UDAH PADA NGE-FOLLOW AKU APA BELUM? 😎
.
.
.
Kenzie sudah menurunkan satu kaki dari mobil, tapi kembali menaikkannya untuk menanyakan hal serius pada Darren.
"Kau serius menginginkan mereka?"Darren masih tertegun memikirkan ucapan Kenzie yang berkata akan membuat surat perjanjian pra-nikah, hingga dia tak bisa mencerna dengan baik pertanyaan Omega-nya barusan. "Si-sapa lagi sayang?"
"Ck! Bayi-bayi Titan-mu lah." Menatap pada perutnya sendiri.
Jelas sang Alpha gelagapan, apalagi yang akan Omega-nya ini lakukan, pikirnya. Hingga yang keluar dari mulutnya seolah amarah. "Sudah kubilang aku menginginkan mereka. Jangan melampaui batas!" Nadanya meninggi, dia panik, feromon-nya mulai pekat.
Kenzie tahu Alpha di depannya ini terpancing emosi. Itu membuktikan bahwa dia sungguh menginginkan bayi Titannya.
Kenzie membuka pintu lagi, bersiap turun. "Aku hanya memastikan, mengapa kau marah dan membentakku? ternyata masih sama saja seperti dulu," ucapnya datar.
"Eh, Sayang, tunggu!" Meraih Omega-nya dalam pelukan, dengan satu kaki Kenzie yang sudah menyentuh aspal. "Maaf, Maafkan Phi, sayang. Phi tak bermaksud membentakmu. Phi hanya terkejut dengan perubahan sikapmu."
"Aku bukan Kenzie yang dulu, jadi lebih baik berpikir panjang sebelum menikahiku lagi. Lepas!" Pria itu menggerakkan tubuhnya tapi pelukan Darren terlalu kencang.
"Tidak sebelum kamu tersenyum."
Kenzie terus meronta. "Apa kau pikir aku masih bisa tersenyum di saat genting seperti ini? Kau bisa membuangku kapan saja. Sedangkan aku harus membawa mereka bersamaku."
"Tenanglah sayang, jangan meronta terus, nanti kamu kelelahan." Satu tangannya membelai rambut Kenzie. "Jangan menolakku, Zie. Omega hamil butuh pelukan Alpha untuk membuatnya tenang. Kamu tidak boleh mengabaikan hal itu sayang."
"Alpha di dunia ini bukan hanya dirimu."
"Iya, benar. Tapi bayi Titan itu milikku, mereka pasti lebih nyaman dengan aromaku." Telapak tangannya berpindah mengusap perut sang omega.
Pintu kembali ditutup, sang Omega menaikkan kakinya lagi, masih dalam dekapan Darren. "Bukankah dulu kau sangat tak ingin memiliki anak?" Tanpa menatap wajah sang Alpha.
Demi apapun, Darren sangat berharap Kenzie tak mengingat hal ini. Apa yang harus dia katakan sekarang?
"Aku tak mau kau menikahiku karena terpaksa. Cukup selama ini aku menjadi Omega meyedihkan yang mengharap belas kasih suaminya."
Seketika telinga Darren berdengung, ucapan Omega-nya sangat menusuk. Mau membantah bagaimana? Semua yang dikatakan Kenzie memang benar.
"Tapi Phi tidak terpaksa melakukannya sayang."