Kontrol kerumah sakit ditemani dengan Alice disana, sembari menunggu ia duduk mengobrol bersama dengan teman nya untuk mengurangi rasa bosan.
Mengobrol berbagai hal kepada Alice dan sedikit membahas hal yang lucu hingga membuat mereka terkekeh pelan sampai pada akhirnya nomor antrian nya dipanggil hingga ia masuk ke dalam.
Gadis misterius itu duduk sembari menunggu dirinya dirumah sakit, menunggu dirinya berada di dalam ruangan sembari melihat lihat para orang orang disini berlalu lalang.
Yesa menjelaskan tentang kondisinya dan meminta untuk menaikan dosis obat agar efek nya lebih terasa, efek obat yang dikonsumsi sebelumnya di rasa kurang.
Permintaan tentang menaikan dosis obat dari yang seharusnya membuat bingung dan menimbulkan beberapa persyaratan meminta untuk Yesa berpikir kembali. Akan ada efek samping dari obat dengan dosis lebih tinggi dari sebelumnya, efek yang bisa saja berbahaya yang membuat Psikiater itu tidak dapat menyetujuinya begitu saja.
Tapi disisi lain Yesa seberusaha untuk meyakinkan, memang dia tidak bisa terlepas dari obat itu. Terlepas dari obat obatan demi bisa membuat pikiran nya tenang dari segala permasalahan yang didapatkan nya.
Lebih baik begitu daripada tidak sama sekali, lebih baik ia ketergantungan obat daripada ia tidak bisa sembuh sama sekali yang berujung gangguan jiwa.
Memang ia memiliki gangguan pada kejiwaaan nya, dalam depresi dan tak dapat mengontrol kondisinya dengan baik hingga bisa mengamuk kapan saja. Berujung ODGJ yang berakhir berada di jalanan atau di rawat rumah sakit jiwa yang entah kapan bisa sembuh.
Kini setelah ia berkonsultasi dengan Psikiater Yesa sudah mendapatkan obat dengan dosis yang sedikit dinaikan, Alice mendengarnya itupun menbuat ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan merangkul Yesa mengajaknya mengobrol perlahan sembari memberi ia pengertian.
Obat itu jelas pasti ada efek samping dibalik berfungsi dalam penyembuhan atau menekan, efek yang Alice takutkan bisa mempengaruhi kesehatan raga nya akibat obat obatan itu.
Sebelumnya Yesa menjelaskan bahwa obat ini harus ada didalam tasnya dan jangan sampai hilang, akan sangat mengerikan dan takut jika diwaktu yang kurang tepat jika Yesa mengamuk di jam pelajaran pasti akan membuat heboh seisi kelas itu.
Menjadikan nya ia buah bibir di seluruh sekolah itu. Beberapakali yaitu Alice yang pernah menjadi korban dari amukan Yesa yang berujung ia meminta maaf. Meminta maaf berulang kali kepada teman barunya yang tentu Alice memakluminya.
Sepulangnya dari rumah sakit dia ingin mengajak jalan jalan Alice untuk menuju kesebuah taman, sebuah taman berlokasi di tengah pusat kota. Kesepian di taman ini hanya ada beberapa orang saja di hari sibuk bekerja.
Mengobrol banyak hal kepada Alice tentang masa lalunya yang menyedihkan dan dia merupakan tipe orang yang sudah terlanjur nyaman dengan orang terdekat seperti contohnya sekarang ia nyaman dan benar benar dia mengobrol dengan gadis bernama Alice ini.
Mempercayakan ia sebagai teman curhatnya dan mampu menjaga rahasia, Yesa tahu dan pasti Alice akan menjaga rahasianya kalaupun ia akan membocorkan nya kepada seseorang pun tetapi pada siapa. Yang Yesa ketahui Alice seperti sendirian dan tidak memiliki seorang pun teman selain dirinya.
Pernah memergokinya ketika ia duduk sendirian di atas Pohon Mangga tetangganya, dia duduk diatas sembari melamun memikirkan sesuatu dan saat itu Yesa memanggilnya untuk menyuruhnya ia masuk ke dalam rumah.
Tapi sampai saat ini Alice tidak mau memberitahu asal usulnya dengan jelas yang membuat Yesa tahu kalau Alice memang masih tidak percaya dengan nya, hanya ia seorang yang lebih baik tahu daripada harus menjelaskan kepada Yesa tentang latar belakangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/378499718-288-k514621.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING.
Teen Fiction"Kapan gue bisa terbebas dari siksaan selama ini" Kerap kali mendapatkan pembullyan dari teman teman dikelasnya membuat merasa bahwa kondisi mentalnya terganggu. Gadis yang hampir merasakan setengah gila akibat tekanan dan trauma yang berulang kali...