VOTE dulu guys jan lupaahh
**"Malam ini?"
"Ya.. aku sudah memesan gaun untukmu, sekarang, butik sedang dalam perjalanan untuk mengantarnya ke apartemenmu. Kamu bisa memakainya malam ini."
Jennie mengulum bibirnya, seolah berpikir. Ia baru saja sampai rumah, dan Jongin mengatakan akan mengajaknya pergi ke pesta seorang teman.
Memang, sejak dua bulan mereka menjalin hubungan, Jongin terbiasa membuat acara mendadak. Namun, kali ini, ia sedikit tidak nyaman, karena acara itu akan berlangsung dua jam lagi! Sementara tadi, ia sudah berencana akan pulang ke rumah orang tuanya!
Menghela napas, ia sedikit tidak enak. Ia tidak mungkin menolak ajakan Jongin, karena ini adalah acara ulang tahun rekannya yang tidak bisa ditunda. Akan tetapi, itu artinya.. ia pun harus membatalkan acaranya untuk pulang.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku dari kemarin? Aku sudah terlanjur bilang ke Eomma dan Appaku kalau aku mau pulang." Keluh Jennie, mengungkapkan kekesalannya.
"Ck! Aku lupa.. lagipula, kamu tahu sendiri satu minggu terakhir aku ada di luar kota. Aku baru ingat tadi, kalau aku mendapat undangannya.." ucap Jongin, "lagipula, kamu bisa pulang besok kan? Besok hari minggu.."
"Tapi, aku jadi tidak menginap."
"Oh, kamu tidak mau ikut denganku?"
Mendengar pertanyaan itu, Jennie menghela napas kalah. Kasihan Jongin kalau menghadiri undangan tanpanya, ia akan terlihat seperti kekasih yang buruk. Maka, dengan segala sesal yang ia tahan, ia pun menjawab.
"Mau.. baiklah, aku akan menelepon orang tuaku, dan pulang besok."
"Nah begitu.. jangan membuat persoalan seperti ini rumit, sayang.. Kalau begitu, bersiaplah, ada dua jam yang bisa kamu gunakan. Aku akan datang satu jam lagi.."
"Hm.."
Setelah itu, panggilan dimatikan. Jennie mencebikkan bibirnya kesal, tapi, tidak bisa berbuat apapun. Tidak lama, bel apartemennya berbunyi, dan Jennie segera membuka pintunya. Itu adalah kurir yang mengantarkan gaun yang dikirim oleh Jongin.
"Atas nama Nona Jennie?"
"Ya.."
"Ini kiriman untukmu." Ucap pengantar itu, sebelum tersenyum dan menunduk sopan, "permisi."
"Terima kasih.."
Jennie pun segera membuka isi box itu, dan menemukan gaun berwarna ungu muda. Gaun tanpa lengan yang indah, dibalut dengan kain tile dengan warna senada, dengan beberapa hiasan indah yang memanjang di sekitar dada.
Bibir Jennie membentuk senyuman, menyadari betapa bagusnya selera Jongin menemukan gaun cantik seperti ini. Meskipun ia sedikit kesal karena rencana kunjungan ini cukup mendadak, membayangkan dirinya mengenakan gaun ini dan bergandengan tangan dengan Jongin membuat hatinya sedikit ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐌𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓
Fanfiction"Andai saja kamu tidak lumpuh! Seseorang tidak akan menghinamu, dan melukaiku seperti ini.." erang Jennie, meremas erat kaos polo yang dikenakan Taehyung. Mendengar ucapan itu, tanpa sadar, air mata Taehyung pun menetes. Andai saja ia tidak lumpuh...