Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Amanda menatap kedua sahabat itu dengan lembut, memastikan mereka tahu betapa pentingnya waktu bersama keluarga. Setelah meneguk minumannya, dia melanjutkan, "Kalian berdua harus selalu ingat, ya, makan bersama itu bisa jadi waktu yang berharga. Jangan sampai kelamaan lupa."
Azkina dan Mella saling berpandangan, lalu tersenyum.
Azkina: "Iya, Bun, kita janji kok. Nggak bakal lupa makan."
Mella: "Makasih, Tante. Kalau nggak ada makanannya, pasti kita malah kelaperan, deh!"
Amanda tertawa kecil, merasa senang melihat kedekatan antara mereka. "Sama-sama, Nak. Senang deh bisa lihat kalian makan bareng."
Namun tiba-tiba, terdengar suara meongan dari bawah meja. Mella langsung tersentak, melihat seekor kucing muncul di dekat kakinya.
Mella: "MAMA! Ada kucing!" Teriaknya panik, sambil berusaha menjauh.
Akhirnya, sambil menahan tawa, Azkina mengangkat kucing itu perlahan dan membawanya menjauh. Sementara itu, Mella hanya bisa menghela napas lega, meski pipinya sedikit merah karena malu.
Mella yang merasa cemas melihat ketegangan antara Azkina dan ibunya, berusaha mengalihkan perhatian dengan cepat. "Kin, ambil kucingnya!" serunya, berharap itu bisa membantu meredakan suasana.
Azkina, yang masih merasa sedikit bingung, bertanya, "Dimana kucingnya?"
Mella menunjuk ke bawah meja dengan cepat. "Dikaki gue, kucingnya. di kolong meja!" ucapnya, mencoba mengarahkan perhatian Azkina ke tempat kucing yang bersembunyi.
Azkina segera merunduk dan mengamati sekitar kaki meja, lalu melihat kucing kecil yang mengintip.
Azkina segera merunduk dengan hati-hati, mengintip di bawah meja, dan melihat kucing kecil yang sedang mengintip. "Pus pus pus," Azkina memanggil kucing peliharaannya dengan lembut, berusaha menarik perhatian si kucing.
Azkina, yang merasa suasana sudah sedikit lebih tenang, mengangkat kucing kecilnya dengan lembut dan berkata, "Molly, ke kandang dulu yaa!" sambil berjalan menuju kandang kucing.
Molly, yang merasa aman dalam pelukan Azkina, mengeluarkan suara lembut, "Meow," sebagai tanda ia merasa nyaman. Azkina tersenyum mendengarnya, lalu dengan hati-hati memasukkan Molly ke dalam kandangnya.
Molly, yang sudah terbiasa dengan panggilan Azkina, tampak tenang saat diletakkan di kandangnya. Azkina menutup pintu kandang dengan hati-hati dan kembali ke ruangan.
perlahan-lahan, memastikan Molly tidak terganggu. "Selamat tidur, selamat istirahat Molly," bisik Azkina, memberikan Molly sebuah pujian lembut sebelum meninggalkan kandang, Azkina tersenyum, merasa lega bahwa Molly sudah merasa nyaman dan aman di kandangnya, dengan hati yang tenang.
Setelah kucing itu dibawa pergi, suasana di meja makan kembali tenang. Mella menyandarkan diri pada kursi, Azkina duduk kembali dengan senyum yang lebar, berusaha
Azkina kembali ke ruangan, dan Mella memandangnya dengan mata yang penasaran. "Gimana, kucing lo siapa namanya? sudah kandang?" tanya Mella dengan nada yang lembut.
Azkina mengangguk, masih tersenyum. "Iya, namanya molly, dia sudah tenang, gue rasa dia sudah merasa nyaman di kandangnya."
Mella dengan rasa penasaran. "Molly, ya? nama yang lucu,lo sayang banget sama Molly, ya?"
" Iyalah gue sayang banget sama sih molly, dari molly kecil, gue di rawat, gue kasih makan dan lainnya " kata azkina
"pantesan kucing lo gembrot begitu, di kasih makan terus kaya Samson hahaha " Mella sambil tertawa
Azkina tertawa,"Iya, gue kasih makan terus, tapi Molly juga lucu banget, dia suka main dan menggigit-gigit, gue rasa Molly lebih seperti anak gue sendiri, parah ngatain kucing gue kaya Samson. "