Kesembilan

116 27 0
                                    

Pada saat di Sekolah Dasar ia mendapatkan bully tetapi lebih sering mengarah pada body shaming. Menghina fisik atau menghina karena kemampuan nya kurang dibandingkan dengan anak lain.

Dia tidak marah, justru dengan apa yang mereka katakan walau dalam bentuk penghinaan memang benar jika Yesa seperti itu. Marah pun jika faktanya memang benar begitu dia lebih merenungi perkataan mereka.

Tapi tetap saja perkataan itu mampu membuat batin nya terluka hingga bermasalah yang membuatnya ia seperti ini. Disini Yesa selalu mencari permasalahan nya, dia selalu mencari cara agar teman teman nya dikelas mau bergaul dengan nya.

Tetap saja akhirnya sama, Yesa masih dijauhi dan bertambah dibenci. Dikatakan bahwa ia sok dekat  yang padahal Yesa berusaha mungkin untuk berteman dengan mereka.

Tidak ada yang mau berteman dengan nya, sering dianggap anak setengah gila stau calon calon ODGJ kata mereka. Semakin ia mendekat semakin teman teman nya menjauh dan mengusirnya.

Intinya mereka tidak mau berteman dengan nya sudah itu saja, berusaha keras untuk mengubah diri pun mereka tetap tidak mau berteman atau berurusan dengan nya, Yesa tentu tidak memaksa mereka untuk berteman dengan nya.

Maka dari itu menjadi timbul pertanyaan dari guru guru yang ada di kelas mengapa ia selalu sendirian dan tidak pernah bersama teman. Ia berkata jujur kepada gurunya yang membuat teman teman nya membantah semuanya.

Guru lebih mempercayai mereka dibandingkan dengan Yesa, hatinya sakit setelah ia mendengar bantahan mereka membuatnya semakin pendiam dan menghabiskan waktu nya sendirian di lapangan sekolah.

Sepatunya pernah disembunyikan di tempat yang tidak terduga pada saat ia masih kelas satu hingga kelas dua, topi yang digunakan untuk upacara di lempar ke atas atap kelas oleh teman atau kakak kelas nya. Semua barangnya pernah di sembunyikan atau barang salah satu teman di sembunyikan pada tasnya yang padahal bukan Yesa yang mencurinya.

Sengaja seperti itu agar Yesa menjadi pihak yang tertuduh, padahal bukan Yesa yang melakukan nya. Sepertinya mereka sengaja menuduh Yesa agar ia mendapatkan penghakiman.

Jahat. Kotak pensil satu warna nya pernah hilang sampai ia dimarahi oleh ibunya yang ternyata memang sengaja di sembunyikan oleh teman satu bangkunya.

Pernah pada saat ia menangis  kerah seragamnya di tarik tarik dari belakang yang sampai salah satu anak laki laki membawakan sapu untuk menyentuh wajah Yesa, tahulah bagaimana sehabis orang menangis. Hingus yang dikeluarkan oleh Yesa pun tertempel pada ujung sapu.

Tidak perlu diperjelas, itu menjijikan.

Dia pernah di bully oleh walikelasnya pada saat ia kelas tiga, pernah dibilang belum mandi karena hanya ia tidak menggunakan bedak atau anak nakal bahkan bodoh karena ia tidak bisa mengikuti intruksinya dengan benar.

Yesa pernah kehilangan uang pada saat ia hendak membeli buku, akan ada Bazar di sekolahnya dengan harga yang lumayan murah. Disini Yesa harus terkena musibah lantaran uang yang digunakan untuk membeli buku pun harus hilang.

Bukan hilang karena terjatuh tetapi karena di ambil, catat kesalahan nya ketika ia menyimpan uang di dalam tas. Lebih baik dibawa saja daripada tiba tiba hilang dan mau menuduh entah siapa pelakunya. Bisa menjadi fitnah nanti yang berujung dosa besar.

Maka dari itu Yesa lebih baik menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran kedepan nya untuk berhati hati dalam menyimpan uang.

Pada saat ia kerja kelompok dia pernah dijauhi oleh teman teman nya, diusir usir dan tidak ada satupun teman yang mau menerimanya sebelum pada akhirnya guru walikelas mengalah dan membujuk mereka untuk menerima Yesa.

BULLYING. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang