Namjoon baru saja meletakkan cokelat hangat untuk Taehyung. Pria itu tengah melamun di kursi rodanya, sesekali masih meneteskan air mata, meskipun tidak sederas tadi.
Oh, Namjoon jelas mendengar, saat Taehyung berteriak mencegah kepergian Jennie. Ia terlambat mendatangi, sehingga baru tahu, saat mobil Jennie meninggalkan halaman rumah Taehyung. Ia juga bisa menebak dengan kasar, bahwa dua orang ini.. telah putus.
Baru saja kemarin mereka membahasnya, mengenai Taehyung yang merasa Jennie berubah begitu banyak. Sebenarnya, sejak Taehyung bercerita, ia memang menaruh curiga, kalau Jennie mungkin menemukan pria lain di Gangnam, mengingat kota besar itu sangat bebas dan sangat modern. Namun, tentu saja ia tidak ingin membuat majikannya ini khawatir dengan dugaannya. Ternyata, benar saja, hubungan dua orang ini benar-benar kandas.
Namjoon menghela napas, merasa kasihan pada Taehyung. Semenjak kepergian kedua orang tuanya dan satu adiknya, hidupnya sendirian, belum lagi ditambah kakinya yang mengalami kelumpuhan karena cedera yang membuat syarafnya tidak bisa bekerja seperti semula. Taehyung harus menjalani hidupnya, kehilangan keluarga, dan kemampuannya.
Tiga tahun berlalu, ia yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, saat Taehyung perlahan bangkit, menerima ketidaksempurnaannya dan melanjutkan hidupnya. Tepat satu tahun yang lalu juga, ia mendengar tawa menyenangkan, keluar seseiring itu dari mulutnya, karena seorang gadis yang mampu meluluhkan hatinya; Jennie.
"Ini menyakitkan.." ucap Taehyung, dengan suara pelan yang sarat akan luka, "ini lebih menyakitkan daripada saat aku mengetahui, kalau aku tidak bisa berjalan lagi.."
Namjoon menunduk, merasa hatinya ikut sakit mendengar keluhan Taehyung. Ia tidak bisa membayangkan, sesakit apa perasaan Taehyung, disakiti oleh gadis yang selalu dicintainya. Pasalnya, Jennie.. tidak terlihat seperti gadis yang akan berkhianat.
Awalnya, Namjoon berpikir, bahwa Jennie akan selalu menjadi gadis baik yang menyenangkan untuk Taehyung, yang mau mencintainya dengan tulus. Mengingat ia sendiri mengenalnya dengan baik. Namun, sayangnya, tidak ada yang tahu hati seseorang. Kenyataannya, Jennie menjadi penyebab luka Taehyung, membuat pria itu kembali merasa rendah diri dan merasa tidak berarti.
"Mendengar seseorang tidak ingin bertahan di sekitarku, karena aku lumpuh.. benar-benar menyakitkan.."
Tanpa sadar, Namjoon meneteskan air mata. Bagaimana tidak sedih, melihat sosok yang selama ini ia hormati, kehilangan kepercayaan diri?
"Apa.. orang lumpuh itu tidak berhak bahagia?"
"Taehyung.." Namjoon menyela, menggeleng pelan. Ia menatap tajam pada majikan yang amat ia hormati ini, "tidak ada orang yang tidak berhak bahagia.."
Taehyung terkekeh perih. "Tapi, Jennie pergi dariku.. dia bilang, dia tidak bisa melihat masa depan denganku." Ucapnya, lantas memejamkan mata, merasakan sesak yang mencekik tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐌𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓
Fanfiction"Andai saja kamu tidak lumpuh! Seseorang tidak akan menghinamu, dan melukaiku seperti ini.." erang Jennie, meremas erat kaos polo yang dikenakan Taehyung. Mendengar ucapan itu, tanpa sadar, air mata Taehyung pun menetes. Andai saja ia tidak lumpuh...