VOTE and Komen juseyoo
***Tiga hari sudah berlalu, sejak hubungan Taehyung dengan Jennie berakhir. Tiga hari itu juga, Taehyung menghabiskan waktu dengan merenungi semuanya sendirian. Ia hanya menghabiskan waktu di kamar, tidak berinteraksi dengan siapapun, bahkan itu Namjoon.
Rasanya masih seperti mimpi, yang ia harap tidak pernah terjadi. Putus dengan Jennie seperti sebuah misteri yang sangat menakutkan. Ia tidak bisa menerimanya!
Satu tahun hubungan mereka, ia tidak pernah merasa ada yang salah. Ia juga telah memastikan pada Jennie, bahwa kondisinya yang tidak sempurna bukanlah apa-apa. Namun, ternyata.. hati manusia benar-benar semudah itu berubah. Hanya dalam waktu dua bulan Jennie bekerja di kota yang berbeda dengannya, gadis itu tidak lagi mencintainya.
Sungguh ironi..
Pandangan Taehyung turun, menatap pada dua kakinya. Dua kaki yang tidak lagi bisa berfungsi seperti sedia kala. Ketidaksempurnaan ini memang sulit diterima. Dulu, ia pun kesulitan menerima kenyataan, bahwa dirinya tidak bisa lagi berjalan. Namun, semuanya sudah terjadi, dan ia tidak bisa mengubah takdirnya. Apa yang bisa ia lakukan selain menerimanya?
Memejamkan mata, ingatan Taehyung pun dibawa pada video yang ia lihat tempo malam, saat Jennie dengan renyah tertawa dengan pria yang tidak ia kenal, pria yang menatap gadisnya penuh cinta. Sungguh ia cemburu! Jennie adalah kekasihnya! Tapi, pria lain tanpa tahu malu mencari perhatiannya!
Taehyung tidak tahu siapa yang harus disalahkan! Apakah ia harus menyalahkan pria yang mendekati Jennie? Tapi, itu hal yang wajar, karena Jennie sangatlah cantik. Apakah ia harus menyalahkan Jennie? Tapi, bukankah Jennie memang pantas mendapatkan yang lebih sempurna?
Kesadaran itu seolah memukul Taehyung. Ia harus menyalahkan dirinya sendiri, karena tidak sempurna. Ia harus menyalahkan dirinya sendiri, karena dengan ketidaksempurnaannya ini, berani-beraninya jatuh cinta pada Jennie, gadis yang baginya sangat sempurna.
Sesak memenuhi dada Taehyung, saat rasa rindunya menggulung, tapi, tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak bisa meluapkan kerinduannya, karena Jennie tidak lagi miliknya!
Sosoknya pun menangis, atas nasib buruk yang dimilikinya. Mengapa ia harus bernasib buruk? Mengapa ia tidak ikut mati saja bersama keluarganya? Ia tidak harus menghadapi pahitnya kehidupan sendirian, kan?
Taehyung menunduk, mengusap pahanya yang mati rasa. Ia lantas mengusap air matanya.
"Taehyung.."
Suara Namjoon membuatnya menoleh, mendapati pria yang berdiri di daun pintu. Tatapannya penuh kasihan padanya, membuatnya segera menghilangkan jejak air mata di pipinya.
"Ya?"
Tersenyum, Namjoon lantas melangkah mendekat. "Ada yang ingin bertemu denganmu."
"Siapa?" tanya Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐌𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓
Fanfiction"Andai saja kamu tidak lumpuh! Seseorang tidak akan menghinamu, dan melukaiku seperti ini.." erang Jennie, meremas erat kaos polo yang dikenakan Taehyung. Mendengar ucapan itu, tanpa sadar, air mata Taehyung pun menetes. Andai saja ia tidak lumpuh...