.
.
.Matahari sudah menggantikan sang bulan untuk menyinari sebagian belahan bumi, cahayanya begitu menyilaukan tapi tak mengusik tidur nyenyak sebongkah bocah mungil yang masih nyenyak tertidur dengan tubuh mungil nya yang masih di lilit kain. Itu baby Edza.
Laura yang baru saja keluar dari walk in closet nya langsung menghampiri sang anak yang masih tertidur nyenyak mendudukan dirinya di tepi kasur membuka perlahan bedongan yang melilit tubuh mungil itu.
Dan saat bedongan itu terlepas baby Edza langsung menggeliat seakan terbebas dan semakin lelap tertidur membuat Laura yang melihat nya terkekeh gemas mengecup kening sang bungsu sekilas lalu mengelus kedua pipi Edza yang masih sedikit lebam di sana karena ulah Leon.
"Baby wake up" lembut Laura sambil membawa tubuh mungil itu ke gendongan koalanya membawanya ke balkon kamar untuk berjemur di matahari pagi.
"Eunghh hiks hiks mboo za tuk hiks" Edza menggeliat sambil terisak menyembunyikan wajahnya karena silau.
"Sssttt sayang ini mommy nak baby harus bangun hmm baby harus mam" lembut Laura lalu berjalan ke arah kamar mandi.lalu membasuh wajah mungil putranya perlahan.
"Ugh Ngin my no hiks hiks"
Deg
Laura tersenyum cerah mengelap lembut wajah putranya setelahnya ia memeluk sayang tubuh mungil itu mencium nya bertubi-tubi membuat baby Edza terkikik karena kegelian. "Coba katakan lagi sayang" ucap Laura sedangkan Edza menggeleng ribut langsung menyembunyikan wajahnya di dada sang mommy. Membuat Laura tertawa kecil karena tingkah menggemaskan putra bungsunya.
"Baiklah baiklah ayo kita turun hmm baby harus mamam setelah itu kita akan pergi ke suatu tempat setelah baby makan dan mandi" celoteh Laura sambil berjalan keluar kamar dan memasuki lift dengan baby Edza di gendongan koalanya sambil memainkan telinga sang mommy dan kaki mungil terbalut kaos kaki nya yang ia gerakan ke depan dan belalang yang bergelantungan di gendongan sang mommy.
Ting
Tap
Tap
Tap
"Selamat pagi" sapa Laura pada anggota keluarganya yang sudah ada di meja makan.
"Pagi" serempak mereka.
"Ayo sayang sapa yang lain hmm...selamat pagi coba katakan seperti itu" lembut Wiliam setelah mengambil alih tubuh mungil Edza ke pangkuannya.
"Ugh Agi c-cemuana" Cicit baby Edza sambil menggerakkan satu tangan gempalnya melambai lalu segera berbalik dan segera menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang Daddy karena malu membuat mereka yang berada di meja makan tertawa gemas.
"Sekarang ayo mulai makan" ucap Louis mengintruksikan kepada semuanya. Mereka memulai makan dengan hikmat dan sesekali menimpali ucapan Laura yang tengah membujuk bungsunya untuk makan.
"Ayo sayang mam lagi" bujuk Laura sambil mendekatkan sendok ke mulut mungil bungsunya.
Edza menggeleng ribut sambil menutup mulutnya lalu menunjuk kursi pojok yang kosong di sebelah Leon mereka menyerngit heran.
"Kenapa hmm ada apa di sana baby?" Tanya Wiliam lembut.
"Ada Iki yah?" Tanya Al memastikan.
Edza mengangguk lalu menyentuh tangan sang mommy mengarahkan sendok berisi bubur itu ke arah kursi kosong itu lalu "ab-an Ki mam my... M-mamam"
Srek
"Anjing!" Reflek Leon langsung berdiri berlari ke kursi sang opa begitupun keluarga Miland yang nampak terkejut ah dan jangan lupakan para bodyguard dan maid yang berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Edzario✓
Acakmenceritakan kisah seorang bocah mungil yang di buang oleh kedua orang tuanya akibat tuduhan mencelakai saudara kandungnya sendiri. ia yang di cap sebagai anak haram padahal kenyataanya tidak dan saat di mana semua bukti terkait bocah mungil itu sal...