PART 14

241 52 2
                                    

Di sini, di batas kota ini
Ingin kutuliskan surat untukmu
Biar engkau mengerti perjalanan hidupku
Di dalam menggapai cita-cita

Rintangan yang datang silih berganti
Pedih, perih, mencekam menusuki
Aku mengharap selalu doa suci darimu
Duhai, Kasih, tambatan hatiku

Kukenang lagi saat menjelang perpisahan
Kau menangis di pangkuanku
Begitu tulus akan cinta kasihku
Semakin pilu aku mengenangmu

🎶🎶🎶

Matahari pagi sudah terbit saat Harvi membuka matanya. Tadi beberapa menit setelah mobil melaju, dia langsung melanjutkan tidur.

Lantunan lagu lawas mengalun diiringi senandungan lembut suara ibunya, yang ternyata cukup merdu.

Terasa mimpi Harvi bepergian berdua dengan Mey seperti ini. Ini untuk pertama kali di sepanjang hidupnya.

"Vi," panggil Mey, yang merasakan gerakan di jok belakang.

"Mm."

Harvi menyahut dengan gumaman.

"Ada roti di kantong cemilan, makan terus minum obat. Atau mau beli menu sarapan di drive thru?"

"Makan roti aja," kata Harvi sembari kemudian melihat-lihat kantong mana yang berisi cemilan.

Ada beberapa bungkus roti sandwich di dalam kantong yang dipenuhi berbagai macam cemilan itu, pasti Mey mengambil semuanya dari lemari cemilan di rumah Fandy.

Harvi mengambil dua roti sandwich lalu dia melangkah ke bagian depan.

Duduk di samping Mey dengan kedua kaki naik.

Kemudian membuka kedua bungkus roti. Menggigit yang satunya dan menyodorkan yang satunya lagi ke depan mulut Mey.

Mey tersenyum, tak menolak, dia menggigit roti itu.

Harvi menyuapi Mey sampai sebungkus roti di tangan kanannya habis lalu dia mengambil dua kotak jus dari dalam kantong cemilan tadi.

Menyedot yang satunya dan satunya lagi dia bantu Mey agar dapat menyedot jus itu tanpa perlu melepaskan tangan dari kemudi.

Setelah menghabiskan sekotak jusnya, Harvi mengeluarkan obat-obatan yang harus dia minum kemudian meminum semuanya dengan mudah.

Mobil sedang melaju di jalan tol yang lumayan kosong. Matahari sudah terbit lebih tinggi. Suasana pagi yang terasa indah dan damai. Harvi menyukai pemandangan dan suasananya. Walaupun masih tidak tahu Mey akan membawanya ke mana, tapi Harvi tidak ingin bertanya. Ke mana saja asal mereka bersama, meninggalkan riuh orang-orang tak dikenal yang berlomba-lomba menjadi hakim paling benar di hidup mereka.

Mobil berhenti di SPBU untuk mengisi bensin dan untuk pergi ke toilet. Tentu saja baik Mey maupun Harvi, keluar dari mobil menggunakan masker dan kepala yang tertutup tudung jaket. Mereka keluar hanya untuk ke toilet dan cepat-cepat kembali masuk ke dalam mobil.

Harvi kembali mengisi jok belakang dan tidur lagi.

-

Untuk yang ke-dua kali mobil berhenti setelah membeli makan siang di drive thru.

Mey sudah berkendara dengan kecepatan sedang menempuh waktu sekitar 6 jam, melewati jalan tol yang lancar.

Sembari makan, Harvi melihat sekeliling. Mereka sudah keluar dari Jakarta. Dalam keterangan jalan yang tadi dilewati menunjukan bahwa mereka sudah memasuki kawasan Jawa Tengah.

BoTuDiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang