BAB 29√

591 66 53
                                    

"The number you are calling is inactive or out of range

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"The number you are calling is inactive or out of range. Please try again in a moment"

Sudah puluhan kali teriakan operator itu memekakkan telinga Dary saat dia menghubungi nomor Darren.

"Brengsek! Jangan menyesal jika aku benar-benar merebutnya dari mu!"

Kembali memakai helm dan menaiki motor sportnya, tapi terhenti karena deringan ponsel. Ternyata Ivo yang menghubungi.

"Bagaimana?" Suara cemas di sebrang sana.

"Aku kehilangan jejak. Mereka sudah pergi jauh saat aku tiba disini, sedangkan Ren tidak bisa dihubungi." Jawab Dary frustasi.

"Gunakan kekuatan Alpha-mu, Alexandria!!!"

"Heii omega sialan! Aku tak bisa mengendus aromanya dengan jarak sejauh ini, kau lupa dia sedang mengandung anak Ren? Bisa mencium feromonnya dari dekat saja sebuah keajaiban. Hanya Ren yang bisa melacak keberadaannya."

"LALU BAGAIMANA? APA YANG BISA KITA LAKUKAN???" Teriak Ivo.

Dary sampai harus menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Sial!!! Kau membuat telingaku sakit." Mengusak hingga telinga itu memerah.

"Alex, lakukan sesuatu..." Ivo terisak.

"Heii, cari suamimu untuk menangis!"

Tiba-tiba Ivo mengingat sesuatu. "Bukankah kau bersahabat sejak kecil dengan Alpa bajingan itu? Gunakan insting-mu untuk bertelepati dengan-nya."

"Aku tak yakin, tapi akan ku coba."

Panggilan berakhir.

***

"Kali ini, takkan ada yang bisa merebutmu dariku lagi, Vee! Hahahaa..."

Airon menggendong tubuh tak sadar Kenzie ke dalam ruangan lab miliknya. Merebahkan di atas ranjang penelitian dengan sangat hati-hati, seolah Kenzie adalah benda berharga yang sangat rentan.

Satu tangannya terulur membelai perut buncit omega. "Apakah sangat nyaman didalam sana?" menatap tajam perut itu. "Bersiaplah, sebentar lagi, Aku akan merebut tempat ini dari kalian. Karena rahim nyaman ini hanya akan di isi oleh benih-benih ku. Hahaha..."

***

Baru saja Darren memejamkan mata di dalam pesawat, telinganya berdengung. Hanya perlu menempuh satu jam perjalanan lagi, mereka akan mendarat di Thailand.

Tubuhnya sangat lelah, tapi matanya enggan terpejam. Insting Alphanya berkata ada suatu hal menyakitkan yang telah menantinya pulang.

"Ren...? Ren...? Apa kau mendengarku? Kumohon jawab Aku secepatnya!"

Tersentak membuka mata, mencari ke sekeliling mungkin saja ada yang memanggilnya. Tapi nihil.

"Ada apa Tuan?" Heran Tn. Korn.

My Ex-Omega [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang