BAGIAN 18 - UNGKAPAN RASA

325 20 2
                                    

Shaka merasa waktu seakan melambat. Ia menyentuh bibirnya, masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana rasa lembut ketika kedua bibir itu bersentuhan.

Tentu Shaka tahu Karel baru menciumnya lalu kabur begitu saja. Karena pada kenyataanya Shaka sudah terbangun sejak Karel menyentuh ujung hidungnya, tapi ia memilih tetap pada posisi awal sekedar ingin tahu apa yang Karel lakukan.

Namun kejadian ini sungguh diluar prediksinya. Karel betulan membuat daya pacu jantungnya di uji. Kendati demikian, Shaka tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Itu artinya Karel juga menyukainya, kan?

Maka senyum itu ditarik semakin lebar. Dirinya lantas berdiri, mengambil tasnya lalu pergi menyusul Karel dengan hati riang. Mungkin jika ada penobatan orang paling bahagia di dunia, maka Shaka lah manusia itu.

Di pintu luar kafe Shaka mengedarkan pandangan, lantas menemukan Karel disana yang tampak duduk meringkuk di dekat parkiran. Ia menghampirinya, menepuk pundak itu pelan tapi respon yang di dapat sedikit terlalu berlebihan.

Karel terlonjak, hampir melompat karena kaget. Dan ketika dirinya melihat Shaka ia lekas berdiri, mengusap belakang kepalanya merasa canggung.

"Eh, Ka."

"Lo gak papa?" Shaka bertanya heran melihat gelagat aneh Karel, terlebih peluh yang membasahi sekitar kening nya membuat ia sedikit khawatir.

Karel menggeleng cepat, "Enggak! Gak papa." Ia berusaha tersenyum untuk menghilangkan kegugupan.

Namun pada akhirnya, sepasang mata itu membuatnya tidak sanggup untuk menatap lebih lama. Karel menunduk, memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum kembali mengangkat kepala dan menatap Shaka.

"Shaka, Lo ada waktu gak? Gue mau ngomong," ungkapnya.

"Hm? Ngomong aja."

"Jangan disini."

Shaka mengernyit bingung saat Karel beralih menaiki motornya, memakai helm dan menyuruh ia untuk naik.

Namun ujung-ujungnya ia tetap menurut, membiarkan Karel membawanya ke tempat manapun yang pemuda itu inginkan tanpa banyak bertanya.

🌱🌱🌱

Cahaya remang-remang dari tiang lampu yang terpasang di sepanjang tepi danau menemaninya malam ini. Meski waktu baru menunjukkan pukul enam lewat sedikit, tapi langit sudah total berubah gelap. Udara dingin khas malam pun sudah mulai terasa menusuk kulit.

Disini Shaka berdiri, di tepi danau tempatnya dan Karel biasa menghabiskan waktu. Pemandangan gemerlap lampu dari gedung-gedung tinggi yang terpantul lewat air danau jadi pusat perhatiannya. Itu indah, menyenangkan untuk dipandang lama-lama.

 Itu indah, menyenangkan untuk dipandang lama-lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan ngelamun."

Sebuah suara menyadarkannya. Shaka menatap jaket yang baru saja disampirkan di bahunya lalu menoleh ke samping, pada Karel yang ikut berdiri menghadap danau.

Keheningan datang untuk beberapa saat, sebelum Shaka memecahnya dengan sebuah kalimat tanya.

"jadi, Lo mau ngomong apa? Kayaknya serius banget." ujarnya, mengakibatkan Karel tersadar tentang apa tujuan sebenarnya ia membawa Shaka kemari.

"Emm...anu...itu...gue..."

Karel berbalik menghadap Shaka. Walau perasaan gugup itu tak kunjung hilang, ia ingin melawannya demi sebuah tujuan. Maka napas itu ditarik, matanya terpejam, lalu berteriak dalam satu tarikan napas. "Gue suka sama Lo Shaka!"

Butuh banyak keberanian untuk mengeluarkan lima kata itu dari mulutnya. Dan Karel lega sudah bisa melakukan ini dengan baik.

"Hah?" Shaka membatu di tempat. Ini benar-benar diluar prediksinya.

Untuk beberapa saat, suara dari hewan-hewan malam mendominasi tempat ini. Shaka terlalu terkejut dengan pernyataan Karel yang tiba-tiba. Dan Karel masih menyiapkan hati untuk mengutarakan perasaannya.

Setelah menarik napas dua kali, Karel kembali melanjutkan, "Gue suka sama lo. Gue tau ini aneh, tapi gue gak bisa liat lo sama kayak dulu. Sejak ciuman kita waktu itu gue ngerasa beda, terutama tentang perasaan gue ke lo. Gue gak papa kalo lo mau jauhin gue. Gue gak masalah kalau lo benci gue, tapi—"

Racauan itu dibungkam manis. Shaka mencium bibir Karel hingga membuat siempunya kaget bukan kepalang.

Semuanya Shaka ungkapkan disana. Rasa cinta, bahagia, juga segala hal yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia tidak peduli dengan rasa malu yang mungkin akan datang setelahnya. Shaka hanya ingin mengalah pada hatinya.

Karel yang sempat terkejut pun larut ke dalam momen itu. Ia menutup mata, membalas ciuman itu dengan lembut dan hati-hati. Karel memang belum pernah berciuman seintens ini, tapi naluri seakan menuntun.

Karel berusaha mendominasi dalam ciuman itu. Hingga saat mereka mulai kehabisan napas, pangutan itu terlepas.

"I love you, Karel. Gue juga suka Lo, dari lama."

Karel tahu definisi bahagia itu beragam. Tapi baginya, berdiri disini bersama seseorang yang baru saja mengungkapkan perasaan sama persis seperti miliknya adalah arti bahagia sesungguhnya.

Senyum itu terukir. Karel merentangkan tangan, menyerbu Shaka dengan pelukan kebahagiaan. "Makasih! Gue seneng banget!"

Shaka membalas pelukan itu. Dirinya juga senang, sangat!

Seluruh bayangan buruk soal kisah cintanya sirna seketika. Pada kenyataannya semesta tidak begitu jahat. Buktinya, ia membiarkan Shaka mendapatkan cinta yang selama ini selalu ia khawatirkan.

Meski tidak mudah untuk sampai di titik ini, Shaka tetap merasa beruntung. Tidak ada kata lain selain bahagia yang ia rasakan. Seluruh kesabarannya berbuah manis.

"Makasih juga, Karel. Makasih karena perasaan gue berbalas. Makasih karena gak ngebiarin gue jatuh cinta sendirian."

Rasa hangat menyelimuti diri. Dua insan yang saling jatuh cinta itu tenggelam dalam dunia mereka.

Diantara heningnya malam, diantara angin dingin yang datang tiada henti, juga diantara pantulan cahaya kekuningan dari gemerlap lampu perkotaan, ada dua rasa yang baru saja diungkapkan.

Tempat juga suasana ini menjadi saksi lahirnya sebuah hubungan baru. Momen manis ini, semoga tetap bertahan sampai akhir.

***













Hey yo!! Siapa nih yg nungguin mereka jadian??

Btw, request dari kalian aku buat di chapter ini yaa bubblegummiese 4571_femininesaja

Semoga tidak mengecewakan😖

Udah yaa segitu dulu, yg mau request lainnya juga boleh hehe...

Oke deh

See you!

Best (Boy) FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang