Chapter 24. Sekumpulan Fakta

4 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍃🍃🍃

Suasana hening menyelimuti ruangan kecil itu. Kakek Neck menyeruput tehnya, melepas dahaga setelah bercerita panjang lebar kepada lima anak yang ternyata saling berkaitan erat

"Bunda dan Ayah, berarti mereka—" Gio menghentikan ucapannya, merasakan sesak dalam dada. Kepergian orang tuanya bukanlah kecelakaan, namun sebuah perjanjian yang memang harusnya ditepati.

Laki-laki itu menangis dalam diam. Perasaan tulus keduanya yang membawa Gio ke dunia ini, dan dia merasa bersyukur karena terlahir dari mereka berdua. Gio jadi tidak sabar untuk pulang dan mengunjungi makam kedua orang tuanya, meski tanpa jasad yang terkubur di dalamnya. Tapi, dia yakin, mereka akan senang jika Gio mengingat mereka.

"Jadi Papa pernah masuk ke sini sebelumnya?" gumam Dara lemah. Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan yang menginginkan jawaban.

Tidak jauh berbeda dengan Gio, Dara juga menangis dalam diam, sesekali Salsa mengusap bahunya pelan berusaha untuk menguatkannya. "Sabar ya, Dar," bisiknya.

Harry masih terdiam, dengan pikirannya. Dia bertanya-tanya, jika Dara, Gio dan Mawar berhubungan, lalu apa yang mengikat Harry dan Salsa dengan mereka bertiga sehingga mereka bisa masuk ke dunia ini bersama-sama.

Setelah puas menangis, akhirnya Dara mengutarakan rasa penasarannya. "Kenapa Papa masih hidup?" tanyanya.

"Karena permintaan Ibu," sahut Mawar. Gadis itu menunduk mengusap pelan radio tua yang membawa mereka masuk. Dia tersenyum, kemudian mulai bercerita.

"Dulu, Ibu menikah sama Om Kevin setelah mereka lulus SMA. Tapi Ibu gak tahu bahwa tiga bulan setelah pernikahan, Om Kevin melakukan kesalahan besar, tidur dengan wanita lain. Ibu baru mengetahui kebenaran itu setelah mereka bercerai, dan saat itu Om Kevin juga gak tahu bahwa Ibu sedang mengandung."

Air mata perlahan membasahi tangan Mawar. Teman-temannya membiarkannya meluapkan emosi dan melanjutkan cerita.

"Singkat cerita, Ibu bekerja di sebuah toko barang antik, dan di sana Ibu bertemu dengan Om Hitto, yang sudah aku anggap sebagai ayah kandung. Di situ Ibu sedang mengandung delapan bulan, dan mereka tiba-tiba saja dekat karena Om Hitto yang jatuh cinta sama Ibu duluan. Setelah kelahiran gue, mereka menikah dan katakanlah kami hidup bahagia."

Mawar kembali menjeda ceritanya beberapa saat, menarik napas panjang dan mengusap air matanya perlahan. Dia teringat bagaimana hidupnya kala itu, namun semuanya hanya seperti bayangan yang kembali buyar. Bahagia itu tak berlangsung lama.

The Hidden Key [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang