DUA PULUH TIGA

201 35 7
                                    

Pertengkaran besar kemarin sudah berakhir begitu saja. Setelah Nara tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk suaminya, masalah akhirnya selesai begitu saja. Hubungan keduanya membaik, sesekali Nara masih mengungkit masalah tersebut dan membuat Jay kembali meminta maaf.

Namun ada sesuatu hal lain yang Nara rasa begitu mengganjal di dalam dirinya. Dan ketika gadis itu memastikannya dia yakin sebenarnya inilah yang akan menjadi masalah antara dirinya dan Jay. Bukan masalah ciuman yang lalu.

"Aku berangkat sayang. Lucas cuti hari ini, jadi aku bersama dengan Thom untuk bekerja." Ucap Jay memberitahu bahwa Thom yang akan mendampinginya bekerja hari ini.

"Kenapa Lucas cuti?" Tanya Nara ketika gadis itu bersandar di pintu penthouse menatap Jay bersiap.

"Dia bilang ada janji yang tidak bisa dia tinggalkan. Entah apa sampai dia berani-beraninya lebih memilih janji itu daripada mendampingiku bekerja." Gerutu Jay kesal. Lelaki itu mencium Nara dan pamit. "Sampai jumpa nanti malam."

--

Nara tersenyum ketika gadis itu menemukan sosok Lucas berjalan mendekat kearah meja VIP yang dia pesan. Jay bilang hari ini Lucas ada janji temu hingga harus cuti dan janji itu adalah bertemu dengan Nara.

"Selamat siang Nyonya, maaf membuat anda menunggu."

"Tidak apa Lucas. Aku baru saja sampai. Kau yakin Jay tidak akan melihat kita?" Tanya Nara.

Mengangguk mantap sebagai jawabannya. "Yakin Nyonya. Tuan Idzes memiliki agenda yang mengharuskannya berada di kantor seharian ini. Ada yang bisa saya bantu Nyonya?"

Menarik nafasnya dalam, Nara mengeluarkan beberapa dokumen dari map yang telah dia persiapkan. Gadis itu menjajar dokumen itu di meja sehingga Lucas bisa ikut membacanya.

"Ini adalah aset yang Jay berikan untukku. Termasuk sepuluh persen saham dari Opa yang dibagikan setelah beliau meninggal."

"Betul Nyonya. Ini seluruh aset anda." Jawab Lucas setelah mengecek dokumen-dokumen tersebut.

"Aku ingin kau mengembalikan aset ini ke nama Jay. Semuanya. Dan aku menjual sepuluh persen saham milikku pada Jay. Agar Jay memiliki total dua puluh lima persen saham dan menjadikannya satu-satunya pemegang saham terbesar." Jelas Nara.

Lucas menatap heran Nara. Bagaimana bisa gadis itu menginginkan semua asetnya dibalik nama? "Maaf tapi jika dibalik nama, secara hukum anda tidak memiliki aset apa-apa Nyonya."

"Ya, tidak apa-apa Lucas."

"Tapi, kenapa Nyonya?"

Menarik nafasnya dalam, Nara menatap Lucas. "Karena aku hamil Lucas."

"Puji Tuhan! Anda hamil nyonya? Tuan Idzes pasti akan sangat bahagia mendengarnya."

"Aku akan menggugat cerai Jay."

"Apa?" Lucas nyaris berteriak tak bisa menahan rasa terkejutnya. Nara hamil tetapi wanita itu justru ingin menggugat cerai Tuan-nya. Apa maksudnya?

Nara kembali mengeluarkan dokumen. "Ini kontrak pernikahan kami. Kami menikah kontrak Lucas. Dan tidak boleh ada kehamilan. Kau lupa? Bukannya kau yang mengurus surat ini agar sah dimata hukum?"

Lucas terdiam, benar dia pernah mengurus dokumen itu, tapi Lucas pikir kontrak ini berakhir karena Jay terlihat begitu mencintai Nara. Bahkan Lucas yakin jika Jay akan sangat bahagia jika tahu Nara hamil.

"Nyonya, apakah Tuan tahu anda hamil?"

"Tidak, jangan beri tahu dia!" Nara menggeleng tegas. "Termasuk pemindahan aset dan penjualannya jangan beri tahu dia."

Lucas terlihat bingung menghadapi situasi ini.

"Gugatan cerai akan aku urus di Indonesia karena pernikahan kami tercatat disana. Jay tidak perlu tahu agar putusan cerai segera turun." Nara menahan tangisnya dalam pembicaraannya bersama dengan Lucas. Tidak menyangka dia justru hamil secepat ini sedangkan pernikahan mereka baru berjalan di bulan ke delapan.

Nara sudah kehilangan siklus menstruasinya sejak dua bulan yang lalu dan kini kehamilannya bersiap memasuki minggu kelima. Pantas saja gadis itu begitu tergila-gila dengan aroma Jay. Ternyata dia mengidam aroma suaminya.

"Bulan depan aku akan pergi dari penthouse."

"Anda akan kemana nyonya?" Lucas ingin tahu bagaimanapun hal ini akan mempngaruhi kehidupan tuannya.

"Aku tidak tahu. Lucas tolong jangan bocorkan apapun pada Jay."

Hari itu Nara merasa patah sepatah patahnya. Dia memutuskan mengakhiri pernikahan ini lebih cepat. Karena dia melupakan satu boks kondom sialan yang diberikan Luis padanya dipertemuan pertama mereka di lapangan tenis saat itu.

Jay Idzes - Yes, I do - Another story not about TimnasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang