Tubuh Darren terhempas ke balik pintu apartemen yang di dindingnya terdapat cermin besar.
Dengan tanpa aba-aba, Kenzie meraup habis bibir tipis suaminya. Meski terkejut, tapi Darren tak berani menyela, hanya bisa menerima dan membalas tak kalah bergairah. Dia membiarkan Kenzie menciumnya tergesa, terkesan kasar tapi tetap memabukkan seperti biasa.
"Emhh..."
Lenguhan terdengar kala jari Kenzie mengapit dagu Darren dan memaksa agar mulutnya membuka lebih lebar untuk menerima lidah panjang Kenzie yang membelit lidahnya. Kali ini cukup berantakan meski terkesan erotis kala benang saliva turut serta saat pergulatan bibir itu terlepas.
Kenzie mencengram kedua pipi Darren hingga bibirnya mengerucut. Tatapan tajam dari mata indahnya sangat mengintimidasi. "Sehebat apa ciuman wanita itu sampai kau terlena dan hampir membawanya ke ranjang, hah?" Sarkas nya.
Wajah bodoh Darren semakin terlihat bodoh saat dia membulatkan mata dengan bibir mengerucut. "Jadi ini belum selesai?" pikirnya.
Seketika ruangan itu dipenuhi dengan aroma memabukkan milik Kenzie yang dia keluarkan sebanyak mungkin.
Darren pening, Darren bergairah, Darren mabuk feromon tapi Darren juga takut menyakiti bayi mereka.
"Soyyong tononglohh... Phii biso monjoloskon semoonyo..." Kosa kata yang Darren ucapkan tak jelas karena jemari Kenzie sangat kuat mengapit pipinya.
"Bukankah kau paling anti menyentuh omega sebelum ada ikatan? Mengapa sampai menciumnya?"
Kepala Darren menggeleng ribut, dia sedang berusaha melawan nafsu karena takut menyakiti Kenzie.
"Soyong hentikon feromonmu yoo, ingott odo beby kitoo di peroumu..."
Degh!
Kenzie melepaskan cengkramannya pada pipi Darren , kemudian melumat bibir tipis itu lagi sambil menelanjangi diri. Bukannya berkurang, feromonnya malah semakin banyak menguar, Darren tak yakin apa dia bisa terus mengendalikan diri.
Tubuh keduanya sudah tak berbalut sehelai benangpun, Kenzie menggeret Darren ke depan cermin tanpa melepas tautan tergesanya.
"Lakukan! Sentuh aku sebanyak yang kau mampu, jangan berani menutup mata! Kau harus melihat semua yang kita lakukan dibalik cermin itu! Lakukan seperti yang kau lakukan pada wanita-mu!"
Darren harus bagaimana? Menuruti nafsunya, ia takut menyakiti Kenzie. Menguarkan feromon agar Kenzie tunduk? Itu lebih berbahaya. Tapi Kenzie juga tidak bisa di bujuk.
Tiba-tiba Darren berlutut, memeluk pinggang Kenzie dan menciumi perut yang sedang menampung anak-anaknya di dalam sana.
Kenzie terpaku.
Seluruh permukaan kulit tak luput dari kecupan dan jilatan lidah, hingga bagian itu basah oleh salivanya.
"Bantu Paa untuk membuat Pabu tenang ya anak-anak. Paa tidak ingin terjadi hal buruk kepada kalian terlebih kepada Pabu. Paa sangat mencintai Pabu, mengandung membuatnya sangat sulit mengendalikan hormon, Paa mohon berkerja sama lah anak-anak hebat." Mengecupi perut buncit itu lagi.