ਏਓ⠀࣪𓈒 Duaempat

810 59 4
                                    

Aku sibuk banget akhir-akhir ini, maaf ya. Tapi akhirnya aku bisa update bagian ini dan spesial aku update 3 part langsung.

Note sedikit ya, mungkin alur sedikit bikin emosi. Emang alur yang aku buat sedikit slow, mengingat akan kurang seru kalau kejahatan Isabella Dkk terbongkar begitu aja. Pasti tetap ada lika-liku sampai bikin Airys beberapa kali nyusruk. 😭🙏

Semoga kalian senantiasa menunggu update-an di sini ya. Terima kasih selalu antusias.

"Kak Reiga nggak apa-apa?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Reiga nggak apa-apa?!"

Kehadiran Isabella membuat raut wajah Airys menjadi keruh. Gadis itu menatap sengit Isabella yang baru saja datang dan kini berada tepat di hadapan Reiga.

"Hm, gue aman, Isa." Reiga menjawab singkat, dahi cowok itu sudah diberi plester.

"Kenapa bisa Kak Reiga luka begini?"

Airys menatap datar, kedua tangannya dilipat di depan dada. Padahal, ia hampir akan memaafkan Reiga dan melupakan hubungan buruk mereka belakangan ini. Tapi kedatangan Isabella yang seperti Jalangkung memantik perasaan kesal Airys kembali ke permukaan.

"Dibaikin Bang Reiga jadi makin nggak tau diri, ya? Berani banget dateng ke sini dan sok perhatian," sindirnya. Ellen di samping Airys tertawa kecil. Sementara Isabella kini memusatkan atensinya pada Airys. Gadis itu menunduk takut.

"Maaf Airys, aku cuma panik," cicitnya pelan.

Airys menatap arogan. "Panik? Nggak ada yang butuh rasa panik lo, Isa. Mending lo keluar dari sini sebelum gue makin muak sama muka lo."

Isabella menggeleng. "Aku beneran panik dan khawatir sama keadaan Kak Reiga, Airys. Apa itu salah?"

"Salah." Airys maju, gadis itu tepat di hadapan Reiga. Dalam hati sedikit bertanya-tanya mengapa Reiga memilih bungkam dan seolah tidak peduli. Tapi, bukankah itu bagus? Apa kejatuhan pot bunga membuat jalan pikiran Reiga kembali benar?

"Lo bukan siapa-siapa, dan gue jijik dengar pengakuan lo barusan." Ia meletakkan satu tangannya di bahu Isabella. Membuat mata gadis itu membulat. "Jangan lewati batas lo, Isabella. Tau diri sedikit. Lo cuma keturunan Mahatma yang levelnya setara sama upik abu."

"Airys!"

Airys tertawa kecil, ia menjauhkan tangannya dan menyemprotnya dengan hand sanitizer yang ada di atas nakas. "Keluarga dari level bawah udah pasti banyak kumannya, gue takut kalo sampai tertular."

"Airys, kamu jahat!" Isabella mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak menyangka akan mendapat hinaan semacam ini dari mulut Airys. Diam-diam Isabella melirik Reiga. Tapi sial, cowok itu justru melengos dan tak acuh. Apa Isabella belum cukup menarik perhatian Reiga? "Kak Rei ...."

"Gue emang jahat, sejak kapan gue baik ke lo?" tanya Airys.

Mata Isabella berkaca-kaca. "Kamu boleh hina aku, tapi jangan pernah kamu hina keluarga Mahatma, Airys."

ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang