1. Awal yang menyimpan luka

15 1 0
                                    

Halo, Readers! 👋🔥🔥

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini! Semoga kalian suka dan bisa terhibur. Mohon maaf jika ada penulisan kata yang salah tolong segera berkomentar.

Selamat membaca, dan semoga cerita ini bisa membuat hari kalian lebih ceria! 🤗🌷🌷

♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛

Seorang gadis berambut pendek berlari kesana kemari, membawa barang-barang yang diminta oleh seseorang. Dengan terburu-buru, ia melangkah menuju kelas XI IPS 2, karena di sana seseorang sedang menunggunya. Gadis itu bernama Rachel Natalia. Sejak pagi, ia sibuk berkeliling sekolah, memenuhi permintaan seorang laki-laki bernama Rajaesh Kavindra.

Sesampainya di kelas Rajaesh, Rachel mengatur napas sejenak sebelum memasuki ruangan. Ia membawa beberapa buku, minuman, dan camilan. Rajaesh, yang sedang asyik bermain game di dalam kelas, menghampiri Rachel dengan ekspresi sombongnya. "PR, gue udah selesai dikerjain?" tanyanya, tanpa mengalihkan pandang dari layar.

Rachel mengangguk, berusaha untuk segera pergi kembali ke kelasnya. Namun, Rajaesh menahannya lagi. "Mau kemana? PR teman-teman gue belum dikerjain," ucapnya sambil melempar setumpuk buku PR di hadapan Rachel.

Rachel mengerutkan alisnya, menahan amarah yang mulai menggelora. Ia merasa kesal karena sejak pagi ia disuruh melakukan banyak hal oleh Rajaesh, dan kini ia diminta untuk mengerjakan tugas teman-temannya pula.

"Sorry, Ja, gue ada praktek hari ini. Gue nggak bisa bolos, karena kalau gue bolos, gue nggak dapet nilai. Bentar lagi juga udah bel," jawab Rachel, berusaha menjelaskan.

Rajaesh mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi muak. "Terus, gue peduli? Lo bisa kerjain diam-diam di Rest room."

Nathan, yang sedang duduk bersama temannya, mendengar percakapan itu dan segera menghampiri mereka. Ia menepuk pundak Rajaesh. "Udah, biarin. Kasihan Rachel, dari pagi dia pasti capek. Suruh teman-teman ngeliat punya gue aja."

Rajaesh melototi Nathan, tampak tidak setuju. "Nggak bisa, dia dari awal udah janji mau ngelakuin apa aja buat gue, jadi dia harus nurut sama gue."

Rachel, yang melihat keduanya hampir bertengkar, akhirnya menghela napas dan menyerah. "Oke, gue kerjain PR teman-teman lo," ucapnya dengan nada membentak, sebelum beranjak pergi.

Setelah masuk ke Rest Room, Rachel melempar setumpuk buku itu ke meja di hadapannya dan mulai mengeluarkan alat tulis dengan kesal. Ia mulai mengerjakan PR itu sambil merenungi nasibnya. Jika bukan karena kesalahannya yang pernah merusak mobil kesayangan Rajaesh, ia tidak akan pernah diperlakukan seperti ini. Rajaesh memang kejam. Ia tidak punya hati. Mengapa orang miskin yang hidup sebatang kara seperti Rachel harus menghadapi orang seperti Rajaesh?

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Itu adalah Nathan, sahabat dekatnya sejak SMP.

"Hey, gue bantuin, ya?" ucap Nathan sambil duduk di hadapan Rachel.

"Gausah, Nat. Ntar Rajaesh marah, gw yang kena," jawab Rachel sinis, berusaha menolak tawaran itu.

Nathan tersenyum, mengusap rambut Rachel dengan lembut. "Gapapa, nanti gue yang urus. 15 menit lagi bel, lo harus praktek kan? Jadi, gue bantuin ya."

Rachel tersenyum kikuk, pipinya memerah mendengar perhatian Nathan. Begitulah Nathan, ia memang laki-laki yang baik. Tidak hanya tampan, tetapi juga memiliki hati yang tulus. Tak heran jika banyak perempuan yang mengidamkannya. Namun, di antara semua perhatian yang ia terima, Rachel merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada kehangatan dalam sikap Nathan yang membuatnya merasa nyaman.

"Ra, nanti pulang sama siapa?" tanya Nathan, menatapnya dengan penuh perhatian. Rachel menjawab, "Sendiri," berusaha terdengar santai meskipun hatinya berdebar. "Mau sama gue?"

"Iya, boleh," Rachel tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Nathan tersenyum lebih lebar, seolah mendapatkan hadiah yang sangat berharga. "Oke, nanti naik motor sama gue."

Rachel mengangguk, merasa bersemangat. Momen sederhana ini terasa istimewa baginya. Ia tahu, meskipun hidupnya penuh dengan kesulitan dan tekanan dari orang-orang seperti Rajaesh, ada satu orang yang selalu ada untuknya, Nathan.

♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛

Jam pulang telah berbunyi, dan suasana di sekolah berubah menjadi hiruk-pikuk. Semua siswa berlari keluar kelas dengan perasaan gembira, seolah mereka baru saja mendapatkan kedamaian setelah seharian terkurung dalam rutinitas belajar. Nathan, dengan semangat yang menggebu, menghampiri kelas Rachel. Namun, saat Rachel melangkah keluar, wajahnya tampak lesu. Kulitnya pucat, dan badannya terlihat lemah.

"Ra, lo nggak apa-apa? Muka lo pucet," tanya Nathan, nada khawatir mengisi suaranya saat ia memperhatikan sahabatnya yang tampak tidak berdaya.

"Gak apa-apa, cuma capek aja," jawab Rachel, berusaha meyakinkan Nathan meskipun suaranya terdengar lemah dan tak meyakinkan.

Nathan tidak sepenuhnya yakin, tetapi ia menggandeng tangan Rachel dan membawanya menuju parkiran. Namun, di tengah perjalanan, tubuh Rachel tiba-tiba melemas. Dalam sekejap, ia jatuh pingsan. Untung saja, Nathan sigap menangkapnya sebelum tubuhnya menyentuh tanah.

Dengan panik, Nathan menggendong Rachel dan berlari menuju UKS. Namun, saat ia sampai di depan pintu, ia mendapati pintu UKS terkunci. Semua petugas UKS pagi sudah pulang, dan Nathan merasakan ketidakberdayaan yang mendalam. Waktu terasa berjalan lambat, dan ia tidak memiliki pilihan untuk menunggu hingga petugas UKS siang datang.

Dalam keadaan putus asa, matanya menangkap sosok Setma, teman sekelas mereka, yang kebetulan lewat. Setma segera menyadari situasi yang terjadi. "Nathan! Rachel kenapa?" tanyanya, melihat Rachel yang tak sadarkan diri di pelukan Nathan.

"Rachel pingsan! Kita harus bawa ke rumah sakit!" jawab Nathan, suaranya penuh kecemasan. Tanpa ragu, Setma mengangguk dan segera mengeluarkan kunci mobilnya. "Ayo, cepat! Bawa dia sekarang!"

Dengan hati-hati, Nathan dan Setma menempatkan Rachel di kursi belakang mobil Setma. Nathan duduk di sampingnya, terus memeriksa keadaan Rachel, berharap sahabatnya segera sadar. Setma mengemudikan mobil dengan cepat, berusaha mencapai rumah sakit secepat mungkin.

♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛

Haii 👋👋

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca, dan aku sangat menghargai setiap Like, Vote, dan Komentar dari kalian. 🙇‍♀✨

Jangan ragu untuk berbagi pendapat kalian setelah membaca, karena masukan dari kalian sangat berarti bagiku.

Memories Rajaesh 2010 (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang