Ini story bakalan gue jual kalo gak pada rajin komen.
Wkwkwkw
😆
"Ini untukmu." Darry menyodorkan sebuah paper bag kepada Kenzie. "Aku langsung mengingatmu ketika melihatnya, jadi ku beli saja. Hehe..."
"Woah..., terima kasih, Phi." Kenzie tak dapat menyembunyikan raut bahagianya ketika melihat buku bertulis, "Parenting Book" dalam paper bag itu.
"Kau suka?"
"Sangat. Terima kasih." Dengan antusias Omega itu membuka lembar demi lembar. "Mengapa Aku tidak pernah berpikir untuk memiliki hal semacam ini ya Phi?"
"Semua yang terjadi padamu sangat mendadak, wajar jika kau melewatkan banyak hal."
"Ah benar juga." Wajahnya berubah muram, "Kurasa Phi Ren juga tak pernah memikirkan hal semacam ini."
Kesempatan bagus bagi Dary untuk menarik simpati. "Dia juga sama terkejutnya denganmu."
Menarik pelan kedua pipi Kenzie agar melengkungkan senyum. "Omega hamil harus selalu tersenyum agar bayinya juga bahagia. Hm?"
Sementara di sisi lain, Rein sedang memotret kegiatan dua Alpha dan Omega itu.
"Maaf Phi, Aku hanya menjalankan tugas. Hiks."
Tanpa mereka sadari, foto itu sudah sampai ke tangan Darren Whan.
Meja menjadi sasaran kesal.
"Ada apa, Tuan?" Tanya Tn. Korn yang baru saja masuk.
"Aku harus menjemput istriku, sepertinya dia sudah selesai."
Pria yang lebih tua menatap tumpukan berkas yang dia pegang. "Pekerjaan Anda masih sangat banyak, saya akan menyuruh supir menjemput Tuan Kenzie."
"Tidak. Aku akan pergi sendiri."
"Tapi..."
"Aku akan kembali secepatnya Paman, dan tidak akan pulang sebelum berkas itu selesai."
***
Disinilah Darren sekarang, menatap nyalang dari dalam mobil ke arah dimana Darry dan Kenzie tertawa lepas.
Sudah beberapa menit dia berusaha mengatur nafas dan feromonnya agar tak menguar semakin pekat hingga merubah iris matanya.
Dia sedang cemburu, sangat-sangat cemburu. Sejak kapan Kenzie bisa tertawa selebar itu? Seingatnya belum pernah dia mendapati aura Kenzie yang seperti ini saat beresamanya, dan Darren sangat yakin, pasti aroma Kenzie sangat harum sekarang.
"Sial sekali aku belum bisa menandaimu." Monolognya dalam geraman seraya mengepalkan tangan.
Berkonsentrasi memejamkan mata untuk meredam emosi. Dia harus turun dan segera membawa omeganya pergi sebelum Dary bertindak terlalu jauh.
Darren sangat paham seperti apa sifat Dary. Wanita Alpha itu tidak akan merebut secara ugal-ugalan, dia pasti menggunakan cara halus agar Kenzie terkesan padanya. Mau tak mau, Darren harus mengakui bahwa Dary memiliki tingkat kepekaan yang tinggi.