***
"Aku tidak akan mengambil resiko, membiarkanmu bertemu dengannya, dan menghancurkan hatinya. Kau tidak akan pernah tahu, bahwa pria itu mengalami masa yang sulit karenamu! Dia merasa kehilangan harga dirinya, dia kehilangan semangat dan kepercayaan dirinya, dan menyalahkan takdirnya karena kau!"
"Taehyung sudah jauh lebih baik tanpamu. Jadi, jangan pernah punya keinginan untuk menampakkan dirimu di depannya."
Kata-kata Namjoon masih berputar di kepala Jennie, bahkan saat siang telah berganti malam.
Jennie berada di kamarnya, merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di balkonnya, sembari menatap langit malam yang berhiaskan bintang. Entahlah, setelah beberapa bulan berpisah dengan Taehyung, rasa-rasanya, ini kali pertama dirinya memikirkan pria itu.
Jahat bukan? Saat Jennie begitu cepat membuka pintu hatinya, menggantikan posisi Taehyung dengan Jongin, seolah-olah dirinya tidak pernah mencintai Taehyung.
Entahlah, apa yang merasuki Jennie kala itu.. hingga semudah itu membuka hati pada Jongin. Lalu, kini, dirinya terkena karma, atas perilaku buruknya, melepaskan Taehyung dan membuat pria itu kehilangan kepercayaan dirinya.
Mata Jennie berkaca-kaca, merasakan sesak yang menyiksa di dadanya. Ia merasa bersalah! Ia benar-benar merasa bersalah, meskipun terlambat!
Ia ingat, kala itu, Taehyung memohon untuk mempertahankan hubungan mereka, bahkan berencana untuk menemainya di Gangnam, demi membuatnya tidak merasa kesulitan dengan hubungan jarak jauh ini. Namun, ia memilih menyerah..
"Bagaimana kabarnya sekarang?" lirih Jennie.
Nomornya telah lama diblokir. Ia bisa memakluminya, karena memang dirinya yang bersalah. Mungkin, itu bentuk usaha Taehyung untuk melupakan hubungan mereka yang telah kandas begitu saja.
Bangkit dari sofa, Jennie pun berdiri di tepi balkon, membiarkan angin malam menerbangkan rambutnya, dan dinginnya menusuk tulangnya.
Hati terdalamnya berucap, ingin bertemu Taehyung. Ia benar-benar ingin meminta maaf pada pria itu, dan mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan karmanya. Akan tetapi, bagaimana caranya? Namjoon bahkan tidak mengizinkannya menemuinya, dan ia tidak bisa menghubungi Taehyung sendiri untuk tahu kabarnya!
Merenung dengan pikiran dalam, tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalanya. "Email.. aku menyimpan emailnya.. haruskah aku menghubunginya melalui itu?"
Maka, setelah menimbang sendirian, ia lantas memasuki kamarnya, dan menuju meja belajarnya untuk membuka laptopnya. Ia segera membuka email dan mulai mengetikkan pesannya.
Entahlah apa tanggapannya, biarkan dirinya mengirimkan permintaan maaf tertulusnya. Ia sungguh.. ingin menebus kesalahannya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐌𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓
Fanfiction"Andai saja kamu tidak lumpuh! Seseorang tidak akan menghinamu, dan melukaiku seperti ini.." erang Jennie, meremas erat kaos polo yang dikenakan Taehyung. Mendengar ucapan itu, tanpa sadar, air mata Taehyung pun menetes. Andai saja ia tidak lumpuh...