**
"Are you okay? Mau diantarkan ke rumah sakit?"
"Tidak perlu.. aku.. hanya butuh istirahat. Entahlah, mungkin karena musim dingin semakin dekat, jadi, aku sedikit lelah.."
"Ahh.. ya sudah kalau begitu.. nanti, aku akan mampir kalau pulang.. istirahatlah.. kamu sudah bekerja keras."
Panggilan itu dimatikan. Itu adalah Jungkook, yang menanyakan kabar Taehyung, karena ia mengatakan ingin istirahat beberapa hari.
Setelah panggilan itu terhenti, Taehyung menyimpan ponselnya di saku.
Rumah ini sepi, Namjoon pergi beberapa jam yang lalu, karena mendapat panggilan dari salah satu cabangnya, memintanya untuk datang. Jadi, Taehyung sendirian di rumahnya.
Pria itu merenung, jelas masih memikirkan pesan Jennie, serta kata-kata Namjoon. Ia sampai tidak bisa fokus dengan tugas hariannya.
Taehyung tahu, kata-kata Namjoon masuk akal dan realistis, bahwa Jennie pernah menyakitinya, tidak seharusnya ia memberi kesempatan untuknya. Namun, hatinya tidak berbohong.. ada setitik rasa tidak nyaman, membayangkan Jennie menanggung kebencian yang kemarin ditunjukkan oleh Namjoon.
Semoga.. suatu hari nanti, kita tidak sengaja bertemu. Aku juga merindukanmu. Akan menjadi kesenangan bagiku, kalau aku bisa melihatmu.
Taehyung memejamkan mata, saat tiba-tiba teringat pesan Jennie yang dikirimkan padanya melalui email. Gadis itu mengatakan rindu, dan ingin bertemu! Kini, hatinya bergemuruh dalam kebimbangan, tiba-tiba ingin menemui gadis itu, meskipun itu salah. Keduanya sudah tidak ada hubungan apapun!
Akan tetapi, dirinya jelas tidak bisa tenang! Pikirannya tidak henti-hentinya memikirkan Jennie. Apa yang harus ia lakukan?
Memejamkan mata, Taehyung mencoba merenung lagi. Ia harus mengingat, hari saat hatinya hancur, karena hubungannya yang berakhir dengan Jennie. Ia harus mengingat saat-saat beratnya, kehilangan satu-satunya alasan dirinya tersenyum. Ia terus menanyai diri sendiri, apa yang diharapkan, jika dirinya menemui Jennie?
Tidak ada, hubungannya telah berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐌𝐏𝐄𝐑𝐅𝐄𝐂𝐓
Fanfiction"Andai saja kamu tidak lumpuh! Seseorang tidak akan menghinamu, dan melukaiku seperti ini.." erang Jennie, meremas erat kaos polo yang dikenakan Taehyung. Mendengar ucapan itu, tanpa sadar, air mata Taehyung pun menetes. Andai saja ia tidak lumpuh...