Bab 4

360 246 21
                                    

Saat hendak pergi dari kantin, tiba-tiba terdengar suara Grandy yang berteriak Grandy"mell!!!"  Mella tersentak lalu menoleh, dan dengan tersenyum, ia berjalan ke arah mereka sambil menyeruput milkshakenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat hendak pergi dari kantin, tiba-tiba terdengar suara Grandy yang berteriak Grandy"mell!!!"  Mella tersentak lalu menoleh, dan dengan tersenyum, ia berjalan ke arah mereka sambil menyeruput milkshakenya.

sapa Mella sambil berdiri di depan meja mereka."Heii, Grandy, lagi makan bakso ya?"

"Sendirian aja ke kantin?" Tanya Grandy sambil mengunyah baksonya.

Mella tersenyum sedikit, meskipun masih ada rasa kesepian yang mengganjal di hatinya. "Iya nih, Azkina nggak ikut. lagi malas ke kantin," jawabnya sambil duduk di samping meja mereka.

Grandy mengangkat alis, terlihat sedikit terkejut. "Aduh, kok bisa sih? biasanya kalian selalu barengan."

Grandy, hanya mengangguk dan memberi senyuman tipis. "Mungkin lagi ada urusan, kali ya?" katanya dengan nada santai.

Mella menghela napas pelan, "Gak tau deh, dia tuh kayaknya lagi gak enak badan atau gimana. Gue aja yang ke kantin."

Grandy mengangguk paham. "Oh gitu… yaudah, nanti kalau ketemu, sampaikan salam aja buat Azkina."

Mella mengangguk sambil tersenyum kecil. "Iya, bakal gue sampaikan."

Namun, tak lama setelah itu, ia melihat Arbani datang menghampiri, dengan senyum jahil, Mella langsung menyapanya, "Eh, ada Arbani!"

Arbani balas menyapa dengan senyum tipis, "Hello, Mel."

Mella menyeringai, memanfaatkan kesempatan ini. "Arbani, tadi Azkina nyariin kamu, lho!"

Arbani tampak terkejut
"Iya, tapi dia malah melamun sambil mikirin kamu," goda Mella sambil terkekeh.

Arbani tersipu, menunduk sebentar sambil tersenyum kecil. "Halah, jangan ngarang, Mel."

Grandy tertawa melihat ekspresi Arbani. "Wah, kalau beneran gimana, Ban?"

Mella hanya tertawa puas, menikmati reaksinya.

Arbani menghela napas, berusaha tetap santai. "Udahlah, jangan pada ngadi-ngadi," katanya sambil kembali menyendok baksonya, tapi jelas ada rona samar di wajahnya.

Arbani melirik Mella sekilas. "Dia ngomong apa?"

Mella menggeleng pelan. "Nggak ngomong banyak sih, cuma keliatan kayak lagi kepikiran sesuatu. Gue kira mungkin lo tahu ada apa."

Arbani terdiam sebentar, lalu mengangkat bahu. "Nggak tahu juga. gua terakhir ngobrol sama dia biasa aja."

Grandy menyikut lengannya sambil menyeringai. "Biasa aja, atau lo pura-pura nggak ngeh?"

Grandy tersenyum lebar. "Iya, lo mau ikut makan? gua traktir kok!"

"Wah, makasih deh! tapi gua udah kenyang. tadi kan gue cuma mau beli minum." Mella menolaknya Grandy

Grandy. "Serius? jangan malu malu"

Mella menggeleng cepat. "Serius, Grandy. Gue beneran udah kenyang," katanya sambil mengangkat gelas milkshakenya yang tinggal sedikit.

Grandy mendesah dramatis. "Yakin, nih? Kesempatan langka loh ditraktir gua

Mella tertawa kecil, tetapi kemudian melihat jam dan tersadar. "Wah, udah waktunya masuk kelas. gue duluan ya!"

Grandy mengangguk, "Oh, yaudah. Bye, Mel!"

Bye, Grandy. Bye, Arbani," balas Mella sambil melambaikan tangan sebelum pergi.

Arbani hanya tersenyum kecil, merasa sedikit salah tingkah. "Bye, Mel."

Mella tiba di kelas dengan wajah merengut, masih teringat kejadian tadi pas menuju di kantin.

Mella menghampiri Azkina dan langsung mengeluh, "Kinaa! Gue tadi ditabrak sama anak cowo pas mau ke kantin."

Azkina terlihat khawatir. "Lo gak apa-apa? ada luka gak?"

Mella menggeleng sambil memegang bahunya. "Bahu gue sempet sakit, kaki gue, tapi sekarang udah enggak."

Mella tersenyum kecil, merasa perhatian Azkina mengurangi rasa kesalnya. "Iya-iya, gue bakal lebih hati-hati deh."

Azkina menghela napas lega. "Syukurlah kalau gitu. Lain kali hati-hati ya, Mel."

Mella duduk di samping Azkina sambil masih mengeluhkan kejadian tadi.

tapi cowo itu nyebelin banget," kata Mella sambil menghela napas. "Bukannya minta maaf atau nanya gue kenapa, malah langsung pergi."

"Enggak ada, cuma kaget aja," jawab Mella, lalu tiba-tiba tersenyum iseng. "Tapi orangnya ganteng, loh, Kina."

Azkina tertawa kecil, penasaran. "Anak kelas mana, Mel?"

"Gue  juga gak tau, soalnya belum sempet kenalan," balas Mella sambil mengangkat bahu.

Ohh..." Azkina hanya mengangguk sambil tersenyum

"Nanti pulang naik apa?" tanya Mella, mengalihkan pembicaraan

Azkina menjawab, "Naik bus, Mel."

Mella langsung menawarkan, "Mending bareng gw aja. Kita pulang sama-sama."

Azkina tersenyum, "siap, boleh juga, Mel. Makasih, ya."

Arbani dan Grandy masuk ke dalam kelas dan melihat Azkina dan Mella sedang asyik mengobrol di tempat duduknya. Mereka pun memutuskan untuk menghampirinya.

Arbani menyapa dengan senyum kecil, "Hai, Azkina."

Namun, Azkina hanya diam tanpa membalas, membuat Arbani sedikit canggung.

Mella segera menimpali, "Maaf, Bani, Azkina orangnya emang gitu, agak cuek sama cowo."

Arbani tersenyum tipis, berusaha tidak terlihat kecewa. "Oh, iya, gapapa, Mel.

Lalu Grandy ikut nimbrung, "Lagi ngobrolin apa kalian? Kayaknya seru nih, boleh gabung nggak?"

Arbani mencoba ikut bicara, "Iya, sama gua juga..."

Namun, sebelum dia selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara Shilfa berteriak, "Ada Pak Bima datang!!"

Semua orang di kelas langsung terdiam dan melihat ke arah pintu. pak Bima, guru mereka, baru saja masuk ke dalam kelas dengan langkah tegas dan senyum khasnya. Suasana seketika berubah serius.

Azkina [  Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang