BAB 21√

881 99 66
                                    

AWAS NIH KALO KOMENNYA GAK RAME 😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AWAS NIH KALO KOMENNYA GAK RAME 😎

.
.
.


Pada hakikatnya, Omega adalah pasangan Alpha. Tidak dapat diganggu gugat.

Sebagian besar dari Omega adalah seorang perempuan, namun tak sedikit juga lelaki yang berstatus Male Omega.

Jika Omega sudah ditandai oleh Alpha-nya, maka dia tidak bisa berhubungan dengan Alpha lain seumur hidup. Tubuh Omega akan merasakan sakit yang teramat sangat seperti dicambuk (umumnya dipunggung) ketik disentuh oleh Alpha lain.

***

"Pivoo..." Kenzie menangis saat pertama kali bertemu Ivo.

"Hoii, hoii, hoii...! Mengapa menangis? Sudah kubilang aku tidak akan membujuk."

"Kau meninggalkanku terlalu lama, Phi. Lihat perutku sudah membesar."

Demi apapun, Ivo sangat ingin memotong penis Darren sekarang. Tapi Kenzie butuh dukungan mental, jadi Ivo tak akan terlalu keras kali ini. Dia berjongkok agar wajahnya sejajar dengan perut Omega kesayangannya.

Sejujurnya Ivo sangat takut dengan kehamilan, itulah sebab dia belum juga mengandung sampai saat ini, pdahal sudah menikah hampir satu tahun dan untungnya Kin tak masalah.

"Hallo baby, jangan menyusahkan Ibumu ya, Ayahmu sudah cukup membuatnya menderita."

" Mereka membuatku mual, Phi." Kenzie terisak.

Ivo kembali meraih Kenzie dalam pelukan. "Sssttt, kau sudah memutuskan akan melahirkan mereka, jadi kau harus bahagia ya? Yang kutahu, jika Ibunya menangis, janin yang dia kandung juga ikut bersedih." Menepuk dan mengusap punggung Kenzie seperti bayi.

Kenzie menghabiskan waktu bersama Ivo hingga siang hari, menceritakan awal mula bertemu Darren di bandara sampai terbentuklah baby quadruplets. Semua ia ceritakan tanpa ada yang terlewat, termasuk fakta bahwa mereka adalah Soulbond. Karena saat Kenzie terbangun dari hibernasinya, Ivo sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negri, jadi mereka baru bertemu sekarang.

Setelah keperluan Ivo, Kenzie ingin beristirahat tapi dering ponsel mengganggu kenyamannya. Tapi dia sama sekali tak berniat mengangkatnya.

Seolah tak menyerah, ponsel itu terus berdering dan membuat Kenzie jengah. dia meraihnya lalu berjalan ke balkon.
nomor yang tertera di layar tidak memiliki nama, tapi Kenzie tahu siapa yang menghubunginya hampir ratusan kali.

Berdiri menumpukan siku di pagar balkon, menatap ponselnya. "Biarkan Aku tenang sehari saja. Aku sedang tak ingin mendengar suaramu, apalagi bertemu denganmu."

My Ex-Omega [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang