5. Swing

225 29 4
                                    

























































"Gak bisa, kamu bilang? Gampang ya kamu ngomong? Setelah apa yang udah kita lakuin selama ini? Emang dasar dari awal waktu kamu ngaku pernah having s*x sama Joy, harusnya aku udah sadar, kamu emang dari awal diam-diam red flag, cuma aku nya aja ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak bisa, kamu bilang? Gampang ya kamu ngomong? Setelah apa yang udah kita lakuin selama ini? Emang dasar dari awal waktu kamu ngaku pernah having s*x sama Joy, harusnya aku udah sadar, kamu emang dari awal diam-diam red flag, cuma aku nya aja yang bego masih mau-mau aja kamu mainin!" Marah Ruby.

Chaeyoung masih sibuk membereskan beberapa pakaian nya ke koper, dia tidak mau menikahi Ruby, karena itulah Daddy memutuskan untuk Chaeyoung merenung memikirkan semua kesalahan nya dengan tinggal sendirian di apartemen yang Daddy siapkan.

"Hiks... Dasar kamu bajingan!" Ruby mulai mendekat dan memukul-mukul pundak Chaeyoung yang tak menyahutinya sama sekali, "Chaeyoung anj*ng! Bisa-bisanya gue percaya sama semua omongan manis elu yang basi itu! Gue kira elu emang beda! Elu bener-bener sayang sama gue! Hah! Terus janji-janji elu kemarin apa, anj*ng! Gue benci sama elu! Gue gak sudi lagi elu jadi bagian dari keluarga gue! Chaeyoung tai emang! Dasar bangs*t!!! Hiks..." Amuk Ruby yang terus-menerus memukuli Chaeyoung hingga lemah tak berdaya lagi, tangisan nya makin kenceng nan pilu.

Chaeyoung akhirnya juga terhenti, ia lihat iba ke Ruby yang menangis gelosoran di samping nya, "Kamu juga tau dari awal kita gak mungkin kan, By... Kamu ngarepin apa-"

"Ya seenggaknya elu gak usah buat sumpah, kalo elu bakalan jagain gue selamanya! Gak usah buat janji manis apa-apa, anj*ng! Segampang itu kah buat elu buat janji terus elu ingkari gitu aja?! Hah? Gak punya otak elu emang! Hiks...." Potong Ruby yang sudah putus asa.

Chaeyoung bangun dari duduknya dan akhirnya mulai menarik kopernya, "Sorry, By... Sorry for everything." Pamitnya sekali lagi lalu berjalan keluar kamar meninggalkan Ruby yang masih menangis sesenggukan, antara marah, kecewa, sedih dan sakit hati menjadi satu.

***

Ruby masih beraktivitas seperti biasanya, dia nampak baru selesai tampil di suatu acara dan mendapatkan panggilan dari Teddy, sang CEO dari agensi yang menaunginya untuk bertemu hari ini.

Ceklek....

"Gimana hari ini, By?" Tanya Teddy yang masih sibuk dengan beberapa berkas di ruangan nya.

"Berjalan dengan baik, sajangnim." Jawab Ruby sambil ambil duduk di depan nya.

"Kayaknya nggak, deh... Mood mu terlalu kentara habis terkena skandal besar."

Ruby tersenyum tipis, "Bantahan berita kemarin, kayaknya masih belum jadi jawaban puas buat para penggemar ku."

"Ya iyalah, orang itu kentara banget kalian ciuman. Kalo cuma jalan bareng atau gandengan, pelukan biasa, mungkin itu lebih di terima fans mu. Kalo sudah ciuman begitu, fans mana yang percaya itu bukan pacarmu? Atau seenggaknya mungkin sekedar hts-an mu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROSE & JENNIE (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang