21.Seseorang yang mampu melihat Iki?

6.9K 569 52
                                    

.
.
.

Keesokan harinya.

"Baby lihat sayang mommy punya sesuatu" ucap lembut Laura sambil membawa sebuah kotak berukuran sedang pada Edza yang kini berada di gendongan mbok Narti,

saat bangun pagi tadi Edza langsung menangis kencang saat mendapati dirinya tidur bersama kedua orang tuanya karena si empu tadi malam tidur dengan mbok Narti karena saat setelah bermain bersama kedua orang tuanya Edza kembali lengket pada mbok Narti dan meminta untuk pergi ke kamar nya dan mbok untuk tidur.

Dan di tengah malam mbok memutuskan untuk menyuruh Wiliam membawa Edza untuk tidur sama mereka.

Wiliam menelfon tangan kanannya untuk membelikan mainan dan kebutuhan kebutuhan si kecil untuk di mansion. Dan separuh di antarkan ke rumah mbok tentu untuk membujuk si bungsu untuk mau di ajak pulang bersama mereka. Karena ia sudah bisa menebak bahwa bungsunya itu pasti akan menolak untuk pulang di tambah mbok juga tak ikut bersama mereka nanti.

Laura berjalan berhenti di depan sang anak yang hanya menatapnya polos jangan lupakan plaster penurun panas yang berada di kening si bungsu karena memang tadi malam Edza terserang demam mungkin karena bermain hujan di tambah keseringan menangis.

"Tuh liat mommy bawa mainan buat Edza, Edza mau ngga?" Tanya mbok.

"Au..." Cicit Edza sambil memandang binar mainan yang berada di tangan sang mommy meski sayu.

Laura tersenyum lembut, lalu menaruh mainannya di atas karpet, "ayo bermain lagi sayang kita nanti akan buka semua mainannya Daddy sedang mengambil di luar, mau hmm" lembut Laura. Edza diam mendongak menatap mbok Narti.

Mbok tersenyum lalu mengangguk, lalu memberikan tubuh hangat si kecil pada dekapan ibu kandungnya. Laura tersenyum bahagia lalu duduk dengan Edza di pangkuannya nya. Lalu segara membuka mainannya yang ia bawa.

"Baby tau tidak cara mainnya seperti apa hmm?" Tanya Laura menunjuk mobil mainan remote dengan ukuran sedang di sana.

Edza berbinar namun mendengar penuturan sang mommy membuatnya menggeleng spontan karena tak tau cara bermain nya.

Laura terkekeh"Kalau begitu coba mana tangan baby" lembut Laura meraih kedua tangan si kecil memberikan remot mobilnya mulai mengajari Edza perlahan.

Tak lama dari itu Wiliam masuk dan melihat interaksi putra bungsu dan sang istri nya yang tengah bermain sambil sesekali tertawa kecil karena Edza yang masih belum mahir mengontrol mobil remot nya.

"Seru sekali sepertinya hmm" ucap Wiliam memindahkan tubuh mungil Edza ke pangkuannya. Edza mendongak menatap wajah sang Daddy polos.

Cup

"Lihat Daddy punya banyak mainan untuk Edza mau main sekarang hmm" tanya Wiliam lembut sambil mengelus Surai Edza yang kini menunduk berbinar melihat banyaknya mainan di depannya. Ntah kapan mainan mainan itu datang.

"Terimakasih Dito kau bisa pergi dan tunggu di luar" ucap Laura pada tangan kanan sang suami Dito yang sudah membawakan mainan mainan milik Edza.

"Sama sama nyonya kalau begitu saya pamit" ucap Dito sopan dan berlalu dari sana.

"Baiklah coba baby pilih ingin yang mana hmm" lembut Wiliam. Edza sedikit menimang lalu merangkak meraih kotak paling ujung, berdiri sedikit berlari ke arah sang Daddy dan menunjukan apa yang ia pilih.

Membuat Laura dan Wiliam terkekeh gemas, Wiliam mengangkat tubuh gempal itu ke pangkuannya. "Baby ingin bermain  puzzel hmm" tanya Wiliam Edza langsung mengangguk mengiyakan.

Cup

"Baiklah ayo kita pasang bersama hmmm" ucap Laura membuka kotak kardus itu lalu mereka mulai memasangnya bersama sama di temani celotehan Laura dan Wiliam yang mengajak Edza berbicara tapi sang empu hanya menjawab dengan gelengan dan anggukan saja.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang