Drunk

265 55 28
                                    

📼

Botol kosong tergeletak di lantai. Aroma alkohol begitu menyengat memasuki indra penciuman. Wajah wanita itu sudah memerah dengan mata sayu. Kesadarannya mulai di bawah pengaruh alkohol usai menghabiskan tiga botol.

"Sialan!"

Umpatan pelan itu terdengar. Shella kembali meminum botol keempatnya. Sepulang dari mengantar Yolanda tadi, wanita itu membeli banyak botol bir. Kepala pelayan yang khawatir dengan kesehatan Shella pun menegur wanita itu untuk tidak minum terlalu banyak.

Namun, Shella malah memulangkan semua pekerja dan mengacuhkan teguran kepala pelayan. Wanita itu ingin sendirian di rumah tanpa ada penghuni lain di dalamnya.

"Kenapa anak itu terus berkeliaran di pikiran gue?!" gerutu Shella seraya memukulkan kepalanya ke meja ruang tengah.

"KENAPA?! PERGI LO DARI OTAK GUE BRENGSEK!!!"

Dua orang penjaga yang di perintah Reza untuk memeriksa keadaan sang putri pun panik melihat aksi yang di lakukan Shella dari jendela. Kepala pelayan tadi mengatakan untuk tidak mengganggu nona mereka selagi tidak melakukan hal berbahaya.

Tapi di dalam sana, Shella sudah berulang kali memukul wajahnya hingga sudut mulutnya sedikit sobek mengeluarkan darah. Kalau tidak segera di tahan, nyawa mereka yang akan melayang begitu Reza mengetahui kondisi putri kesayangannya yang terluka.

"ALDEAN SIALAN! PERGI LO DARI HIDUP GUE! PERGI! PER-"

Dugh

Pekikan Shella terhenti begitu dia merasakan sebuah tangan menahan pergerakannya. Pandangannya yang sedikit memburam membuat Shella tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang berada di depannya. Air mata yang mengenang di pelupuk mata membuat pandangannya semakin buram.

Tubuhnya yang lemah itu di tarik ke dalam pelukan hangat. Detik itu juga, Shella dapat mencium aroma blueberry mint di tubuh orang itu. Aroma yang begitu familiar membuat Shella mendongak menatap orang yang tengah mendekap nya.

"Apa efek alkohol bisa buat orang berhalusinasi?" gumam Shella lirih.

Tidak ada jawaban. Orang itu hanya membalas tatapan Shella tanpa mengeluarkan suara membuat wanita itu yakin kalau dia sedang berhalusinasi. Tawa sinis meluncur keluar dari mulutnya.

"Sial, gue udah bilang pergi dari otak gue brengsek! Kenapa lo malah muncul di hadapan gue?! Kenapa gue malah bayangin lo sekarang, sialan!"

Dean, orang yang masih mendekap tubuh Shella itu menggeleng pelan. Matanya terpejam merasakan tangan dingin Shella yang mulai menyentuh rahangnya. Kemudian secara perlahan, tangannya menjauhkan tangan dingin itu dari wajahnya.

"Kamu tidak berhalusinasi, ini memang aku. Si brengsek Aldean," sahut Dean lirih.

Tawa Shella menggelegar memenuhi keheningan di ruang tengah. "Udah gue duga, lo cuma obsesi sama tubuh gue. Lo langgar perjanjian minggu lalu buat gak nyentuh gue, Aldean," lirih nya dengan nada remeh.

Rahang Dean mengeras. Ucapan kakaknya terlintas di benaknya. Dia harus bisa mengendalikan emosi atau hubungan mereka menjadi rumit.

"Aku tidak menyentuhmu, ada selimut yang membungkus tubuhmu dan itu tidak masuk dalam kategori kita saling bersentuhan karena ada pembatas di antara kita. Sama seperti guling dan boneka kelinci yang kamu jadikan pembatas malam itu," sahut Dean berusaha menekan dalam emosinya.

Shella menundukkan pandangannya. Melihat ternyata memang ada selimut yang membalut tubuhnya dan tangan Dean melingkar menahan selimut itu untuk tetap melekat di tubuh Shella. Pria itu tersenyum kecil melihat wanita yang tampak linglung itu.

"Sebaliknya, kamu yang melanggar peraturannya nona. Menyentuh wajahku dengan tangan tanpa adanya pembatas. Itu artinya kamu terobsesi dengan tubuhku," balas Dean membalikkan ucapan Shella.

Kembali memandang Dean, Shella tersenyum. "Gue akui, lo benar."

Cup

Shella langsung meraup bibir Dean. Seharusnya Dean tidak terkejut karena kebiasaan Shella ketika mabuk memang mencium orang. Tapi ciumannya yang menuntut membuat Dean sedikit kewalahan.

"Emmhhh" lenguhan Dean terdengar begitu Shella memaksakan lidahnya masuk dan mengabsen rongga mulutnya.

Shella mabuk memang tidak baik bagi kesehatan jantung. Wanita itu begitu liat ketika mabuk. Dean masih sadar untuk tidak melakukan hal lebih. Jika biasanya dia akan membalas perbuatan Shella dan mengimbangi permainan wanita itu, kali ini dia akan memilih menahannya.

Pria itu yakin Shella akan marah ketika sudah sadar nanti kalau Dean mengikuti permainannya malam ini. Merasa tidak ada balasan dari orang di depannya, Shella melepaskan tautan bibir mereka.

"Kenapa tidak membalas ciumannya?" tanya Shella dengan nada tidak suka.

Dean menggeram begitu tangan Shella mulai meraba tubuhnya dengan liar. Tidak ingin hilang kendali, Dean segera merapatkan selimut yang membalut tubuh Shella. Lalu membawanya ke kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Kemudian meninggalkan wanita itu untuk mencari kepala pelayan yang katanya sudah berada di depan. Benar saja, di depan gerbang sudah ada kepala pelayan tengah berbincang dengan penjaga.

"Kenapa keluar, den? Non Shella nya gak di temenin dulu?" tanya Rani, kepala pelayan heran.

Dean menggeleng pelan. "Tolong jaga kak Shella dulu, ya bu! Sama jangan bilang saya kesini tadi, bilang aja kalau ibu yang nuntun kak Shella ke kamar kalau dia tanya," pintanya.

"Memangnya mau kemana, den? Masih berantem ya?"

Rani memang tahu kalau hubungan Shella dan Dean sedang tidak baik-baik saja karena Shella selalu menceritakan keluh kesahnya. Dean kembali menggeleng sebagai jawaban.

"Udah baikan kok, bu. Cuma aku gak bilang dulu ke kak Shella kalau aku kesini, takutnya dia marah karena aku gak ngabarin kalau mau dateng," alibi Dean berharap Rani percaya akan ucapannya.

Melihat tatapan yang menyiratkan sorot memohon itu membuat Rani mengangguk. "Tapi besok pagi harus kesini lho, ibu masih gak percaya kalau kalian udah baikan," ucapnya.

"Iya, aku janji kesini besok pagi. Subuh udah dateng! Aku pulang dulu ya, bu!"

Rani tersenyum. Tangannya bergerak mengusap surai Dean gemas dengan tingkah pria itu. "Ibu pegang omongan kamu. Udah sana pulang, Hati-hati ya!" pesannya.

📼

Jangan lupa vote dan komennya yaw...

Tolong diingatkan kalau ada kesalahan di beberapa bagian!

Terima kasih atas waktunya...

Stay health!

Sampai jumpa lagi~

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang