Bab 6 - Bunga Alosha

10 4 0
                                    

Tidak lama setelah kami meninggalkan Ravlen, salju putih sudah tidak terlihat lagi. Suara derap kaki kuda di atas tanah yang sedikit lembap bergema di udara. Hari itu adalah hari yang indah untuk menunggang kuda. Tidak terlalu berdebu dan suhunya pas untuk merasakan angin sepoi-sepoi. Tapi....

"......."

Kay diam-diam melirik Zigril. Rambutnya yang berwarna lemon berkibar tertiup angin dan profil wajahnya yang indah terlihat sangat anggun. Hanya melihat wajahnya saja, dia tampak seperti seorang bangsawan yang sempurna. Saat Zigril merasakan tatapan Kay, Zigril tersenyum sambil menundukkan pandangan. Mata ungu indahnya setengah tertutup oleh kelopak mata yang cantik.

"Kenapa kau menatapku?"

Mendengar suara narsis Zigril yang seolah bertanya apakah dirinya terlalu tampan, Kay mengalihkan pandangannya ke depan dan berkata pelan.

"Tidak ada apa-apa."

Kay mendengar suara tawa kecil Zigril. Setelah menatap ke depan sebentar, Kay kembali melirik Zigril. Ujung jarinya yang memegang tali kekang kuda itu gemetar karena gelisah. Perasaannya tidak enak. Akhirnya Kay bertanya pada Zigril.

"...Eh, Tuan Zigril."

Zigril menatap Kay yang ragu-ragu dengan tatapan lembut.

"Tadi, di Ravlen maksudku. Tuan Zigril bilang masa lalu itu tidak masalah, kan?"

"Benar."

Zigril tersenyum tipis.

"Ah, tapi bukan berarti aku tidak peduli sama sekali. Aku sangat memikirkannya. Tapi karena itu sesuatu yang terjadi sebelum kita bertemu, jadi mau bagaimana lagi."

Mendengar kata-kata lembut Zigril, Kay menelan ludahnya. Suaranya terdengar seperti seseorang yang berusaha memahami masa lalu rumit pasangannya, Kay jelas mengetahui itu, suaranya terdengar penuh pengertian, tapi Kay tidak mengerti mengapa Zigril mengatakan hal itu padanya. Kay mengamati raut wajah Zigril. Apakah ini lelucon atau bukan? Dia sangat berharap itu hanya lelucon, tapi Zigril tetap mempertahankan ekspresi sedikit kesalnya itu.

Setelah menatap ekspresi itu cukup lama, Kay merasakan tangannya yang memegang kendali kuda melemah. Karena merasa akan jatuh dari kuda, dia perlahan memperlambat kecepatan kudanya.

Ini adalah situasi yang sangat mengejutkan dan sulit dipercaya, tetapi Zigril tampaknya benar-benar menyukainya. Atau lebih tepatnya, dia sepertinya sudah menganggap mereka berdua sudah cukup dekat untuk tidak perlu mengkhawatirkan masa lalu. Masalahnya, bukan hanya Kay yang berpikir seperti itu, tapi Zigril juga sepertinya yakin Kay juga merasakan hal yang sama. Bukankah itu seperti mereka berdua saling memahami isi hati masing-masing?

Tentu saja, Kay tidak lagi sepenuhnya membenci Zigril seperti saat pertama kali bertemu. Meski setelah mengalami seks yang tidak diinginkan, entah bagaimana dia mulai merasa terbiasa dengan kehadirannya.

Mungkin karena Zigril telah menyelamatkannya dari kematian beberapa kali, atau mungkin karena Kay sudah terbiasa dengan sentuhan yang sering terjadi. Ciumannya sangat menyenangkan sampai kakinya terasa lemas, dan sentuhan Zigril di lehernya tidak lagi membuatnya merasa tak nyaman seperti sebelumnya. Zigril kadang bisa sangat lembut, dan ketika dia tersenyum manis dengan wajah tampannya, Kay sering kali terkejut.

Sepanjang perjalanan, kemampuan Zigril yang luar biasa menjadi sandaran Kay, dan Kay juga berpikir bahwa selama bersama pria ini, dia akan baik-baik saja di hadapan musuh manapun. Sebenarnya, Kay juga tahu bahwa jika dia gemetar dan memegang ujung baju Zigril, Zigril akan memegang tangannya dengan lembut.

Namun, tetap saja, ini benar-benar salah. Kay belum pernah menghentikan orang yang mendekatinya sebelumnya, tetapi kali ini dia merasa harus menghentikan situasi ini sebelum terlalu jauh. Memang ada banyak orang yang menyukai Kay dan diam-diam menganggapnya spesial, tetapi dia belum pernah terkejut seperti ini sebelumnya....

ALOSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang