Prolog

936 49 8
                                    

📼

DORR

DORR

DORR

Suara tembakan itu cukup kencang memecah keheningan malam di area hutan. Seorang pria yang menjadi pelaku penembakan itu sibuk mengorak arik isi tubuh rusa yang dia tembak sebelumnya. Mata tajamnya fokus mencari sesuatu di dalam sana. Membedah satu persatu bagian dalam tubuh hewan itu.

Sampai ketika tangannya merogoh isi perut si rusa, senyumnya merekah. Tangannya mengeluarkan sebuah kalung rantai dengan bandul berbentuk bulat yang berkilauan. Di dalam bandul tersebut, ada sebuah rekaman suara yang dia incar untuk di jadikan petunjuk penangkapan.

"Misi bulan ini sangat merepotkan. Gue minta cuti dua bulan dah habis ini," keluh Dean.

Pria itu segera menaiki mobilnya setelah menghubungi beberapa orang untuk membereskan 8 ekor bangkai rusa yang sudah tergeletak dengan kondisi tubuh hancur. Dean bisa membereskan sendiri sebenarnya, tapi panggilan dari ayahnya membuatnya terpaksa meminta bantuan.

Pekerjaannya sebagai agen rahasia jelas tidak di ketahui oleh siapapun selain kelima temannya. Dean mengambil pekerjaan sebagai pelukis untuk menutupi pekerjaan aslinya dari publik dan keluarganya. Bahkan penampilannya di buat layaknya seorang pelukis. Rambut sedikit gondrong dengan penampilan acak-acakan.

"Gue minta cuti dua bulan. Lo udah janji mau ngasih cuti panjang, jangan ingkar," ucap Dean seraya memberikan kalung tersebut kepada Gyora.

Teman sekaligus rekan Dean itu tersenyum. "Iya iyaa. Jadiin tiga bulan aja sekalian soalnya gue ada urusan di jepang," sahutnya.

"Emang si tua gak ngamuk kita cuti lama-lama?"

"Aman! Gue udah ngomong dan kebetulan banget pelantikan agen baru udah selesai. Jadi ada yang gantiin pekerjaan kita sementara," jelas Gyora.

Dean mengangguk. Pria itu beranjak masuk ke dalam bilik toilet untuk membersihkan diri. Setelah memastikan aroma amis tidak tercium dan tidak ada noda darah di kulitnya, pria itu keluar. Pakaian yang dia kenakan sebelumya, Dean berikan kepada Gyora.

"Biar gue yang setor ke atasan, mana botol obat yang lo ambil?" ujar Dean mengulurkan tangannya ke arah Gyora.

"Gak perlu. Atasan lagi rapat, biar ini nanti gue setor ke Liam buat di kasih ke bokap dia," sahut Gyora.

Tidak ingin ambil pusing, Dean mengangguk mengiyakan. Ponselnya sedari tadi berdering tiada henti membuat Dean tidak bisa tenang. Tampaknya ada sesuatu yang ingin sekali ayahnya katakan kepadanya hingga mengirim spam panggilan sampai puluhan.

Dean tau sesuatu yang akan di katakan kepadanya nanti. Pastinya tidak jauh dari topik perjodohan.

📼

Helaan nafas gusar terdengar. Damian menatap putra semata wayang sekaligus anak bungsunya yang sedang menahan kesal atas ucapannya. Sementara Sia sudah bangkit dari duduknya bersiap menahan tubuh Dean yang sudah berdiri di hadapan sang ayah dengan tatapan tajamnya.

"Berulang kali saya katakan kalau saya lebih nyaman dengan pekerjaan sebagai pelukis. Kenapa masih memaksa? Masih ada kak Ella bukan? Walaupun dia mau tunangan sama Hanson, kak Ella masih bisa pegang perusahaan. Dia suka hal kayak begitu, jadi kasih aja perusahaannya ke kak Ella! Jangan saya! Anda tidak bisa seenaknya menyuruh saya dengan dalih saya adalah satu-satunya putra anda. Perempuan juga bisa memegang perusahaan, bahkan bisa lebih mahir dari yang anda kira," ucap Dean menggebu-gebu.

Dari kecil, Dean tidak pernah memanggil Damian dengan panggilan ayah seperti anak-anak yang lain pada umumnya. Lelaki itu tidak suka di kekang dan di atur tanpa di minta persetujuan lebih dulu dan Damian selalu melakukan itu membuatnya kesal bukan main. Mungkin kedua kakaknya bisa menerima tindakan pilih kasih sang ayah, tapi Dean tidak.

Ella, si sulung sangat menginginkan perusahaan keluarga yang di pegang sang ayah. Bahkan dia sudah banyak mempelajari hal tentang bisnis dan dunia industri. Tapi keputusan ayahnya malam ini benar-benar membuat Dean kepalang emosi. Damian jelas sekali meremehkan usaha putri sulungnya. Kalau saja Ella mendengar ini, gadis itu mungkin akan menangis karena merasa perjuangannya tidak di hargai.

Dean menepis pelan tangan Sia yang menahan bahunya. Kemudian beranjak ke samping kursi kerja Damian. "Anda sendiri mengatakan kalau kita harus patuh pada tradisi keluarga. Dalam aturan mengenai perusahaan, yang wajib mengambil alih atau menggantikan posisi sebagai pemegang perusahaan harus anak sulung. Tidak ada keterangan gender di sana, yang penting sulung! Apa anda tidak mengingatnya?" tuduh Dean sebal.

Senyum sinis terbit di bibir Damian. Tidak terkejut akan pemberontakan yang putranya lakukan karena Dean memang selalu memberontak ketika bersamanya. "Papa tau kamu akan merespon seperti ini. Jadi, pikirkan lagi perkataanmu setelah ini," ucapnya.

Decakan sebal kembali terdengar. Dean menatap Damian yang tengah mengeluarkan sebuah map dari laci. Ketika di buka, ternyata itu adalah surat perjanjian. Ada satu kata yang Dean tebak menjadi inti dari isi surat tersebut.

Perjodohan.

"Sekarang, pilihlah! Memegang perusahaan atau di jodohkan. Kamu harus memilih salah satu atau keluar dari keluarga Leonard."

Tawa Dean pecah. "Saya akan memilih keluar dari keluarga pemaksa seperti ini. Lagipula, anda tidak mungkin membiarkan saya pergi begitu saja," sahutnya sebelum keluar dari ruangan.

Perasaan kesal menyelimuti Dean begitu sampai di kamarnya. Tubuhnya di rebahkan di atas kasur dengan mata terpejam menahan nyeri di kepalanya. Bukan sekali dua kali dia mendapat ancaman seperti ini dari ayahnya.

Akan tetapi, sang kakek tetap ingin mempertahankan Dean. Kalau bukan karena rayuan dari Sia, sudah di pastikan Dean tinggal bersama kakeknya sekarang. Entah dosa apa yang Dean lakukan di masa lalu sampai membuatnya terlahir dalam keluarga serumit ini.

"Lambat lain pasti gue bakal di jodohin secara paksa. Apa gue cari cewek dari sekarang aja? Biar nanti langsung gue ajak tunangan atau kalau bisa langsung nikah," monolog Dean.

Dia teringat dengan Gyora yang memilih menikah demi misinya dan menghindari perjodohan dari orang tuanya. Tampaknya Dean perlu melakukan usul dari temannya itu. Tapi, dimana dia bisa menemukan perempuan yang sesuai dengan seleranya.

📼

Spin off dari cerita "Married?!" versi Dean.

Kalau suka, tambah di perpus, komen dan vote jangan lupa...

Tolong diingatkan kalau ada kesalahan di beberapa bagian!

Terima kasih atas waktunya...

Sampai jumpa lagi~

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang