Aneh

897 130 22
                                    

•••Happyy readinggg ♡_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Happyy readinggg ♡
_____________________________________

"Semoga kantin nggak penuh," harapan Rania yang sedari tadi tidak henti dia ungkapkan kepada Moana, sedangkan Moana berharap tidak akan ada masalah yang timbul sampai menyeret dirinya.

Rania tersenyum lebar saat sampai di dalam kantin. "Yess, nggak penuh-penuh banget! Yuk, cari tempat duduk!" Moana menganggukkan kepala dan melangkahkan kakinya untuk mencari tempat duduk.

Dapat!

"Lo mau beli apa? Gue aja yang beli," Moana terdiam sejenak lalu menganggukkan kepala dan memberi tahu apa yang dia inginkan, yang dibalas dengan anggukan juga dari Rania.

Moana mengambil handphone-nya dan membuka aplikasi chat-nya, tangannya bergulir seolah mencari kontak seseorang dan berhenti saat melihat kontak itu.

Bubbiee 🤍

Jarinya terhenti tepat di atas nama kontak tersebut. Ternyata nama kontak itu adalah Zayden. Dan masih ada satu pertanyaan, siapa anak baru yang Moana sebut? Aishh, kepala nya terasa sakit seketika.

Tuk! Tuk! Tuk!

Ketukan meja dari seseorang itu membuat kepala yang sedari tadi menunduk menjadi terangkat, menatap pelaku yang sudah mengganggu aktivitas melamunnya.

Kepala nya ia miringkan dengan mata yang menyorot bingung. Siapa pria yang memiliki rambut pirang itu? "Ya?" ungkapnya setelah beberapa detik memandangi pria itu.

Pria itu mengedipkan matanya dan berdeham seakan terciduk menatap kagum Moana. "Di panggil Zayden," ujarnya sambil menunjuk dagu ke arah pria yang dia sebut, yang sedang bersandar di depan pintu kantin.

Moana yang mendengar itu melototkan matanya, dan kepalanya menoleh ke arah belakang, tepat di mana Zayden berada. Zayden yang melihat Moana menatapnya merespons dengan senyuman kecil dan anggukan santai, membuat Moana bergidik ngeri.

Moana menatap ke arah depan dan menggeleng samar lalu menatap kembali ke arah pria berambut pirang itu. "Gamau, ini lagi istirahat, jangan ganggu," ujarnya. Pria itu mengangguk sebagai respon dan berjalan ke arah Zayden.

Moana kembali memainkan handphone-nya dengan siku yang dia taruh di pinggir meja, membuat handphone-nya terangkat dan dia bisa melihat respon dari Zayden ketika pria yang baru saja menghampirinya. Bisa Moana lihat tatapan tajam milik Zayden menatapnya. Moana mengangkat bahunya acuh, dan Zayden setelahnya pergi dari pintu kantin itu, membuat Moana bernafas lega.

"Pesanannya, Tuan Putri." Moana tersentak kaget saat mendengar suara Rania serta melihat makanan di hadapannya. Moana mengangkat kepalanya menatap Rania dengan raut kesal, yang dibalas dengan kekehan dari Rania.

Mereka berakhir memakan makanan mereka. Saat makanan sudah tersisa setengah, Moana teringat sesuatu. Matanya menyapu seisi kantin dan menatap meja yang sering ditempati oleh inti Vortex. Moana mengernyitkan alisnya. Kemana keempat pria itu? Apa mereka sedang bolos? Awas saja Noah, akan ia adukan kepada Mama dan Papa.

Different ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang