Chapter 32. Penghianatan

4 1 0
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

Suara kilatan sihir beradu memenuhi penjuru hutan. Serangan demi serangan dilancarkan tanpa memperhitungkan risiko, membuat Azhrael kewalahan, apalagi dengan tanaman sulur yang menghambat gerakannya. Di kejauhan, terlihat Ophidion terus berusaha melawan phoenix yang jelas unggul. Sebentar lagi, pasti ular itu akan dikalahkan.

Azhrael memutar otaknya, mencari cara untuk memenangkan pertarungan ini dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Sampai akhirnya, sebuah ide muncul dalam benaknya. Masih ada satu kekuatan yang bisa dia gunakan, namun hanya sekali. Mungkin, inilah saatnya.

Pria itu menyeringai, mulai melancarkan aksinya. "Kalian terlalu percaya diri," ujar Azhrael.

"Tentu saja, karena kami bekerja sama. Kami pasti menang!" jawab Gio yang menyerang dari dekat.

"Benarkah? Bukankah kalian hanya budak?"

Harry menajamkan pandangannya, tak suka dengan perkataan Azhrael. "Halah, bacot! Jangan dengerin dia, Gi!" serunya, tetap berusaha menyerang dengan bola api meskipun Azhrael terus menghindar dan meledakkan bola apinya.

"Kalian tidak curiga pada Mawar? Gadis itu hanya ingin menjadikan kalian tumbal. Dia hanya memperalat kalian," kata Azhrael, berusaha menanamkan kebencian dalam benak mereka.

"Jangan pernah bicara buruk tentang Mawar!" sergah Dara, kemarahan jelas tergambar di wajahnya.

Azhrael semakin senang dengan reaksi mereka. "Kenapa? Bukankah dia telah mengambil kebahagiaanmu?"

Dara menggeleng. "Dia yang sudah berkorban, dan aku yang menghancurkan kebahagiaannya."

"Astaga, kalian benar-benar termakan omongan gadis polos itu? Kasihan sekali," ejek Azhrael.

"Berisik! Mending sekarang lo nyerah aja!" teriak Salsa, tak tahan mendengar ocehan tak penting dari Azhrael.

"Aku hanya ingin memberitahu kalian sesuatu." Azhrael berhenti sejenak, membuat mereka berempat refleks mengikuti.

Azhrael menunjuk ke arah Mawar, yang tampak sibuk mencari sesuatu. "Lihat, dia sedang mencari resonarka sendirian, sementara kalian bertarung denganku. Sudah kubilang, dia hanya memperalat kalian."

Mereka mengikuti arah tangannya. Benar saja, di sana Mawar mencari resonarka seorang diri, tanpa mereka, meski Dara telah mengatakan bahwa resonarka tidak akan muncul tanpa kebersamaan.

Dara, Gio, Harry, dan Salsa terdiam, saling pandang dengan ragu. Keraguan mulai merayapi pikiran mereka, seperti racun yang perlahan menyebar. Namun, Dara menggeleng, mencoba menyingkirkan bisikan Azhrael dari pikirannya.

“Kau bohong!” teriak Dara, matanya menyala dengan api kemarahan. “Mawar tak akan melakukan itu! Dia berjuang bersama kami sejak awal!”

“Benarkah?” Azhrael tersenyum licik. “Bukankah sejak awal dia tahu tentang dunia ini? Tapi dia tidak memberitahu kalian sama sekali, benar?"

The Hidden Key [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang