Chapter 31. Serangan

1 1 0
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

Pertarungan sengit antara Azhrael dan ketiga anak itu mulai terlihat menyenangkan. Azhrael tersenyum miring, merasa puas dengan apa yang terjadi dengan anak-anak bumi itu. Mereka mendapatkan sebuah kekuatan baru yang entah dari mana asalnya, namun hal itu justru membuatnya puas untuk tidak menahan dirinya.

Angin berhembus semakin dingin, dan bulan perlahan membentuk lingkaran sempurna, warnanya berangsur berubah. Namun, meski mereka sudah berusaha keras, rencana mereka masih jauh dari harapan. Resonarka masih tersembunyi di dalam sana, dan Azhrael belum puas menyerang. Apakah ia tidak bisa menyerah saja, agar permainan ini lebih mudah?

“Percuma saja, kalian tak akan bisa mengalahkanku!” seru Azhrael dengan penuh kesombongan.

Salsa terus mengacungkan senjatanya, melompat dan menunduk menghindari serangan Azhrael. Dia akui, kekuatan mantan dewa itu luar biasa, pria itu tampak menikmati pertarungan ini. Salsa mulai meragukan dirinya sendiri. Akankah ia bisa kembali menginjakkan kaki di bumi yang dirindukannya?

"Terus menyerang! Jangan lengah!" kata Gio, menginterupsi teman-temannya. "Kita pasti menang, jangan berpikir lemah!" katanya seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Salsa.

Gadis itu mengangguk, mengiyakan perkataan Gio. Dia kembali fokus melawan meski pegangan pada pedangnya kini mulai kurang seimbang; dia merasa lelah.

Sedangkan di sisi lain, Mawar mencoba berdiri di atas bukit, lebih tepatnya di samping bekas singgasana Azhrael. Dia sedang mencoba mencari resonarka yang diperkirakannya terkubur di dalam sana. Di sampingnya, Dara setia menemaninya, meski dalam kebingungan.

"Lo ngapain sih, War?" tanya Dara pada akhirnya setelah beberapa waktu bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Resonarka, kita harus memanfaatkan waktu untuk nyari benda itu," katanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kita gak akan bisa menemukan resonarka sendiri, War. Ingat? Kita harus mencarinya sama-sama," balas Dara.

Gadis itu menyadarkannya. Benar, resonarka tidak akan menampakkan diri sebelum mereka bisa bersatu di hadapan resonarka. Jadi, tidak ada pilihan lain selain menyerang Azhrael, kan?

Mawar memandangi Dara sejenak, kemudian mengangguk dengan tekad yang baru. Mereka berdua kembali menatap ke arah pertempuran, di mana Azhrael masih tampak lebih kuat dari sebelumnya. Gio dan Salsa terus berjuang sekuat tenaga, meski mereka terlihat mulai kelelahan.

Azhrael, yang menyadari pergerakan yang mulai melambat, lantas mengangkat tangannya, menciptakan gelombang energi yang langsung menghantam tanah di sekitar mereka. Tanah bergetar hebat, menyebabkan Gio dan Salsa terhuyung. Mawar dan Dara yang berada di atas bukit ikut merasakan guncangannya, nyaris kehilangan keseimbangan.

"Kalian kira bisa bertahan lebih lama?" tawa Azhrael menggema, penuh ejekan. "Aku belum serius, dan kalian tampaknya sudah kelelahan."

Gio mengertakkan gigi, menatap Azhrael dengan sorot mata tajam. “Selama kami masih berdiri, kami tidak akan menyerah!” teriaknya.

The Hidden Key [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang