PART 13

235 51 3
                                    

Novela Irma sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, menolak memberi tanggapan pada hubungan rahasia mendiang Jevi dan Meydi di masa lalu.

Keberadaan Meydi Zaretha belum diketahui, dikabarkan belum siap memberikan penjelasan.

Kakak dari mendiang Jevi muncul, berharap bisa bertemu secara kekeluargaan dengan Meydi dan Harvi yang merupakan putra mendiang adiknya.

Ternyata sosok manager Meydi yang kini menjadi kekasihnya merupakan bekas manager mendiang Jevi, apa mereka terikat kisah kasih yang rumit di masa lalu?

Netizen bertanya-tanya, apa Meydi mempunyai anak yang disembunyikan juga dengan managernya?

Meydi Zaretha sosok panutan yang bercitra anggun dan cerdas dikatakan karirnya akan hancur karena terungkapnya fakta yang tidak terpuji.

Sosok Harvi putra mendiang Jevi dikabarkan punya peringai buruk. Kasar dan sering berkelahi?

Meydi Zaretha diperkirakan ada di salah satu rumah sakit karena putranya yang mempunyai penyakit jantung dalam kondisi kritis setelah mengalami shock.

-

"Mey."

"Apa?"

Mey cepat-cepat menurunkan ponsel, melirik Harvi yang keluar dari kamar.

"TV-nya gak nyala," kata Harvi.

Di siang yang hening ini dia berniat meramaikan kamar dengan suara televisi, tapi saat mencoba menyalakan, ternyata saluran-saluran TV tidak muncul.

"Nyala kok. Bisa nonton netflix sekarang, udah dilogin sama berlangganan."

"TV biasa, Mey."

Mey terdiam.

Tanpa menyahut pun Harvi pasti bisa paham. Bagas yang meminta Fandy agar TV di kamar yang ditempati Harvi diatur hanya bisa akses Netflix.

Harvi menghela napas, dia kemudian melangkah mendekat pada Mey yang sedang duduk di sofa.

Harvi berbaring dengan paha Mey yang dijadikan alas kepala.

Mey menyalakan ponsel. Dengan cepat keluar dari forum berita-berita terkini, lalu kembali mematikan layar ponselnya.

"Om Fandy ke mana?" tanya Harvi.

Rumah besar itu sangat hening, suaranya bahkan terdengar menggema.

"Lagi keluar."

Harvi menatap wajah ibunya dari bawah dan tiba-tiba menerbitkan senyum.

"Kenapa senyum?" tanya Mey.

Harvi melebarkan senyumannya.

"Pengen aja," sahutnya. "Boleh gak tidur di sini?"

"Tidur aja."

"Kaki Mey gak akan kesemutan?"

"Nggak."

Harvi tersenyum tipis lalu mulai memejamkan mata.

"Vi, ayok kita pergi."

Baru juga memejamkan mata. Perlahan Harvi membuka matanya kembali saat mendengar ajakan Mey yang terdengar serius.

"Ke mana?" tanya Harvi.

"Ke tempat yang sepi. Di sana banyak kebun sayuran, bisa pelihara ayam juga."

"Pergi sekarang?"

Harvi langsung antusias saat mendengar kebun sayuran dan pelihara ayam, tempat tinggal impiannya adalah yang tipe seperti itu.

BoTuDiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang