BAB 12√

3.8K 311 52
                                    

Dengan langkah ragu, Kenzie memasuki lobby rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah ragu, Kenzie memasuki lobby rumah sakit. Didampingi Passakorn dan dua orang bodyguard.

Jantungnya menabuh genderang di dalam sana. ‘Mengapa aku langsung berlari saat Phi Ren membutuhkanku? Mengapa aku tak bisa menolak ajakan Paman Korn? apa yang harus kukatakan saat bertemu dengannya nanti?’

Beragam pertanyaan bergulat di kepala
Kenzie hingga kandung kemihnya ikut memproduksi urine dua kali lebih banyak.

"Paman, saya harus ke toilet lebih dulu," pintanya pada Passakorn.

Pria yang dipanggil Paman menghentikan langkah, menatap mantan istri bos-nya. "Anda bisa menggunakan toilet di kamar Tuan Ren nanti."

Tapi sang Omega udah terdesak. "Tidak bisa ditahan lagi, Paman." Wajah memelasnya membuat Passakorn gemas.

"Baiklah, kita ke sana," tunjuknya ke bagian timur di mana letak toilet umum berada.

"Kalian akan mengikuti saya?"

"Anda lupa hampir 99% tempat ini dikelilingi Alpha?"

"Ah benar. Ayo cepat Paman, saya tak tahan lagi."

Omega cantik itu berlari ke arah yang tadi ditunjukkan Passakorn, hingga Alpha paruh baya itu terkekeh melihatnya.

"Sayang sekali, Tuan Ren terlalu tidak peka untuk ukuran seorang Alpha."

***

Selesai dengan urusan air seni, Kenzie menatap wajahnya di cermin. "Apa yang kau debarkan? ingat! kau datang ke sini hanya karena rasa kemanusiaan, bukan karena cinta." Menghela nafas sekali
lagi sebelum melangkah keluar.

Terlalu gugup membuat Kenzie tanpa sengaja menubruk seorang pria paruh baya, hingga nyaris terjerembab. Dengan sigap pria itu menarik tubuhnya. Mereka hampir berpelukan sebelum tubuh Kenzie berpindah ke lengan dua orang bodyguard yang mendampingi.

"Anda baik-baik saja, Tuan?"

"Y, ya. Sa-saya baik-baik saja, hanya sedikit terkejut."

Kenzie melangkah mendekati pria paruh baya yang dia tabrak, tapi lengannya kembali ditarik oleh salah satu pengawal. "Jaga jarak Anda, Tuan. Dia seorang Alpha."

Omega itu mematung. ‘Astaga, aku lupa.’

Kenzie menatap pria itu dari jarak sekitar 5 meter. "Paman, apa Anda baik-baik saja? maaf saya tidak sengaja."

Pria itu menatap Kenzie dengan mata berkaca seolah menahan rindu yang tertahan selama puluhan tahun. Dia melangkah mendekati Kenzie, tapi kali ini Passakorn yang menahan. "Anda bisa berbicara dari sini, Tuan!"

My Ex-Omega [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang