, dan Ben juga menyemprotkan spermanya didalam tubuh Jake.

Jake menyandar lemah di bahu sang dominan, tak mempedulikan Ben yang menciuminya penuh nafsu.

Jake menutup mata kelelahan.

to be continued

sorry ya, gapandai buat nc

EROTOMANIE | SUNGJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang