Sudah beberapa bulan keduanya menjalin hubungan intens antara dua orang yang jatuh cinta, bukan tentang cinta antara adik dan kakak atau saudara. Bukan, keduanya menjalin cinta sebagai sepasang kekasih. Naruto yang selalu memberi sentuhan-sentuhan kecil ketika tidak ada yang memperhatikan. Dan Sasuke yang mulai terbiasa dengan segala sentuhannya.
Seperti sekarang ini, Naruto sudah masuk ke kamar Sasuke pukul sebelas malam dan akan keluar dari kamar pukul enam kurang lebih sebelum ibunya naik untuk mengetuk setiap kamar anaknya.
"Niichan.."
"Hm?"
Keduanya kini berada di atas ranjang Sasuke, kepala anak itu berada di dada bidang Naruto dan tangan Naruto yang mengelus kepalanya.
"Aku terkadang hanya takut. "
"Jika masa itu tiba, apa kau akan tetap mempertahankanku?"
Naruto terlihat mengerutkan dahinya, mempertahankan apa maksudnya.
"Jika ayah tahu, bukan berarti kita akan tetap bersama kan?"
"Ayah adalah seorang yang gila terhadap hormat dan juga toleransi atas nama baik keluarga kita."
Naruto tahu itu, ia jelas tahu bagaimana ayahnya, ia memikirkan kemungkinan yang terjadi. Namun selagi semuanya baik-baik saja Naruto yakin keduanya akan aman. Ia yakin akan menjaga Sasuke setiap waktu dan ia yakin rasa cintanya akan membawa kedalam kebahagiaan yang ia nantikan.
"Aku tahu."
"Tapi aku sangat mencintaimu, maaf aku membawamu kedalam situasi seperti ini. Sasuke."
Sasuke mengusap dada sang kakak, Naruto mendekap erat tubuh kecil Sasuke. Ia menciumi pucuk kepala sang adik dengan lembut. Ya, nanti ia akan memikirkan lagi semuanya untuk sekarang ia hanya ingin menikmati momen kebahagiaannya dengan Sasuke.
"Maafkan aku juga."
Keduanya saling mendekap, mereka harus tidur untuk bangun pagi dan beraktivitas seperti biasa. Naruto mengusap kepala Sasuke. Ia menatap langit-langit kamar Sasuke..
Ia jadi teringat ucapan Sai.
"Apa sebaiknya aku cari tahu dari sekarang, siapa aku sebenarnya?"
Ia membayangkan bagaimana jika kelakuannya malah menyebabkan ayah ibunya menderita. Bagaimana jika karena nya keharmonisan keluarganya akan sirna. Mau bagaimanapun Naruto haruslah tetap sadar diri jika Ayah Ibunya lah yang membesarkan dan merawat dia hingga sampai hari ini.
Pikirannya terus menyelam bersamaan malam yang semakin gelap, angin yang semakin dingin.
Sampai pagi menjelang dan keduanya sudah bangun, kini mereka sudah duduk di kursi ruang makan untuk sarapan bersama. Hari ini Fugaku bilang jika ia akan menjemput adiknya yaitu berarti paman mereka yang baru saja datang dari Amerika.
"Paman akan kesini?" Tanya Sasuke.
Ia menyuap makanannya lalu mengunyah, Itachi tersenyum lalu mengusak rambut adik kesayangannya.
"Dia kebetulan ada pekerjaan di Jepang, sebetulnya bukan dia tapi kekasihnya."
Fugaku membalik koran miliknya sambil menyesap kopi paginya, ia fokus dengan berita pagi ini jika dunia perbisnisan sedang dalam suasana yang baik, bisnis Uchiha juga semakin melesat sebentar lagi ia bisa bersanding dengan si nomor satu yang sampai sekarang tidak di ketahui asal usulnya.
"Itachi. Ayah selalu percaya perusahaan bergerak ketika kau datang. Jadi mari kita bersanding dengan si nomor satu itu kita harus bisa bekerja sama dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN ( NaruSasu)
FanfictionNaruto dan semua Karakter milik Masashi Kishimoto murni karangan, di karang tidak sama dengan Animenya. Bagaimana jika kamu. Jatuh cinta? Bukan soal jatuh cinta nya yang salah. Namun, bagaimana jika kamu begitu mencintai adikmu bukan dalam lingkara...