Epilogue

14 4 0
                                    

Setelah menenangkan pikiran dan emosi, Kay ingin sekali berkata, "Tapi terlepas dari itu, kenapa aku harus sampai melahirkan anak?" Namun, semuanya sudah terlambat. Kay sangat menyesal, Tetapi ia tau, bahkan jika dia sempat mengatakan hal itu pun, tidak akan ada yang berubah.

Setelah menerima pengakuan cinta Zigril di depan banyak orang dan dipeluk olehnya, Kay akhirnya merasa sangat malu dan dipenuhi rasa rendah diri. Zigril, di sisi lain, sangat menikmatinya, tampak senang melihat Kay dalam keadaan tersebut.

Kay benar-benar ingin menghindari bertemu dengan siapa pun karena rasa malunya, tetapi Schuman datang dengan berita yang mengejutkan.

"......Permaisuri?"

Kay bertanya balik dengan suara gemetar. Schuman menggaruk kepalanya dengan ekspresi yang tidak kalah kagetnya.

"Ya. Yang Mulia..."

"Permaisuri?"

Meskipun melihat Schuman mengangguk, Kay tetap bertanya lagi. Permaisuri? menjadi Permaisuri? Schuman menghela napas pelan dan berkata,

"Yang Mulia Kaisar telah wafat, kau tahu itu kan? ...Bunga Alosha yang susah payah ditemukan itu sekarang berada di dalam perutmu Kay..."

Saat tatapan Schuman tertuju pada perutnya, wajah Kay memerah. Schuman sedikit tertawa mengejek, lalu melanjutkan,

"Pokoknya, Yang Mulia akan segera naik tahta, dan saat itu, beliau ingin kau yang diangkat menjadi Permaisuri."

Schuman menyelesaikan kalimatnya dengan nada canggung, dengan ekspresi yang jelas menunjukkan kebingungan. Kay, yang hampir menangis, memohon.

"......Itu bukan aku, kan? Yang akan menjadi Permaisuri adalah wanita lain, kan? Benarkan?"

Kay berharap dengan putus asa agar itu benar, tetapi Shuman menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Kau yang akan menjadi Permaisuri."

Schuman terdengar sangat tegas, seolah tidak ada ruang untuk keraguan. Itu adalah pernyataan yang tidak bisa disanggah. Namun, kali ini, Kay tidak bisa hanya berkata "Baiklah" dan menerimanya.

"Aku—Aku hanyalah rakyat biasa. Bukankah hanya mereka yang memiliki darah suci yang bisa menjadi Permaisuri? Dan selain itu, aku ini laki-laki!"

Kay yang putus asa hampir menangis saat dia berseru, "Aku ini laki-laki!". Menurut tradisi, hanya mereka yang memiliki darah suci yang bisa melahirkan penerus takhta. Darah suci kaisar digunakan dalam ritual besar selama masa krisis, dan jika darahnya tidak murni, ritual tersebut bisa gagal. Oleh karena itu, biasanya Permaisuri dipilih dari para gadis bangsawan yang memiliki sedikit darah suci. Memang ada bangsawan yang tidak memiliki darah suci, tetapi rakyat biasa yang memiliki darah suci hampir tidak ada, jelas karena alasan yang sama.

Selain fakta bahwa dirinya harus melahirkan anak sebagai laki-laki, ide menjadi Permaisuri membuat Kay merasa ingin menghilang ke dalam lubang tikus. Bisakah seorang laki-laki menjadi Permaisuri? Jika itu terjadi, dia akan tercatat dalam sejarah, tapi bukan dengan cara yang diinginkannya.

Kay merasa tidak bisa menerima hal itu. Setidaknya, bukan hanya Kay, tetapi seluruh negara pun tidak akan menerimanya.

Schuman mengangkat bahu, menunjukkan bahwa dia setuju dengan Kay, tapi dia tetap berkata,

"Aku juga bertanya apakah itu akan menjadi masalah, tapi Yang Mulia mengatakan semuanya akan baik-baik saja."

"Apa―?"

Kay bertanya balik dengan bingung, tetapi Schuman hanya menghela napas dan berkata, "Yang Mulia pasti punya rencana sendiri."

Kay menyadari bahwa berbicara dengan Schuman tidak akan memberikan jawaban yang memuaskan. Sejak Zigril menyatakan cintanya, Schuman tampaknya sangat mendukung segala hal yang dilakukan Zigril. Bahkan ketika hal-hal terdengar sangat tidak masuk akal, Schuman selalu berkata, "Yang Mulia sedang jatuh cinta, jadi segalanya akan mungkin. Itu sendiri sudah merupakan keajaiban."

ALOSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang