Delapan bulan kemudian.
"Aku merasa seperti akan mati."
Kay meraih tangan dokter dan berkata. Ini adalah pernyataan paling tulus yang pernah ia ucapkan
Kay benar-benar merasa seperti akan mati.
Dr. Chergo, seorang dokter istana, menggelengkan kepala sambil memeriksa denyut nadi Kay.
"Anda baik-baik saja. Baik ibu maupun janin dalam kondisi yang sangat sehat."
"Tidak mungkin. Tolong periksa nadi saya lagi."
"Berapa kali pun saya periksa, hasilnya tetap sama, Yang Mulia Permaisuri."
Kay berdiri dengan tiba-tiba.
"Kau dokter gadungan! Bawa dokter lain kemari!"
"Oh ya?"
Zigril, yang berada di samping, mengangkat bahunya dan bertanya, sementara Chergo menggelengkan kepala dengan tenang, seperti sudah terbiasa.
"Biasanya, di akhir masa kehamilan, sering terjadi histeria. Terlebih di cuaca panas seperti ini, tubuhnya pasti merasa tidak nyaman..."
"Histeria? ... Ugh!"
Kay yang hendak berteriak karena dituduh mengalami histeria, merintih kesakitan sambil membungkuk. Zigril langsung berdiri dari kursinya. Apakah ini benar-benar serius?
"Kay?"
Mendengar panggilan Zigril, Kay mengangkat kepala dengan wajah sedih.
"Bayi di perutku terus bergerak aneh..."
Mendengar ucapan Kay, Zigril memegang dahinya dan kembali duduk. Meskipun ia tahu Kay selalu seperti ini, ia tetap terkejut setiap kali Kay menunjukkan ekspresi kesakitan. Walaupun ada pepatah bahwa penggembala pembohong tidak akan dipercaya setelah ketiga kalinya, Zigril sudah tertipu lebih dari dua puluh kali.
"Bagaimana mungkin kau menyebut calon Kaisar sebagai 'sesuatu yang aneh'? Bukankah itu sudah dijelaskan bahwa hal tersebut normal?"
Tidak mungkin ada janin sembilan bulan di dalam perut tanpa gerakan apa pun. Meski seharusnya sudah terbiasa dengan gerakan itu, Kay tetap merasa histeris.
Kay yang mudah beradaptasi dengan hal lain, sepertinya tidak bisa beradaptasi dengan kehamilan.
Selain itu, membawa perut buncit di musim panas seperti ini membuat Kay semakin mudah marah.
"Seseorang bahkan bisa melahirkan di usia kandungan delapan bulan! Kenapa anak ini belum lahir juga?!?!? Ya? Aku akan benar-benar gila!"
Kay meledak marah, tetapi Zigril pun tak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada ancaman, rayuan, tekanan kekuasaan, atau intimidasi yang bisa mempengaruhi janin di dalam perut.
Apalagi, melihat Kay yang biasanya tenang namun sekarang melompat-lompat marah, justru terlihat cukup menggemaskan, sehingga Zigril bahkan berpikir ingin Kay terus hamil.
Tubuhnya yang agak gemuk dan perut buncit yang ramping untuk ukuran ibu hamil, terlihat cukup seksi bagi Zigril.
"Ugh..."
Kay yang baru saja mandi kini kembali basah oleh keringat, memegang perutnya yang lengket dan berjalan menuju kamar mandi.
Tekanan dari kantung janin yang menekan kandung kemihnya membuatnya harus bolak-balik ke kamar mandi, yang semakin membuat Kay merasa kesal.
Beberapa saat kemudian, Kay yang basah kuyup karena keringat keluar dari kamar mandi sambil terengah-engah.
"... Bagaimana jika... haah, haah... melakukan operasi caesar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALOSHA
FantasyKay adalah wakil kapten penjaga di sebuah desa miskin di pinggiran kerajaan. Dia adalah pria yang membiarkan angin membawanya ke mana saja, dan secara tidak resmi dianggap sebagai idola di desa kecil itu. Suatu hari, hidupnya berbalik ketika adik sa...