ਏਓ⠀࣪𓈒 Empatpuluh

595 75 13
                                    

Wow, sampai bab 40. Nggak nyangka sih bisa sejauh ini. Bab 40 dengan pembaca yang sudah mencapai 40rb. Bersyukur dan senang banget.

Thank you. Makasih juga yang selalu menunggu update- an cerita ini. Kadang-kadang kalau pas aku nggak up beberapa hari, aku memang lagi merasa capek kerja atau capek sama rutinitas. Biasanya lebih luangin waktunya buat baca cerita lain. Wkwk.

Jangan malas buat apresiasi cerita ini, ya. Karena itu berharga banget buat Author amatir sepertiku. 🥺♥️

 🥺♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi, kalian bakal pisah mansion?" Airys menatap Kallendra dan Keandra dengan tatapan sedih. "Kenapa nggak di sini aja, lebih rame lebih seru, kan?"

"Abang maunya begitu, Princess." Keandra mengelus sayang pipi adiknya. "Tapi Mama Iliana dan Papa Aidan memiliki mansion sendiri dekat Rumah Sakit Central. Sekembalinya mereka ke Indonesia. Mereka akan menempati mansion itu, memudahkan jika ada sesuatu darurat di Rumah Sakit."

Kallendra berdeham. "Kami akan sering ke sini. Menemui Princess kecil kami. Abang tentu tidak akan betah berlama-lama tanpa melihat kamu."

Airys merengut. Tidak begitu merasa terhibur. Tapi ia tetap mengangguk mengerti. Pagi tadi ia tidak sengaja melihat kedua abang kembarnya tengah menge- pack barang ke dalam koper besar. Ia kira mereka akan mengikuti acara di alam liar dari pihak university. Tapi rupanya ini jauh dari dugaan Airys.

Iliana dan Aidan memutuskan kembali ke Indonesia setelah mereka mengabdi bertahun-tahun di Rumah Sakit yang dibangun di Amerika. Hal itu yang membuat Kallendra juga Keandra memutuskan pindah ke mansion yang sudah orangtuanya persiapkan. Sebab sebanyak kecintaannya kepada adik perempuan mereka, bungsu Fraulens, Kallendra dan Keandra tentu juga menyimpan kerinduan pada kedua orangtuanya yang lama tidak bertemu.

Selain itu, universitas mereka letaknya tidak terlalu jauh dari mansion baru. Illiana dan Aiden benar-benar melakukan estimate yang tepat.

"Jadi, kalian mau langsung ke bandara?" Roseanna membuka suara. "Apa mau diantar supir? Atau Mama bisa minta Papa Lucas untuk menemani kalian, atau Hades?"

Hades mengangguk. "Bisa, kebetulan tidak ada hal mendesak di perusahaan. Kalian mau Abang antar?"

Keandra menggeleng. "Tidak perlu, Bang. Biar kami berdua karena kami juga masuk kelas sore."

Hades mengangguk saja. "Abang nggak maksa, tapi kalo memang perlu bantuan, kalian bisa hubungin Abang."

Kallendra mengangguk singkat.

"Aku boleh ikut?" tanya Airys.

Reiga yang sudah bersiap dengan sepatunya mendongak. Tatapannya jelas menentang. "Kita harus berangkat sekarang, Airys. Sepuluh menit lagi bel bunyi."

ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang